Psikosomatik

1K 64 5
                                    

Kalian pasti pernah dengar tentang psikosomatik. Apa sih psikosomatik itu? Aku pernah sedikit menyinggung tentang psikosomatik, di bab sebelumnya.

Jadi apa itu psikosomatik???

So.. let's disscus together🙌

●●●

Psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran memengaruhi tubuh, hingga memicu munculnya keluhan fisik.

Beberapa orang juga menggunakan istilah gangguan penyakit psikosomatik ketika faktor kejiwaan menyebabkan gejala fisik, tetapi penyakit fisiknya sendiri tidak ada (tidak dapat dijelaskan secara medis).

Yah... Kamu mungkin pernah merasa mual, pusing, nyeri perut? Tapi saat diperiksa ke dokter, semua pemeriksaan medis menyatakan baik-baik saja? Nah... Mungkin kamu sedang mengalami gangguan psikosomatik.

Salah satu penjelasan psikosomatik adalah bahwa emosi negatif memengaruhi sistem otonom tubuh, hormon dan kekebalan terhadap beberapa penyakit. Depresi, kemarahan, dan isolasi sosial berkontribusi terhadap penyakit jantung. Stres di sisi lain, memengaruhi asma, gangguan pencernaan dan banyak penyakit fisik lainnya.

Penelitian terbaru terus mengonfirmasi peran faktor-faktor psikologis dalam penyakit jantung. Salah satunya, John Hopkins University yang telah menemukan bahwa seseorang yang mengungkapkan atau menyembunyikan kemarahan mereka, mudah marah, dan menggerutu, tiga kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit jantung awal dan lima kali lebih berpeluang untuk megalami serangan jantung dibandingkan mereka yang lebih tenang. Hal ini menunjukkan bahwa emosi seseorang sangatlah berpengaruh terhadap tubuh.

Dalam praktik, para dokter semakin mengakui adanya keterkaitan antara faktor-faktor psikologis dengan penyakit fisik. Kenyataannya, diperkirakan sekitar 30% keluhan fisik yang ditangani dokter di ruang praktik terkait dengan masalah psikologis. Banyak dokter kini berusaha memahami masalah pasien secara keseluruhan. Hal ini berarti mempertimbangkan baik faktor-faktor fisik maupun mental pasien.

Pikiran yang berpengaruh pada tubuh. Pikiran dapat menyebabkan gejala-gejala fisik seperti jantung berdebar-debar, mual, atau pusing saat kita merasa takut atau cemas.

Gangguan psikosomatik merupakan kondisi jiwa yang berpengaruh terhadap fisik.

Penderita psikosomatik tidak sedang berpura-pura sakit. Gejala yang mereka rasakan ada di luar kontrol sadar, dan tidak dibuat-buat.

Terkait gangguan psikosomatik ini, kita tentu sering mendengar nasihat, seperti "Jangan banyak pikiran, ntar sakit". Secara intuitif, orang kebanyakan paham ada hubungan antara pikiran dan tubuh. Pengalaman kolektif berulang, membuat otak kita secara otomatis memiliki alarm khusus. Alarm ini akan mendeteksi saat kita memiliki beban pikiran, yang berimbas pada tubuh yang sakit.

Kenyataannya, proses penubuhan atau somatisasi (soma=tubuh) dari pengalaman psikologis, baik itu pengalaman positif maupun negatif, memang menjadi salah satu faktor utama munculnya gejala fisik. Kondisi psikologis yang lebih stabil dan penuh kebahagiaan diketahui dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan melestarikan kualitas organ -dalam- lebih lama. Sebaliknya, penderitaan psikologis dapat berubah menjadi berbagai macam keluhan rasa sakit.

Psikosomatik berasal dari dua kata, pikiran/jiwa (psyche) dan tubuh/fisik (soma).

Gangguan Psikosomatik tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga anak-anak. Penyebab utama gangguan psikosomatik pada anak berawal dari sikap dan hubungan orang tua dengan anak. Selain itu, kurangnya pemahaman tentang kesehatan mental keluarga memungkinkan anak-anak bisa mengalami gangguan psikosomatik.

Pyxis PhraseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang