Mental Health and Covid-19

347 32 3
                                    

Halo semuanya, maaf yah aku udah lama banget gak update. Jujur aja, akhir-akhir ini aku juga lagi bingung sebenarnya. Aku sendiri gak tahu kenapa. Apakah ini efek karantina? Haha... aku tidak mau berspekulasi terhadap apa yang terjadi pada diriku.

Oke, untuk beberapa bulan ini kita semua pasti sedang menghadapi masalah yang sama kan, yaitu pandemi Corona atau Covid-19. Indonesia masuk ke dalam daftar negara yang terkena dampak pandemi ini, dan sudah hampir 3 bulanan ini kita semua merasakan pengaruhnya. Mulai dengan tetap di rumah aja (Stay at home), social distancing atau physical distancing, anjuran mencuci tangan, dan penggunaan masker saat keluar rumah, hingga PSBB. Semua aturan yang semoga saja sudah kita taati demi keselamatan bersama.

Pandemi virus Corona ini juga tidak hanya mengancam kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental setiap individu. Tidak hanya rasa takut, efek psikologis yang ditimbulkan pun bisa berdampak serius.

Sebelumnya jika membahas soal kesehatan mental tentu tidak akan pernah ada habisnya. Aku mau mengulas kembali, jadi orang yang sehat mental itu adalah orang yang mampu berpikiran positif, dapat bekerja secara fungsional.

Sedangkan menurut Kementrian Kesehatan, kesehatan mental adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.

Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.

Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.

Dalam kondisi seperti ini tentu saja akan ada sedikit perubahan dalam prilaku kita, yang sedikit banyaknya juga sangat berpengaruh terhadap kondisi mental kita.

Pandemi ini membuat banyak orang merasa bingung, cemas, stres, dan frustasi.

Sejumlah orang khawatir sakit atau tertular Covid-19. Di sisi lain mereka juga risau masalah finansial, pekerjaan, masa depan, dan kondisi setelah pandemi.

Asisten Direktur di Pusat Studi Stres Traumatis Uniformed Services University of the Health Sciences AS, Joshua Morganstein, M.D. menyampaikan,

"Belakangan banyak ketidakpastian. Kondisi itu membuat orang sulit merencanakan masa depan. Hal itu membuat orang jadi jengkel, namun emosi tersebut sangatlah wajar" jelasnya.

"Gejala gangguan kesehatan mentalnya bisa jadi meningkat di masa pandemi," lanjutnya.

Bagi sebagian orang, rasa stres dan cemas menghadapi pandemi corona bisa sampai mengganggu kesehatan mental. Terlebih jika sebelumnya seseorang memiliki riwayat gangguan kecemasan, depresi, serangan panik, atau gangguan obsesif kompulsif.

Menurut profesor epidemiologi psikiatrik di Harvard TH Chan School of Public Health, Karestan Koenen, Ph.D, stres menghadapi pandemi dalam jangka panjang juga dapat memicu gangguan stres pascatrauma (PTSD).

"Stres bisa menjadi sesuatu yang traumatis saat kita merasa tidak mampu mengatasinya," jelas Koenen.

Disini aku mau berbagi beberapa tips yang semoga bisa bermanfaat bagi kalian, juga bagi diriku sendiri khususnya. Karena, beberapa tips yang akan aku jabarkan sendiri juga merupakan hasil beberapa referensi yang aku baca, jadi semoga aku sendiri bisa melakukannya. Aku sendiri tidak tahu ini bisa disebut tips atau bukan, tapi semoga hal ini ada manfaatnya untuk kita semua dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.

Pyxis PhraseWhere stories live. Discover now