Fatimah.32

35.7K 1.8K 167
                                    

🌸ASSALAMUALAIKUM🌸

Happy Reading🌸

.FATIMAH.

Semua orang berubah, dan akupun demikian, kali ini aku akan jujur tentang perasaan aku, bukankah percuma saja untuk terus berpura-pura karena hasil akhirnya akan tetap sama.

Dan bukankah lebih baik jika hidup  tidak berpura-pura?

-BAGIAN TIGA PULUH DUA-


Setelah membaca surat dari Rifki yang membuat Fatimah tak kuasa menahan air matanya dan membuat dia tertidur karena lelah akan menangis.

Suara handphone nya berdering membuat tidur Fatimah terganggu, dia lupa mensilent handphone nya tadi.

Dengan malas Fatimah mengambil handphone nya dinakas, dan tertera nama Pian yang membuat rasa kantuk Fatimah seketika menghilang dan diganti dengan perasaan tak menentu.

"Kak Pian, ada apa dia menelepon aku?" Tanya Fatimah pada dirinya sendiri.

Dengan perasaan yakin Fatimah menekan tombol merah, untuk kali ini Fatimah tak ingin dulu diganggu apalagi mengobrol dengan Pian yang sebentar lagi menjadi mantan suaminya itu.

Namun, handphone Fatimah masih saja berdering membuat Fatimah kesal.

"Ada apa sih!" Keluhnya, dan dengan terpaksa Fatimah mengangkat teleponnya.

Pian:
"Assalamualaikum, akhirnya kamu angkat juga telepon dari aku"

Fatimah:
"Waalaikumsalam, ada apa?"

Pian:
"Fatim aku mohon maaf in aku, kita bisakan mulai dari awal lagi? Mulai dari nol lagi"

Mendengar ucapan Pian, Fatimah tersenyum miris, dia tak menyangka Pian dengan mudahnya dan nada yang begitu santai mengucapkan hal seperti itu, Fatimah sudah tidak mengerti lagi akan diri Pian, akan perasaan Pian seperti apa, akan hati Pian yang mungkin saja sudah menjadi batu sehingga dengan santainya mengucapkan hal itu.

Fatimah:
"Memulai hal yang baru? Hanya berdua?"

Dengan spontan Fatimah mengeluarkan pertanyaannya, matanya sudah berkaca-kaca sedari tadi karena tiba-tiba kilasan rasa sakit yang diberikan Pian muncul seketika.

Pian:
"Tidak, aku mohon tolong bersabar Um, sampai tiba waktunya kita akan berdua"

Fatimah:
"Bersabar? Kapasitas kesabaran aku mulai penuh Kak, Fatim tidak bisa bersama lagi. Cukup kita sampai disini saja, aku dengan hidupku dan kalian dengan hidup kalian.

Kita masing-masing mulai di kehidupan baru, aku lelah untuk berpura-pura, aku lelah berdiam satu rumah dengan Pria yang suka berdrama.

Sungguh Kak, aku lelah. Aku tidak mau lagi menjadi bodoh untuk kedua kalinya, aku tak mau lagi merasakan kecewa yang berasal dari orang-orang terdekatku"

Jawab Fatimah sembari menangis, dia mengeluarkan semua unek-unek nya kepada Pian yang membuat si penelepon diam beberapa saat.

Pian:
"Maafkan aku Tim, tapi sungguh aku mencintai kamu, aku menyesal baru menyadarinya sekarang"

Fatimah:
"Kamu itu aneh, apa kamu mempunyai kepribadian ganda? Aku bosan mendengar nada penyesalan kamu kak, selalu dan selalu seperti ini dari dulu, tapi untuk kali ini aku tidak akan luluh kak, hatiku sudah sangat remuk sekarang"

FATIMAH [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang