Bagian 4

215 8 1
                                    


"Kelinci yang pandai berlari, sering kali mereka akan kesulitan jika harus memahami seekor kura-kura."

***

Dunia adalah tempat yang memiliki waktu dan ruang. Karenanya, seseorang akan memiliki ingatan atas waktu yang pernah dilaluinya, dan bisa bergerak sejauh yang mereka inginkan.

Saat ini, di dalam kepala Fredy masih berputar-putar sebuah ingatan yang didapatkannya kemarin. Tentang seorang gadis yang menubruknya di halaman kampus. Gadis yang sama, yang saat ini juga sedang menjadi pusat perhatiannya.

Bianca berjalan santai sambil mendengarkan musik. Satu tangannya memeluk buku, yang satunya lagi asyik memainkan ponsel. Di kepalanya melingkar sebuah headphone berwarna pink. Dia sama sekali tidak menyadari, kalau di waktu yang bersamaan, seseorang sedang berjalan membersamai langkahnya sambil mengulum senyum. Jarak antara keduanya tidak terlalu jauh, mereka hanya terpisahkan oleh tiang-tiang penyangga, karena saat ini Bianca sedang menyusuri jalan setapak yang tepat berada di depan fakultas sastra.

"Saranghanda winner! Listen girl, joha hai. Baby girl, saranghae ...."

Sesekali terdengar dia menggumam kalimat-kalimat tidak jelas. Sepertinya gadis itu sedang mendengarkan lagu Korea yang belakangan ini mulai sering diputar di radio-radio. Terkadang tangannya melakukan gerakan aneh seperti tarian, tapi menurut Fredy itu lebih mirip orang-orangan sawah yang tertiup angin.

Diam-diam Fredy tersenyum melihat tingkah gadis itu. Namun, senyumannya segera menghilang ketika menyadari kalau langkah Bianca mulai tidak teratur, sementara gadis itu sibuk memperhatikan layar ponsel. Seharusnya langkah itu membimbingnya untuk berjalan melewati jembatan kecil yang menutup saluran pembuangan air, tapi dia berada sekitar sedepa di samping kiri jembatan. Kalau dia terus berjalan, bisa dipastikan kakinya akan terpelosok.

"Bianca, awas!"

Yang diteriaki Fredy sama sekali tidak mendengar. Dentuman musik yang menyumbat telinganya memblokir seluruh suara dari luar. Apa lagi yang didengarkannya kali ini adalah lagu Bonamana milik Super junior. Lagu yang cukup up-beat dari boyband Korea yang belakangan ini masuk jajaran idola baru bagi Bianca. Dan ya, sejak sebulan lalu, Bianca juga sudah bergabung dengan komunitas Elf Purwokerto. Kumpulan penggemar Super junior, yang membuat Bianca mengubah nama akun Facebooknya menjadi Bianca Elf Sparkyu untuk menunjukkan ke-Suju-an, dan ke-Kyuhyun-annya.

Melihat Bianca semakin dekat dengan selokan, Fredy memutuskan untuk menarik tangan gadis itu demi menghentikan langkahnya.

"Apaan, si!" Bianca berontak dan berusaha melepaskan diri. Gadis itu paling tidak suka kesenangannya diganggu.

"Kamu yang apaan!" Fredy meninggikan nada suaranya."Nggak bisa banget ya, kalo jalan matanya dipake?"

"Ini juga dipake!" Bianca menunjuk matanya sendiri. "Hello! Ngapain situ yang sewot?" Jalan juga jalan sendiri, mata sendiri, kaki juga nggak pinjem ama situ, ngapain repot!" Gadis itu ogah mengalah. Kalau urusan cekcok adu mulut, jangan berharap ada yang bisa menang darinya. Kosa kata kejam dari bibir manis gadis itu mengalahkan pedasnya rawit setan.

"Hei, Nona saranghae saranghanda atau apalah-apalah itu yang dari tadi kamu ocehin. Noh, liat, di depanmu ada apa? Ditolongin bukannya makasih malah sewot."

Bianca memutar sendi lehernya sembilan puluh derajat, mengalihkan pandangan dari pemuda gondrong ke arah yang dia tunjuk. Menyadari kalau pemuda itu baru saja menyelamatkan dirinya dari kejadian paling memalukan yang hampir menimpanya, Bianca jadi agak malu sendiri.

AZZAM (Diterbitkan oleh: Penerbit Lovrinz)Where stories live. Discover now