Bab 8

7.5K 769 65
                                    

Pagi ini Jungkook berangkat lebih pagi dari biasanya. Entahlah, pagi ini ia merasa lebih bersemangat dibanding hari biasanya. Sepanjang jalan ia bersenandung seraya memainkan kunci mobil yang ada di genggamannya.

"Jungkook? Tumben berangkat pagi?" Tanya Hoseok ceria. Sahabat Jungkook satu ini memang tergolong anak yang rajin. Ia selalu berangkat awal dan menyempatkan waktu untuk membaca bukunya.

"Lagi ingin saja." Jawab Jungkook dan kemudian menarik kursi kosong untuk didudukinya.

"Bagaimana persiapan untuk besok? Aku dengar kamu sekelompok dengan Kim Taehyung, wah.. Daebak!" Hoseok tersenyum menunjukkan deretan gigi rapinya.

"Apanya yang daebak? Masalah kalau ini mah. Ah, kenapa aku tidak sekelompok denganmu saja?" Ucap Jungkook seraya menghembuskan napas beratnya.

"Kamu kenapa sih gak pernah akur dengan Kim Taehyung? Kalian ada masalah apa sebenarnya?" Tanya Hoseok setelah menutup buku yang tadi dibacanya dan beralih menatap Jungkook.

Jungkook terlihat berpikir sejenak dan menghendikkan bahu. Kalau boleh Jungkook jujur, ia juga tidak tahu pasti mengapa ia dan Taehyung tak pernah akur.

"Aku juga tidak tahu. Tapi dia sungguh menyebalkan dan dia selalu berhasil membuatku naik darah." Ucap Jungkook diiringi hembusan napas kasarnya.

"Apakah hanya karena itu? Aku yakin masalahnya bukan hanya itu. Aku sering mendapati Taehyung menatapmu dengan tatapan sendu. Emm.. Apa kalian memiliki hubungan masa lalu?" Hoseok menatap langit-langit kelas seraya berkedip dramatis seolah menerka sesuatu yang penting.

"Hubungan masa lalu gundulmu? Aku saja baru mengenalnya di sini. Tidak usah ngaco." Jungkook mengibas-ngibaskan tangannya seraya menggelengkan kepala. Tidak mungkin sekali hal itu terjadi.

"Aku kan hanya menebak." Sergah Hoseok.

"Terserahmu saja. Udah sana lanjutkan bacanya." Jungkook berdiri dan beranjak dari duduknya.

"Kamu mau ke mana?" Tanya Hoseok saat Jungkook mulai menjauh darinya.

"Cari makan. Aku lapar." Jawab Jungkook. Hoseok hanya mengangguk dan kembali memulai aktivitas membacanya.

Jungkook berjalan di koridor sekolah dengan memakai earphone di telinganya. Mulutnya bersenandung riang serta tangannya sibuk memilih lagu yang ia suka.

Jungkook kembali menatap depan setelah memilih lagu yang ia suka. Tak sengaja matanya bertatapan dengan sosok yang selalu mengerecoki harinya, siapa lagi jika bukan Kim Bangsat Taehyung. Tatapan mereka bertemu dan mengunci beberapa saat sebelum keduanya berlalu. Jungkook menghentikan langkahnya dan menoleh pada sosok Taehyung yang mulai menjauh.

"Apa-apaan tatapan itu? Tumben sekali ia tak membuat ulah kepadaku?" Jungkook menggeleng pelan dan kemudian melanjutkan langkah

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Apa-apaan tatapan itu? Tumben sekali ia tak membuat ulah kepadaku?" Jungkook menggeleng pelan dan kemudian melanjutkan langkah.

Jungkook menghentikan lagi langkahnya saat bayangan bagaimana tatapan Taehyung padanya kembali muncul diingatannya

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Jungkook menghentikan lagi langkahnya saat bayangan bagaimana tatapan Taehyung padanya kembali muncul diingatannya.

"Aissshh... Ada apa denganku sebenarnya? Aisshh..jinjja." Jungkook menepuk dahinya dan kemudian kembali berjalan.
.
.
.

Taehyung berhenti dan tangannya perlahan bergerak menyentuh dadanya. Berbalik sejenak untuk melihat pemuda Jeon yang sudah melangkah jauh darinya. Taehyung menghela napas dan memukul pelan dadanya agar detak jantungnya dapat kembali normal.

"Kenapa Jungkook menatapku seperti itu tadi? Ah gila! Ayolah jantung, jangan membuatku terlihat lemah. Melihat Jungkook seperti itu memang tidak baik untukku." Gumam Taehyung. Ia menarik napas dalam dan kemudian melanjutkan langkah menuju kelas.

"Hai Bro!" Sapa Taehyung saat melihat Mingyu dan Jimin sudah duduk tenang di tempatnya.

"Hai Tae." Mereka melakukan handshake seperti biasa.

"Yah, besok kita tidak bisa kumpul bersama. Sayang sekali kita tidak menjadi satu kelompok." Ucap Mingyu diiringi dengusan sebalnya.

"Katamu tak masalah asalkan banyak gadis cantiknya?" Tanya Jimin seraya memasukkan snack ke dalam mulutnya.

"Iya sih, tapi sepertinya akan sepi jika tanpa kalian." Ucap Mingyu dengan menampilkan ekspresi sedihnya.

"Tidak usah berlebihan." Ucap Taehyung dengan tatapan malasnya.

"Btw, kamu satu kelompok dengan Jungkook?" Tanya Mingyu dan diangguki oleh Taehyung.

"Kesempatan tuh buat PDKT dengannya." Ucapnya disertai kekehan. Jimin pun mengangguk mantap membenarkan ucapan Mingyu.

"PDKT matamu? Tidak semudah itu Ferguso. Jatuh harga diriku jika tiba-tiba bersikap baik dengannya." Jawab Taehyung seraya menyugar poninya ke belakang.

"Halah si Malih, sok-sokan bicara masalah harga diri. Mau sampai kapan sok jaim dan sok keren seperti ini? Kalau kamu gak jujur, selamanya akan tetap seperti ini. Cobalah Tae, rendahin dikit dulu harga dirinya dan jujur saja padanya." Mingyu berujar dengan nada bijaksananya. Taehyung hanya mendengus dan menatapnya datar.

"Sudahlah. Aku tau apa yang aku lakukan. Tenang saja." Sahut Taehyung santai seraya menyaut minuman Jimin dan meminumnya.

"Ya udah, semoga saja kamu memilih jalan yang benar." Ucap Mingyu dan diangguki oleh Jimin.

"Sudah! Kembalikan minumanku. Jangan dihabiskan!" Jimin merebut kembali minumannya dari Taehyung.

"Semoga saja aku tidak salah." Batin Taehyung seraya menyunggingkan senyum.

Bersambung...

Jadi double up lagi.. Hehe..
Jangan lupa vote dan comentnya ya...
Buat aku lebih semangat lagi melanjutkan cerita ini.
Saranghae... 💜💜

B A N G S A T [KV]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora