Bab 51

3.5K 396 103
                                    

Hening, hanya hening yang menyelimuti suasana apartemen Jungkook. Desahan napas kasar beberapa kali terdengar dari Taehyung yang sedari tadi hanya diam bersendekap tangan. Jungkook yang melihat itu hanya bisa menatap tajam seraya berpikir bagaimana memulai pembicaraan. Ia tidak tahu sejauh mana Taehyung tahu tentang masa lalunya. Haruskah ia menceritakan semua dari awal? Ah, pasti membutuhkan waktu yang sangat banyak.

"Jadi, kamu mau bercerita apa tidak?" Tanya Taehyung jengah. Sudah hampir setengah jam tapi tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Jungkook.

"Eng... Itu..." Jungkook terlihat ragu untuk memulai ceritanya. Taehyung yang jengah pun segera beranjak dan menyahut tasnya.

"Seharusnya kamu bilang jika tidak ingin cerita. Buang-buang waktu saja. Aku pulang." Taehyung melangkahkan kakinya. Jungkook dengan cepat mengejar dan menahan langkahnya.

"Tunggu, baiklah, aku siap menceritakan semuanya." Taehyung berhenti dan berbalik. Jungkook masih memegang pergelangan tangannya sembari menatapnya.

"Baiklah. Ceritakan semuanya." Jungkook mengangguk dan kemudian mengajak Taehyung kembali duduk. Jungkook terlihat menghela napas sebelum pada akhirnya memulai bercerita.

"Apa yang kamu dengar itu memang benar. Aku dulu memang suka balapan liar." Jungkook menjeda ucapannya dan menatap ragu ke arah Taehyung.

"Lalu? Apa masalahnya dengan Daniel dan jelaskan apa hubunganmu dengan Ong Seong Woo?" Tanya Taehyung. Jungkook terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab.

"Apa yang aku ceritakan padamu dulu tak sepenuhnya salah. Hubunganku dan Daniel memang kurang baik di sekolah karena kami adalah rival. Tapi lepas dari hal itu, aku dan dia juga rival di dunia malam. Aku dan Daniel memiliki sebuah perkumpulan. Masing-masing dari kelompok kami cukup terkenal karena tidak pernah kalah dalam balapan. Tapi pada suatu hari Daniel datang dan mengajakku taruhan. Jika di antara kami menang balapan, maka sang pemenang berhak meminta apa saja pada yang kalah." Jelasnya. Taehyung masih fokus mendengarkan ceritanya.

"Taruhan itu terjadi. Aku dan Daniel berlomba menjadi pemenang dalam balapan itu. Beberapa kali Daniel mencoba menjatuhkanku, tapi usahanya saat itu gagal. Tetap aku yang jadi pemenang." Lanjutnya. Jungkook sedikit tersenyum mengingat kejadian itu.

"Lalu, kamu minta apa sebagai imbalan taruhanmu?" Tanya Taehyung masih dengan nada dinginnya.

"Aku hanya meminta pengakuan. Aku juga memintanya untuk tidak mengerecoki kelompokku lagi." Jungkook menyandarkan dirinya dan menerawang, mencoba mengingat kejadian yang beberapa tahun berlalu.

"Aku pikir Daniel akan menyerah. Tapi ternyata aku salah. Satu minggu setelah acara taruhan itu, Daniel melukai salah satu dari temanku. Ia menyekap dan menghajarnya sampai babak belur sebelum pada akhirnya melepaskannya." Jungkook menghela napas panjang dan kemudian melanjutkannya.

"Aku sangat marah saat itu, Tae. Tanpa pikir panjang aku segera membuat strategi untuk membalas dendam. Aku dan kelompokku sepakat untuk menyerang kelompoknya. Perkelahian pun terjadi." Jungkook menjeda ucapannya dan menatap ke arah Taehyung. Pemuda itu masih diam menantikan lanjutan ceritanya.

"Kami memutuskan berhenti saat mendapati kelompok Daniel yang sudah lemah. Kondisi mereka cukup berantakan, tak jauh seperti apa yang mereka lakukan terhadap Jaehwan. Kami kemudian pergi."

"Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Ah, Ong Seong Woo, bukankah dia salah satu dari kelompok Daniel? Bagaimana bisa kamu berteman dengannya?" Tanya Taehyung. Jungkook tersenyum simpul dan mengelus surai Taehyung.

"Ternyata kamu tahu cukup banyak." Ucapnya. Taehyung mendengus dan mempoutkan bibirnya.

"Ck. Itu bukan sesuatu yang penting. Cepat jelaskan!" Titahnya. Jungkook tersenyum dan mengangguk.

B A N G S A T [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang