Bab 41

3.7K 386 60
                                    

"Jadi bagaimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi bagaimana?"

Daniel menoleh pada entitas yang ada di sebelahnya. Tersenyum miring dan kemudian kembali menatap depan.

"Masih permulaan. Tapi tenang, cepat atau lambat, semua akan berbalik seperti semula. Jeon Jungkook tak akan pernah menjadi bintang, di manapun dia berada."

Hening beberapa saat. Seseorang di sebelah Daniel hanya diam. Pikirannya kembali pada kejadian beberapa tahun lalu di mana Jungkook dengan segala kebaikannya menolak keburukan yang sudah ia lakukan. Jungkook tanpa pikir panjang membebaskan dan menolongnya, bahkan seseorang yang dianggap sahabatnya sendiri tak peduli dengannya. Pantaskah ia melakukan keburukan lagi padanya?

"Daniel? Apakah tidak lebih baik jika kamu melupakan segala dendam di masa lalu? Bukankah hidup terus maju? Kenapa kita masih terjebak pada luka di masa lalu?" Tanyanya lirih dengan tatapan sendu. Daniel menoleh dengan tatapan yang tak ingin ia lihat sekarang.

"Apa kamu mencoba mempengaruhiku, Ong Seong Woo?" Tanyanya dengan nada mengintimidasi. Pemuda bernama Ong Seong Woo itu hanya menunduk tanpa berani menatap seseorang yang telah lama menempati hatinya.

"Bu..bukan begitu Daniel. Eng.. Aku hanya tak ingin kamu terjebak oleh rasa dendammu. Tidakkah kamu ingin hidup tenang?" Ucapnya hati-hati. Perlahan matanya mulai menatap keberadaan Daniel yang menatapnya tajam.

"Tak ada kata tenang dalam hidupku selama Jungkook masih berkeliaran di kehidupanku. Jangan mencoba mempengaruhiku karena aku jauh mengenal diriku lebih dari kamu mengenalku. Jika kamu masih ingin di sampingku, diam dan lakukan semua perintahku, ikuti permainanku. Tapi jika kamu tak mau, bersiaplah menjadi musuhku." Daniel tersenyum pongah. Pemuda bernama Ong Seong Woo itu hanya diam seraya mengepalkan kedua tangannya. Ia merasa tak terima, namun perasaan cinta membuatnya tidak berdaya. Ia hanya bisa mengangguk tanpa melayangkan protes kepadanya.

"Bagus kalau kamu mengerti." Ucap Daniel seraya menepuk lembut pucuk kepala Seong Woo. Ia kemudian berbalik dan melangkah menjauh.

"Daniel!" Panggil Seong Woo. Daniel pun berbalik dan menatap ke arahnya.

"Apa aku seseorang yang berarti bagimu?" Tanya pemuda Ong itu. Daniel hanya tersenyum dan mengangguk.

"Tentu. Kamu berarti bagiku." Ucapnya. Pemuda Ong itu tersenyum dan mengangguk. Paling tidak ia punya alasan untuk tetap berada di samping Daniel, meski ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada Jeon Jungkook. Ia cukup tahu bagaimana cara berbalas budi. Tapi ia juga tahu bahwa penghianatan akan membuatnya kehilangan orang yang ia cintai. Ia harus memilih, dan ia memilih Daniel.
.
.
.

"Sudah sampai." Ucap Jungkook saat mobilnya berhenti tepat di depan kediaman Taehyung. Taehyung menghela napas lega dan kemudian menoleh ke arah Jungkook.

"Menginap?" Tawarnya. Jungkook terlihat berpikir sejenak dan kemudian menengok ke arah rumah Taehyung.

"Orang tuamu?" Tanyanya. Taehyung hanya tersenyum.

B A N G S A T [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang