Part 18

461 11 0
                                    

MAXWELL'S MANSION. New York, USA|13.35 PM.

TOK! TOK! TOK!

TOK! TOK! TOK!

TOK! TOK! TOK!

Suara ketukan pintu berturut-turut terdengar jelas di telinga Alexandrove maupun Valerya. Alexandrove memejamkan mata sambil menajamkan pendengarannya. Mendengar suara bisik-bisik yang mulai terdengar jelas dari luar pintu kamar Valerya.

Sepertinya mereka sudah kembali desis Alexandrove membatin.

"Vale, are you there?"

"Sepertinya tidak ada orang di kamar. Mungkin Vale sedang pergi?"

"Tidak! Aku yakin Vale ada di kamar Marvel! Give me the spare keys for Vale's room. NOW!"

Sesuai tebakan Alexandrove para penganggu itu telah kembali. Lebih tepatnya duo troublemaker yang mengusik waktunya bersama Vale.

"Ermm.. but I don't have any spare keys with me right now Max" ucap Marvel polos sambil menatap Maximilan, tanpa memikirkan akibat dari ucapannya itu.

Mendengar jawaban Marvel yang kelewat polos membuat Maximilan mendelik kesal menatap adik kembarnya itu. Kadang dia bingung apakah Marvel beneran saudara kembarnya atau bukan, buktinya tingkat kelemotannya itu terlalu.. parah..

Jika saja muka mereka tidak identik mungkin Maxie akan menolak mentah-mentah kenyataan bahwa Marvel adalah adik kembarnya.

Kejam? Coba bayangkan saja jika kalian di posisi Maximilan, mungkin kalian akan mengerti kenapa dirinya sekesal ini. Karena Marvel hanya akan jadi selemot dan selamban ini jika berhadapan dengan dirinya.

Apalagi wajah Marvel yang menatap polos pada dirinya itu membuat Maximilan membayangkan bagaimana jika dirinya membuat wajah seperti itu. Secara mereka itu kembar identik dan sudah pasti ekspresi wajah mereka sama seperti melihat cermin...

Membayangkan hal itu membuat Maximilan bergidik ngeri.
Amit-amit! Jangan sampai hal itu terjadi padaku! Jika sampai terjadi apa kata dunia??! Seorang Maximilan Adexe Maxwell yang terkenal dingin dan misterius itu tiba-tiba berubah menjadi sosok yang ramah dan polos??! Batin Maximilan lebay.

Oh well, katakanlah Maximilan lebay, mengingat sangat minim peluang hal itu terjadi padanya. Keluarga Maxwell sangat terpandang dan cukup tersorot oleh infotainment, jadi berita tentang dirinya yang memiliki saudara kembar yang ramah itu sudah pasti diketahui oleh dunia.

Maximilan terdiam sejenak, tenggelam dalam pemikirannya. Seolah tersadar jika Marvel masih di hadapannya menunggu jawabannya, membuat Maximilan menghela napas panjang.

"Kalau begitu sana pergi cari kunci cadangan kamar Valerya dan segera kembali ke sini jika kau sudah menemukannya, mengerti?" ucap Maximilan lembut sambil menghembuskan napasnya pelan.

Mendengar ucapan kakak kembarnya itu tidak membuat Marvel segera beranjak untuk melaksanakan titah paduka raja di sampingnya itu. Marvel malah tetap berdiri pada posisinya sambil mencerna kata-kata kakak kembarnya itu yang dimana mulai mengikis tingkat kesabaran milik Maximilan.

"Jadi aku cari kuncinya sekarang Max? Kau tau dimana kunci cadangan kamar Valerya berada tidak Max?" Tanya Marvello dengan tampang yang kelewat innocent menurut Maximilan.

Kepala Maximilan seakan ingin meledak mendengar jawaban Marvello yang kelewat polos itu. Maximilan menyuruh Marvello untuk pergi mencari kunci dan adik kembarnya yang kelewat lemot itu malah menanyakan hal yang di perintahkan olehnya.

"MANA AKU TAHU DIMANA KUNCINYA STUPID! JIKA AKU TAHU AKU TIDAK AKAN MENYURUHMU UNTUK PERGI MENCARINYA. SEKARANG PERGI CARI KUNCI ITU!!"

Habis sudah stok kesabaran milik Maximilan. Menghadapi Marvel yang entah bagaimana, selalu mempunyai cara untuk menguji stok kesabaran miliknya.

"SEKARANG JUGA MARVELLO ALVARO MAXWELL" Teriak Maximilan menggelegar melihat Marvel yang tidak beranjak seinci pun dari tempat ia berdiri sedari tadi.

Jika menghantamkan kepala Marvello ke dinding bukanlah perbuatan dosa, sudah di pastikan Maximilan sudah melakukannya sejak tadi dengan senang hati. Paling juga adiknya itu hanya akan mengalami gegar otak, the worst scenario mungkin adiknya itu akan amnesia. Tetapi sepertinya malah bagus kalau Marvello amnesia sekalian. Bisa di reset ulang otak Marvello agar tidak rada-rada lagi. Kalau bisa, akan di program ulang agar mengerti semua ucapan Maximilan tanpa ba bi bu be bo lagi dan segera di laksanakan.

Andaikan itu terjadi betapa bahagianya diriku ini Batin Maximilan mendesah.

Marvello menatap Maximilan bingung. Bagaimana tidak? Kakaknya itu sudah berteriak kencang berkali-kali dan sekarang kakak kembarnya itu sedang menghirup napas sebanyak-banyaknya seakan-akan dirinya akan mati jika tidak melakukan itu. Dan lagi, mukanya kini sudah memerah seperti kepiting rebus.

Kasihan sekali Maximilan. Sepertinya dia terlalu khawatir akan Valerya hingga mukanya memerah seperti kepiting rebus Batin Marvello polos, mengkhawatirkan kakak kembarnya.

Tidak tahu saja jika dirinya lah sumbernya dan akan jadi bahan amukan Maximilan dalam...

1..

2..

3...

"PERGI CARI KUNCI ITU SEKARANG. AKU TIDAK MAU TAHU DALAM WAKTU 5 MENIT KAU SUDAH HARUS BERADA DI SINI DENGAN KUNCI CADANGAN KAMAR MILIK VALE! MENGERTI??!" Teriak Maximilan sambil menatap tajam adik kembarnya.

Di tatap seperti itu Marvel ciut juga dan detik itu juga langsung mengacir pergi mencari kunci yang di butuhkan oleh Maximilan.

"I-I will bring it for you in a min Max!!" Teriak Marvel sambil berlari.

"Huh! Mesti diteriakkin 3 kali dulu baru mengerti," ujar Maximilan menggeleng-gelengkan kepalanya, pusing dengan kelakuan Marvel.

Sementara di kamar Valerya, posisi mereka berdua saat ini sangat intim. Dada Valerya berdebar kencang karena jarak di antara keduanya sangat dekat dan Vale berharap Alexandrove tidak dapat mendengarnya. Karena jika iya, betapa malu dirinya dan mau di taruh dimana mukanya!!

Alexandrove yang awalnya fokus mencari jalan keluar sekarang malah lost focus. Jarak antara dirinya dan Vale sangatlah dekat dan dirinya tak yakin dapat menahan gairah yang mulai muncul seiring dengan waktu yang berjalan.

"Ek-ekhem!" Deham Alexandrove kecil menutupi fakta bahwa dirinya nervous setengah mati. Takut jika dirinya tidak bisa menahan gairah yang mulai melandanya.

Hal itu tentu saja terlihat jelas oleh Valerya, "Are you by any chance.. nervous?" Tanya Valerya polos sambil mendongakkan kepalanya. Bertanya seolah hal yang ia tanyakan hanyalah hal yang sepele saja.

"WHO SAYS THAT I'M NERVOUS??!" Ucap Alexandrove tanpa sadar menaikkan nada suaranya membuat Valerya kaget dan mendorong Alexandrove hingga jatuh terjungkal di lantai, membuat jarak di antara mereka berdua untuk pertama kalinya semenjak dirinya terperangkap bersama Alexandrove di kamarnya.

"AARRGHHH-MMMM" desis Alexandrove kecil sambil menahan rasa sakit yang melanda punggungnya. Akal sehatnya masih berjalan untuk tidak berteriak kencang mengingat ada duo kembar di luar kamar Valerya.

TO BE CONTINUED
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa klik 🌟 dan comment yaa!

Also, don't forget to share MINE to your friend :)

Happy reading!

Thanks for reading Mine!

MINE (VALERYA MAXWELL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang