Fatimah.25

46.1K 2K 111
                                    

🌸ASSALAMUALAIKUM🌸

HAPPY READING🌸.

.FATIMAH.

"Air Susu Dibalas Air Tuba"

Kasih sayangku hanya dibalas dengan rasa kasihan.

-BAGIAN DUA PULUH LIMA-


Setelah Pian meninggalkan rumah Aida, Lala dan Aldopun pamit untuk pulang membiarkan Fatimah menyendiri untuk menenang'kan hatinya.

"Egois" Ucap Fatimah lirih, sembari membaringkan tubuhnya diranjang.

"Bohong jika aku bilang kalau disini udah gak ada rasa cinta lagi" Ucapnya lagi sembari memegang dadanya.

"Tapi sayang, cinta aku cuman dibalas dengan ..." Ucapnya terpotong karna Ia tak kuat untuk melanjutkannya.

"Jahat, pria yang benar-benar kejam, kenapa? Ah" Ucapnya lagi.

Fatimah memejamkan matanya, merasakan kembali hatinya yang mulai  merasakan sesak.

"Aku, aku wanita yang paling bodoh sampai .... sampai aku gak nyadar kalau aku tinggal serumah dengan pria yang sama sekali gak mencintai aku" Ucap Fatimah dengan tatapan menerawang.

"Pantas, pantas saja Kak Pian selalu melupakan hal-hal yang aku benci maupun yang aku suka" Ucapnya lagi.

"Jadi alasan disetiap semua hal yang Kak Pian lakuin ke Aku itu atas hal apa?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Dan kenapa juga Para sahabat aku ikut campur, padahal'kan umur aku udah 25 tahun. Tapi kenapa Mereka memperlakukan aku seperti remaja yang baru pacaran?" Tanyanya.

"Kenapa sih! Ini malah bikin aku bingung, aku terlalu ragu buat nentuin pilihan aku" Ucap Fatimah lalu memejamkan matanya.

"Kesel, tapi ... aahhh!" Desisnya sembari melempar bantal disampingnya.

"Mereka gini juga karna mereka sahabat aku, kenapa aku harus mikir kaya gini sih" Lirih Fatimah sembari memukul kepalanya pelan.

Fatimah bangkit dari tidurnya, Ia melangkahkan kakinya menuju balkon untuk melihat keindahan Senja yang mulai memudar.

"Awalnya Indah kaya rumah tangga aku, tapi lama-kelamaan jadi gelap persis banget" Ucapnya sembari tersenyum pilu.

"Ternyata miris yah, rumah tangga aku baru aja 6 bulan tapi ... tapi harus kandas" Ucap Fatimah sembari memejamkan matanya dan merasakan angin sore.

Fatimah menarik nafas panjangnya.
"Jadi kesimpulannya selama ini aku udah dibohongin sama suami sendiri, dan ah ... aku gak nyangka membangun rumah tangga dengan pria yang sama sekali gak cinta sama aku" Ucapnya pelan.

"Sikap Kak Pian ke aku selama ini asli apa palsu yah, jadi sinar yang terpancar dari mata Kak Pian selama ini ... apa kasihan yah? Bukan tatapan cinta? Ah padahal aku kira itu adalah tatapan kasih sayang" Lirih Fatimah pelan, air matanya sudah lolos keluar menghiasi wajah cantiknya.

"Adzan magrib" Ucap Fatimah pelan, lalu membalik'kan tubuhnya memasuki kamar, dan menjalankan kewajibannya sebagai umat.

Sedangkan dilain tempat, tepatnya di kekediaman Keluarga Wahid. Pian tengah terdiam dikamarnya, perasaannya bercampur aduk tak menentu.

"Engga ... engga, aku gak mau cerai" Ucapnya dengan nada yang bergetar.

"Aku gak mau cerai dari Fatimah, gak ... itu gak akan pernah terjadi"

FATIMAH [ TERBIT ]Where stories live. Discover now