15

694 72 8
                                    

"Hentikan!"

Miyeon terbangun karena teriakan nya sendiri, keringat membasahi tubuh nya dan dia berbaring di atas lantai kayu.

'Mimpi?' Batin nya.

Miyeon yang menyadari hal itu perlahan-lahan mengangkat tubuh bagian atas nya, bagian belakang leher nya terasa nyeri, rasa sakit nya seperti di tusuk-tusuk, Miyeon meraba bagian belakang lehernya.

Berangsur-angsur pemandangan disekitar menjadi jelas, dia kira dia sedang berada di kamar nya atau kamar rumah sakit tempat Shuhua di rawat. Namun ternyata bukan.

Tempat ini remang-remang

'Kenapa aku berada di tempat ini?'

Miyeon menyelusuri ingatan nya, malam itu ia berniat mencari Lee jia yang telah melukai Shuhua, namun ketika sampai di rumah Lee Jia orang disana mengatakan kalau Jia pergi keluar kota ke tempat nenek nya. Orang itu memberi miyeon sebuah alamat. Alamat itu berada di dalam hutan, Kota Gwangju.

Miyeon masih mengingat malam itu, alamat yang ia tuju berada di rumah tua di dalam hutan.

"Argh..."

Nyeri dibelakang leher nya seolah menghentikan ingatan nya sampai disitu saja, dia tidak mengingat apa-apa lagi. Ketika menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri, bau tidak enak langsung menusuk hidung nya.

Darah..

"Ini..." Spontan Miyeon menarik diri nya ke belakang.

Disitu tergelatak seorang perempuan bersimbah darah, kedua mata nya terbuka lebar, ditubuh perempuan itu terdapat beberapa tusukan. Miyeon kenal perempuan ini. dia adalah Lee Jia

"Astaga..." Miyeon menutup mulut nya dengan kedua tangan, dan tiba-tiba ada yang aneh. Telapak tangan nya terasa lengket.

'jangan-jangan...'

Miyeon mengangkat tangan nya di depan mata, tangan nya merah.

Miyeon kembali menoleh ke arah Mayat Jia, tak jauh terdapat pisau yang menancap di lantai, darah menempel disepanjang pisau tersebut.

'Apa aku yang membunuh nya?' Miyeon cuma memandangi mayat itu datar, tapi sejujur nya ia tidak ingat apa-apa, kepala nya masih terasa sakit.

Namun, walau demikian ia tidak merasa menyesal gadis itu mati dalam keadaan mengenaskan seperti itu,

Tapi apa yang terjadi?

Apa yang di lakukan nya?

Nyeri kembali menjalar di bagian leher belakang miyeon begitu dia mencoba berfikir lagi, dengan perlahan ia beringsut ke belakang menyandarkan diri nya pada Tembok dari papan tersebut.

Miyeon mulai berjalan, ketika di rasa sakit nya mereda, Namun ia berjalan begitu sulit sampai rasa nya ia menyeret tubuh nya sendiri. Baru beberapa langkah, Miyeon meletekakkan tangan nya di dinding papan itu dan bernafas berat hingga pundak nya naik turun.

Dia dapat mendengar bunyi langkah kaki.

Seseorang datang-

Begitu mengangkat wajah, cahaya senter langsung mengenai wajah nya, begitu menyilaukan. Pandangan Miyeon menjadi putih dan tidak dapat melihat.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Itu suara laki-laki, intonasi nya keras, Miyeon mengedipkan mata nya beberapa kali sebelum akhirnya dapat melihat sosok orang yang berdiri di sebrang cahaya.

Dia seorang polisi setengah baya yang berseragam dan membawa senter.

"Aku..."

Miyeon tidak tau harus berkata apa, ingatan nya samar-samar, untuk menjelaskan situasi.

STALKER (GxG) [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora