Eskalasi Rasa dalam Sebuah Rumah #2

14 0 0
                                    

"Aku selalu saja gagal dalam segala hal yang aku tekuni. Bahkan sejak aku SD."

"Nak, gagal itu bagian dari hidup. Itu hal yang biasa terjadi."

"Ya, benar Mah, memang benar itu semua. Aku yang tidak pernah dapat peringkat 10 besar di sekolah, aku yang baru sehari ikut ekskul silat langsung pingsan, aku yang tidak pernah dipilih jadi pemain utama di tim basket sekolah dan satu hal penyesalan terbesar yang tidak pernah aku lupakann Mah. Saat dimana aku ditunjuk menjadi peniup terompet solo waktu ekskul marching band. Mama tahu kan?"

"Iya, Mama lihat nak, Mama ada disitu. Tapi, tidak seharusnya..."

"Aku benar-benar merasa menjadi orang paling tidak berguna kalau aku ingat itu Mah. Semua penonton melihat ke arahku. Pemain lain hening menunggu aku bermain. Dan saat aku bersiap untuk meniup, semua yang ada di kepalaku hilang. Aku tidak ingat apa-apa. Tuts terompet yang awalnya lincah aku mainkan, serta merta menjadi sebuah benda asing. Aku lupa semua notnya dan terdiam. Semua hening melihatku. Aku keringat dingin Mah. Pertunjukan terus berlanjut dengan bagian cacat yang seharusnya menjadi bagian paling menarik dari penampilan kami. Tapi, semua berakhir buruk hanya karena aku Mah. Dan Mama masih bisa bilang itu hal yang biasa?"

Eskalasi Rasa dalam Sebuah Rumahحيث تعيش القصص. اكتشف الآن