Bunuh Diri Menular ?

822 63 5
                                    

Beberapa waktu lalu kita di gemparkan dengan meninggalkannya Kpop idol, Sulli dan Goo Hara. Mereka sudah tak sanggup dengan beban dunia, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara suicide. Mereka mengalami depresi yang sangat serius, dibalik senyum merekah yang mereka tunjukkan di layar kaca. Selain itu, Cyberbullyng jug menjadi salah satu penyebab mereka melakukan hal tersebut.

Pada bulan Mei 2019, Goo Hara sempat melakukan percobaan bunuh diri namun hal tersebut dapat dicegah karena ia ketahuan oleh manajernya (koreksi jika aku salah), dan pada bulan Oktober 2019 kemarin, Sulli mantan member grup idol f(x) ditemukan tak bernyawa di apartemennya dengan keadaan gantung diri. Hal tersebut pun sangat memukul para keluarga, kerabat, fans dan sahabat dari Sulli, tak terkecuali Goo Hara, yang memang di kenal bersahabat dengan Sulli. Hara juga sempat melakukan live di instagram pribadinya setelah kabar meninggal dari sahabatnya tersebut. Namun, kita dibuat kaget kembali pada November bulan lalu, hanya berselang satu bulan dengan Sulli, Goo Hara pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Sampai saat ini belum ada penjelasan pasti, namun di duga kuat bahwa Hara melakukan suicide.

Mungkin kalian sudah mendengar, atau bahkan mengikuti kasus 2 sahabat tersebut. Aku bukan fans mereka, aku juga tidak mengikuti karir mereka. Tapi mendengar hal tersebut, rasanya miris sekali, bukan? Itu hanya sepenggal kasus, bahwa depresi atau mental illness is real.

Okay, aku tidak akan membahas kasus Sulli dan Goo Hara, cukup kita jadikan sebagai pelajaran. Nah, disini yang ingin saya bahas adalah, Apakah bunuh diri itu menular ?

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan hampir 800.000 orang melakukan bunuh diri setiap tahunnya. Kasus ini terjadi di semua umur dan menjadi penyebab utama kematian kedua di kalangan anak usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2015.

●●●

Kalian pernah gak sih ngerasa kaya "Buat apa lagi sih aku hidup?" "Aku cuma beban buat oranglain" "Aku gak guna banget sih jadi orang" "Aku hidup juga selalu salah, dan gak ada benernya juga. Cuma nyusahin oranglain aja. Terus buat apa lagi aku hidup?" "Masalah kok gak kelar-kelar sih, aku harus gimana lagi? Apa aku mati aja yah? Kayanya kalau mati semua masalah bakalan kelar." Yups, perasaan atau pikiran-pikiran seperti itu pernah terlintas gak sih? Saking hopeless-nya kalian ngerasa kalau masalah kalian gakkan pernah selesai, selain dengan "mengakhirinya" secara paksa.

Orang yang menyerah mungkin masih bisa berpikir rasional. Tapi jika sudah putus asa, hilang harapan, dan benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, nah bisa saja pikiran untuk bunuh diri itu ada.

Setiap aksi bunuh diri adalah kasus yang unik. Tidak ada yang akan benar-benar tahu apa yang jadi alasan utama di baliknya, bahkan oleh para ahli sekalipun. Beberapa orang mungkin dipicu oleh trauma mendalam dalam hidupnya, penyakit kronis, dipengaruhi oleh alkohol dan narkotika, atau bahkan karena faktor sosial ekonomi.

Kita semua menghadapi masalah dalam hidup. Satu perbedaannya adalah respon setiap orang terhadap stres dan masalah berbeda-beda. Orang yang rentan bunuh diri biasanya tidak memiliki pola pikir sehat yang dibutuhkan untuk berpikir logis, mereka cenderung menyesuaikan pandangan mereka untuk mencoba menyelesaikan masalah mereka dengan apa yang mereka pikirkan selintas, dan instan. Oleh karena itu, pentingnya kita adalah menemani orang-orang tersebut.

"Untuk alasan yang tidak kita pahami sepenuhnya, beberapa orang mengalami keputusasaan dan rasa sakit yang begitu dalam sehingga mereka percaya bahwa mereka lebih baik mati saja," kata Dr. John Campo, kepala psikiatri dan kesehatan perilaku di The Ohio State University Wexner Medical Center, dilansir dari Live Science.

Pyxis PhraseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang