Part 17

500 8 0
                                    

"Sssshhh.. Jangan bersuara sweetheart.. ssshhh," bisik Alexandrove sambil melanjutkan kegiatannya.

Mata Valerya sontak melebar mendengar itu. 

What in the hell is wrong with this guy??!

Valerya mendengus kesal.

"Mmmmhhhh..mmmhhhhh"

"Sshhh baby.."

Valerya mendelik kesal. Andaikan membunuh orang tidak dosa dan merupakan hal yang legal sudah di pastikan pria di hadapannya ini sudah musnah dari hadapannya dan dari muka bumi ini mulai detik ini juga!

"Mmmhh-mmmhhhmm," protes Valerya sekali lagi, mencoba peruntungannya. Siapa tahu usahanya kali ini membuahkan hasil.

Tapi harapan hanyalah harapan, karena Alexandrove tidak menunjukkan tanda-tanda akan membebaskan dirinya.

Valerya mendengus. Kesal karena perlawanannya di abaikan sepenuhnya oleh Alexandrove. Tatapan tajam miliknya pun juga di acuhkan begitu saja oleh Alexandrove.

Tiba-tiba sebuah ide brilliant muncul di otak cantik miliknya!

What a good idea you have, Valerya! I can't wait to make it happen! HAHAHAA, batin Valerya senang akan ide brilliant nya.

It's time for show baby! Batin Valerya menyeringai.

Tiba-tiba Valerya berhenti memberontak. Melihat hal itu, Alexandrove menyunggingkan senyum kemenangan. Berpikir Valerya sudah kelelahan dan memutuskan untuk menyerah.

Tetapi seharusnya Alexandrove tidak menganggap remeh lawan mainnya, karena hal yang selanjutnya terjadi membuat Alexandrove menjerit kesakitan.

"AARRGHHH!"

Tangan Alexandrove yang sedari tadi membekap mulut Valerya terlepas begitu saja. Alexandrove sontak mengelus bagian terpenting di tubuhnya dan sekali-sekali mendesis menahan rasa ngilu yang menjalari tubuhnya. 

Menatap tajam wajah cantik Valerya yang sedang menyeringai sadis terhadap dirinya. Teman masa kecilnya yang imut itu lah penyebab sekaligus merupakan dalang dari rasa sakit yang di alami nya.

Berbagai nama hewan di kebun binatang di sebutkan satu per satu dan berbagai umpatan dalam berbagai bahasa juga di ucapkan oleh Alexandrove.

Smart? Hell yaa!! That's Valerya Anggyca Maxwell you're messing up with bro! Don't you ever dare to mess with ME again! Batin Valerya.

Valerya menyeringai puas dan bangga akan pencapaian rencananya yang berhasil. Dirinya puas sekali ketika melihat raut kesakitan yang terpampang jelas di wajah Alexandrove.

Kaki Alexandrove sudah tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Saat itu juga Alexandrove tumbang dengan posisi kaki bersimpuh dengan kedua tangan terkepal menahan kesal sekaligus rasa sakit di area kebanggaan semua kaum adam.

Melihat Alexandrove yang bersimpuh tidak berdaya sontak membuat Valerya di liputi rasa bersalah yang teramat sangat.

Perasaan apa ini? Mengapa aku merasa bersalah sekaligus sedih melihat ia tidak berdaya? Batin Valerya sembari menekan dadanya. 

Tapi Valerya segera menepis rasa aneh yang menghampirinya itu dan terus menyakinkan dirinya sendiri bahwa seorang Alexandrove Zachary Wesley pantas mendapatkan perlakuan seperti itu darinya dan bahkan kalau bisa lebih dari itu!

Valerya melirik sekali lagi ke Alexandrove dan rasa aneh itu kembali lagi. Rasa sesak dan tidak nyaman yang memenuhi dirinya.

Rasa sesak apa ini? Mengapa aku selalu merasa bersalah atas segala perlakuanku kepadanya? Padahal dia pantas menerimanya! Rasa ini sama persis dengan waktu itu.. ketika aku mengatakan aku tidak mengenalnya sama sekali dan wajahnya menunjukkan rasa kecewa yang teramat sangat.. Really! what's wrong with me!! Batin Valerya gelisah, berusaha membuang perasaan aneh yang menghinggapi dirinya.

Ketika Valerya sibuk dengan pergumulan batinnya itu, lain halnya dengan Alexandrove. Pria itu mencoba bangkit berdiri, melawan rasa ngilu yang hanya di mengerti oleh kaum adam. Alexandrove mengepalkan tangannya, menahan rasa ngilu itu untuk bangkit dari posisinya yang...

Oh well, menyedihkan...

Mau di taruh dimana martabatnya sebagai seorang pria?!

Damn it! It hurts as hell! Batin Alexandrove meringis.

Sebelum Alexandrove berhasil bergerak dari posisinya, tiba-tiba terdengar suara derap kaki. Dari suaranya, Alexandrove menebak  lebih dari 1 orang sedang melangkah menuju kamar Valerya.

DRAP...DRAP...DRAP...

DRAP...DRAP...DRAP...

DRAP...DRAP...DRAP...

Langkah kaki mereka semakin terdengar jelas, membuat Alexandrove semakin menerka-nerka.

Di rumah ini sekarang hanya ada aku dan Valerya, minus semua pelayan di rumah ini. Dan kedua orang tua mereka sekaligus kakak kembar Valerya yang menyebalkan itu juga sedang pergi... Jadi siapakah mereka...? Wait, jangan-jangan mereka...

"OH CRAP!" Teriak Alexandrove sambil menahan rasa ngilu yang sudah mulai berkurang.

Teriakkannya sontak menyadarkan Valerya dari permikirannya yang tiada akhir.

OH NO! JANGAN BILANG KALAU MEREKA SUDAH KEMBALI!! Oh, dear Lord please tell me that it's not them??! Batin Alexandrove frustasi.

"FORGOD- UMMMPHHH UMMPHH" Teriakan Valerya terhalangkan oleh telapak tangan Alexandrove yang membungkam bibirnya. Lagi.

"Sssshhhh...ssshhhtt!" Ucap Alexandrove menenangkan Valerya. Entah mendapat tenaga darimana sekarang Alexandrove sudah berdiri dan membungkam bibir Valerya lagi.

Suara ringisan masih terdengar jelas dari mulut Alexandrove, bukti bahwa pria itu sedang menahan rasa ngilu yang kembali menyerangnya.

Alexandrove yang melihat Valerya sudah tenang memutuskan melepaskan tangannya dari bibir Valerya. Tetapi hal itu sepertinya tidak di sadari oleh Valerya yang kini kembali tenggelam dalam dunia nya sendiri.

Sementara Alexandrove memikirkan cara untuk keluar dari kamar Valerya tanpa di ketahui oleh mereka.

Valerya menatap Alexandrove yang  menderita karena ulahnya tetapi hal itu tidak membuat Valerya bahagia justru Valerya merasa hatinya terenyuh sakit.

Perasaan apa ini yang terus melanda dirinya? Apakah aku sudah jatuh cinta pada Alexandrove tanpa ku sadari?

Tidak! Tidak! Tidak mungkin itu terjadi!

Valerya tanpa sadar terus menggeleng-gelengkan kepalanya menolak menerima apa yang di rasakannya pada Alexandrove adalah...

"Love.." gumam Valerya kecil tanpa sadar menyuarakan pikirannya.

"What did you say Vale?" Tanya Alexandrove kaget. Ia ingin memastikan jika pendengarannya tidak rusak. Dia mendengar Valerya mengatakan cinta.

Apakah kamu sudah mengingatku? Batin Alexandrove berharap.

"Ehh...ehhh" ucap Valerya gelagapan. Sadar dirinya sudah tanpa sadar menyuarakan pikirannya.

"Ummm... itu..itu...umm," ucap Valerya terbata-bata.

Sementara Valerya sibuk mencari alasan, derap langkah-langkah kaki semakin terdengar jelas oleh Alexandrove.  

"Vale, listen to me.. I know that you don't like me but.. I need you to believe in me this time. Can you do that?" Ucap Alexandrove sambil tersenyum tipis menatap Valerya sendu.

Sorot mata yang membuat Valerya salah tingkah seketika. Tatapan matanya yang sendu menyiratkan kejujuran.

Derap langkah kaki-kaki itu semakin mendekat. Alexandrove mulai merasa panik menunggu jawaban Valerya.

"Ak-..."

TO BE CONTINUED
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa klik 🌟 dan comment yaa!

Also, don't forget to share MINE to your friend :)

Happy reading!

Thanks for reading Mine!

MINE (VALERYA MAXWELL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang