Bab 57

4.1K 409 92
                                    

Bel pulang berbunyi. Taehyung berdiri dan berjalan ke arah Daniel. Sesuai kesepakatan, hari ini mereka akan pulang bersama.

"Ayo kita pulang." Ajak Taehyung. Daniel tersenyum dan mengangguk.

Mereka berjalan beriringan seraya bercengkerama. Beberapa orang yang ada di sekitarnya memandang mereka aneh karena jarang sekali melihat Taehyung dekat dengan yang lain. Biasanya dia akan selalu menempeli Jungkook. Tapi sekarang? Beberapa siswa mulai menduga-duga, apalagi setelah melihat pertengkaran mereka pagi tadi, mereka yakin jika hubungan Jungkook dan Taehyung sedang bermasalah.

"Daniel, kamu beneran mau membantuku kan?" Taehyung menghentikan langkahnya dan menatap Daniel.

"Iya, aku akan membantumu. Sekarang katakan, apa yang bisa aku lakukan?" Tanya Daniel. Taehyung menghela napas dan mengarahkan pandang ke arah lain.

"Lihatlah, bahkan mereka sekarang terang-terangan bertemu di sekolah. Padahal aku dan Jungkook masih berpacaran, meski sekarang sedang bermasalah." Tatapan Taehyung menyendu. Daniel pun yang ikut mengarahkan pandangannya ke objek yang Taehyung tuju merasa terkejut. Ia tidak tahu kalau Seong Woo menemui Jungkook. Entah mengapa ada sesuatu yg menyakitkan di relung hatinya.

"Daniel, berpura-puralah menjadi kekasihku." Ucapan Taehyung menarik kembali atensi Daniel. Ia menatap Taehyung penuh tanya.

"Ayolah, bukankah pengkhianatan harus dibayar pengkhianatan pula? Dengan begitu, mungkin Jungkook akan sadar kalau aku berarti di hatinya. Ayolah, bukankah kamu sudah bersedia?" Tatapan Taehyung memelas. Meski sedikit ragu, Daniel pun akhirnya mengangguk.

"Baiklah, lakukan sesukamu." Ucap Daniel membuat senyum Taehyung melebar.

"Gomawo. Kamu memang teman yang baik. Terima kasih Daniel." Taehyung merangkul lengan Daniel dengan wajah yang ceria.

"Kajja, kita tunjukkan kalau aku bisa melakukan hal yang sama." Taehyung berucap semangat dan kemudian berjalan ke arah Jungkook dan Seong Woo.

Seong Woo menarik napas dan mencoba tersenyum di depan Jungkook. Jujur hatinya saat ini terasa sakit melihat bagaimana Daniel tersenyum cerah saat bersama dengan Taehyung. Seingat Seong Woo, Daniel tidak pernah tersenyum begitu lebar saat bersamanya. Apakah Taehyung lebih berarti untuknya?

"Ong? Kamu tidak apa-apa?" Tanya Jungkook. Seong Woo tersenyum dan menggeleng.

"Aku baik-baik saja." Ucapnya diiringi senyum paksa.

Taehyung menghentikan langkahnya di samping Seong Woo dan Jungkook. Ia kemudian melepas rangkulan tangannya di lengan Daniel dan beralih berhadapan dengannya.

"Daniel, aku sangat bahagia. Akhirnya aku tahu siapa yang paling baik dan tulus padaku. Aku lega bisa lepas dari lelaki pengkhianat sepertinya." Taehyung melirik Jungkook tajam dan beralih menatap Daniel dibarengi senyuman.

"Aku senang akhirnya aku sadar bahwa kamulah yang selama ini tulus mencintaiku. Aku bersedia menjadi kekasihmu." Taehyung memeluk tubuh Daniel. Daniel hanya tersenyum dan membalas pelukan Taehyung.

"Terima kasih sudah menerimaku." Ucap Daniel seraya mengelus punggung Taehyung.

Seong Woo yang sedari tadi mendengar ucapan mereka tanpa sadar mengepalkan tangannya. Detak jantungnya mencepat dan rahangnya mengeras. Ia tak habis pikir bagaimana bisa Daniel melakukan hal itu di hadapannya. Kalaupun ini sandiwara, seharusnya ia membicarakan semua ini kepadanya. Tapi ini apa?

"Daniel, bukankan Seong Woo kelasihmu? Apa tidak masalah jika kamu menjalin hubungan denganku?" Tanya Taehyung setelah melepas pelukannya.

"Aku sama sekali tak pernah mencintainya. Dia saja yang selalu mengejarku. Dari awal aku menyukaimu." Ucap Daniel seraya mengelus pipi Taehyung lembut.

"Daniel!" Seong Woo tak tahan lagi. Ia berjalan mendekat membuat Taehyung sedikit memberi jarak.

Plak

Satu tamparan telak mengenai pipi Daniel.

"Aku tidak habis pikir. Jadi ini adalah rencanamu? Ini yang menjadi alasanmu? Bajingan! Aku kira kamu melakukan ini semua karena Jungkook, tapi ternyata? Wah... Aku tak percaya. Padahal aku sudah melakukan semuanya untukmu, bahkan aku sudah menuruti semua keinginanmu. Tapi ternyata? Aku menyesal mencintaimu." Seong Woo kemudian berlalu dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Ong! Dengarkan aku dulu!" Daniel ingin mengejar, tapi dengan cepat Taehyung mencekalnya.

"Jadi semua ini adalah rencanamu?" Tanya Taehyung dengan tatapan tajamnya.

"Aku bisa jelaskan." Ucap Daniel.

Bugh

Satu tonjokan melayang di pipi Daniel.

"Bangsat! Aku tidak percaya kamu tega melakukan ini semua. Selama ini aku menganggapmu teman. Keterlaluan!" Taehyung berjalan ke arah Jungkook yang masih berdiri di tempat yang sama.

"Jungkook, maafkan aku." Taehyung memeluk tubuh Jungkook erat.

"Maafkan aku juga, Tae. Aku sama sekali tak ada niatan mengkhianatimu." Ucap Jungkook seraya mengelus surai Taehyung.

"Aku tahu." Taehyung mengecup bibir Jungkook dan memeluknya lagi dengan erat. Daniel yang melihat itu semua hanya bisa mengumpat. Semua rencananya berantakan. Bahkan sepertinya ia yang hancur sekarang. Perasaannya tak karuan. Ada rasa bersalah dan sakit saat melihat Seong Woo terluka.

"Sialan!" Daniel berlalu mengejar Seong Woo yang kini sudah jauh darinya.

"Drama memuakkan ini, akhirnya berakhir juga." Taehyung berucap saat Daniel menjauh dari sisinya.

"Aku sungguh gak kuat melihatmu menempeli bajingan itu. Lagian, apa pelukan tadi? Aku sungguh kesal melihatnya." Jungkook memasang muka cemberut yang malah membuat Taehyung tersenyum.

"Apa kamu cemburu?" Tanyanya diiringi senyum kotak khasnya.

"Tae, aku mencintaimu." Ucap Jungkook dan kemudian mengecup bibir Taehyung.

"Aku juga mencintaimu."

Bersambung...

Akhirnya...
Mari akhiri drama murahan ini.
Aku rindu kebangsatan mereka yang hakiki... 😀

Selamat malam minggu semuanya...
Semoga terhibur dengan bangsat-bangsat ini hehe...

Nista banget ya Allah

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Nista banget ya Allah...
Kalau penjaga villanya seperti ini mah, aku rela jadi juriknya 😂😂😂

B A N G S A T [KV]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum