Fatimah.30

40.9K 1.9K 87
                                    

🌸ASSALAMUALAIKUM🌸

Happy Reading🌸.

.FATIMAH.

Semua orang akan berada didalam Fase mencintai maupun mengkhianati.

-BAGIAN TIGA PULUH-

Fatimah sedang berdiri menatap pantulan tubuhnya didalam cermin dengan sedikit menyungingkan senyum pahitnya.

Matanya sudah dihiasi lingkaran hitam karna tidak tidur, pipi dan hidungnya memerah karna selalu menangis, warna pipinya berwarna putih pucat, wajah ceria penuh semangatnya berubah dengan wajah muram tanpa gairah.

Setelah mendengar kabar yang membuatnya rapuh, Fatimah memilih menyendiri, untuk menenangkan hati serta pikirannya, dan dia memilih mematikan ponselnya.

Ia belum mau, berkomunikasi dengan siapapun, dia masih butuh sendiri untuk menguatkan hatinya.

"Selesai" Ucapnya pelan, sembari membalikan tubuhnya dan melangkahkan kakinya untuk membuka lemari, mengeluarkan segala barang yang membuatnya mengingat akan kenangan drama pernikahannya.

Setelah mengeluarkan baju pernikahan dan baju pemberian dari Pian, Fatimah menatap foto pernikahan yang Ia pajang di dinding kamarnya.

"Drama yang bagus Kak, seharusnya kamu menjadi seorang artist, karna sungguh kamu begitu berbakat dalam hal berpura-pura" Ucapnya pelan dengan mata sayu.

Fatimah mengambil foto pernikahannya dan memasukannya kepada kotak yang sudah dipenuhi baju-baju berwarna abu pemberian dari Pian.

Tubuhnya bergetar pelan menahan air mata yang kembali meronta meminta keluar.

"Aku bisa" Ucapnya menguatkan diri.

Namun berbalik dengan ucapannya,
Fatimah malah ingin semakin menangis, kilasan-kilasan memorinya selalu saja berputar ria didalam kepalanya, membuat Fatimah terjatuh dari pijakannya.

Fatimah mengaku kalah kembali, air matanya keluar dengan begitu deras dan dengan spontan Ia kembali mengambil foto pernikahannya.

Ia menatap foto Pian yang tersenyum bahagia membuat hatinya semakin remuk.

"Kenapa? ... Kenapa kamu milih aku?... Kenapa harus aku ... kenapa harus aku yang kamu jadiin pelampiasan, kenapa kak?" Tanyanya dengan nada yang bergetar.

Dengan lembut Fatimah menghapus air mata dipipinya.
"Bissmilah, aku pasti bisa" Ucap Fatimah lalu bangkit dari duduknya.

Fatimah membuka pintu kamarnya dengan membawa kotak berisi kenangan drama dalam pernikahannya, Ia berniat menyimpan kotak itu digudang rumah.

"Fatim" Panggil Aida yang membuat Fatimah memberhentikan langkah kakinya.

"Iya" Jawab Fatimah pelan.

Mendengar nada suara Fatimah yang serak membuat hati Aida sakit.
"Dulu Aku merestui Pian menikahi Fatimah karna aku yakin Pian adalah pria terbaik untuk Fatimah,

Namun ternyata pemikiranku salah, Pian seorang pria bajingan yang membuat gadis kecilku menangis karna rasa sakit yang ditimbulkannya" Ucap Aida dalam hatinya.

FATIMAH [ TERBIT ]Where stories live. Discover now