15. Marquez's anger

19.5K 444 53
                                    

Kaki gadis itu melangkah agak cepat sampai ke arah dapur.Disana sudah ada Emmerita dan satu lagi maid yang masih muda sedang membersihkan sisa-sisa piring yang kotor.

"Bibi"

"Nona? nona sudah selesai makan?"

"Oh..iya tentu" Cassandra menggaruk pipinya yang tidak gatal,matanya menatap ke segala arah.Gadis itu mencoba menutupi rasa khawatirnya karena kejadian tadi.
Hingga ia menemukan hamparan bunga dari arah luar yang tertutup kaca besar mansion itu.

"Cantik sekali...."

Emmerita menengok mengikuti arah tatapan Cassandra.

"Ahh,iya nona.Anda ingin kesana?"

"Bolehkah?"

"Tentu saja "

Tidak menunggu waktu lama bagi Cassandra untuk berlari keluar.Gadis itu begitu terkagum-kagum, banyak sekali hamparan bunga disana yang menarik perhatiannya.Seperti gadis pada umumnya tentu saja ia senang melihat pemandangan itu.
Tangannya menyisir bunga-bunga dengan berbagai warna yang tumbuh menjulang, terlihat bahwa taman itu dirawat begitu rupa untuk memancarkan keindahannya.

Cassandra memetik sebuah bunga yang cantik dan menghirup wanginya dalam dalam, kemudian kembali berjalan mengikuti jalan setapak dari taman itu.

Dari dalam mansion , Emmerita dan satu maid yang lebih muda memandangi gadis kecil yang ada di taman bunga.

"Mrs.Emmerita ,apakah dia adalah anak Tuan Marquez? Wajahnya masih imut seperti anak high school "

"Tidak Michaella, dia berusia 18 tahun sama seperti denganmu hanya wajahnya saja yang terlihat lebih muda dan... dia bukan anak tuan bisa dibilang ia adalah... kekasihnya"

"Benarkah ?? Bukankah beberapa waktu lalu tuan digosipkan berkencan dengan wanita pemilik resort besar di Nevada ? "

"Aku sudah mendampingi Tuan Marquez selama 15 tahun, ia hanya pria yang membutuhkan seseorang yang siap menerima kelebihan dan kekurangannya.Nona Cassandra pasti akan meruntuhkan keras hatinya Tuan walaupun usianya masih sangat muda."

Michaella menganggukkan kepalanya seolah mengiyakan apa yang Emmerita katakan walaupun ia ragu karena gadis mungil itu lebih cocok menjadi anak majikannya.

Suasana cerah berawan yang memayungi kota Las Vegas membuat Cassandra betah berlama-lama melihat hamparan bunga di taman.Ia bahkan tidak memperdulikan pakaiannya yang agak kotor terkena tanah.Hingga saat matahari mulai terbenam dan Emmerita memanggilnya untuk kembali masuk ke mansion.Setelah mandi dan menghabiskan makan malamnya, Cassandra masih betah untuk duduk di meja makan.

"Nona"

"Iya?"

Cassandra terlonjak pelan saat Emmerita membuyarkan lamunannya .

"Sudah saatnya untuk kembali ke kamar dan beristirahat"

Oh tidak ! tidak ke kamar itu lagi!

Cassandra merasa gelisah.Tidak..ia tidak mau bagaimana jika Marquez memperkosanya lagi.

"Tidak bibi,aku tidak mau.Bisakah aku tidur di kamar bibi saja "

Emmerita mengerutkan keningnya,tentu saja ia tidak mengiyakannya.

"Maafkan saya nona,tetapi sebaiknya anda tidur di kamar nona"

"Baiklah,kalau begitu aku disini saja sepanjang malam".Cassandra menidurkan kepalanya dengan bantalan kedua tangan yang bertumpu di atas meja.

"Nona,tidak boleh begitu...nanti tu-"

"Pria gila itu akan mengamuk dan marah dan - dia pasti akan menendangku dari mansion ini.Itu ide yang sangat bagus" Cassandra menimpali ucapan Emmerita.Gadis itu tidak yakin akan ucapannya ,bisa saja Marquez akan menghukumnya dengan cara yang 'tidak biasa'.Tetapi kenapa pria itu harus peduli padanya.Dia tidak punya apa-apa bahkan kehormatan sebagai harta satu-satunya yang ia miliki direbut secara paksa.Astaga memikirkan itu membuat kepalanya berdenyut.

"Jangan begitu nona,jangan membuat tuan marah.Saya hanya tidak ingin nona terluka.Saya mohon nona" Emmerita mencoba membujuk gadis itu.

"Bibi pergi saja,aku tidak apa" Cassandra mengubur kepalanya pada lipatan tangan, gadis itu benar-benar tidak ingin diganggu.

Tidak peduli dengan emosi yang labil sekarang, hari ini memang ia menyenangkan dirinya dengan hamparan bunga diluar sana, tetapi saat ini yang ia pikirkan hanya

'Menghindari Marquez sebisa mungkin!'

***

Marquez benar-benar berlatih dengan keras, ia percaya jika kekuatan harus dilatih dan ditempa secara rutin dan tentu saja ia pria yang berbakat.Bukan otaknya saja yang jenius tetapi raganya yang keras layaknya besi.Tadinya ia sangat fokus melatih para anak buahnya tetapi saat ia tanpa sengaja atau mungkin saja nalurinya yang menuntun kedua netra pria itu untuk menengadah ke balkon atas dan menemukan sesosok gadis berparas cantik dengan rambut tergerai tertiup angin.

Sesaat ia terpaku sejenak dan menatap lekat gadis itu seingatnya tidak ada gadis india secantik itu selama dia tinggal di mansion ,ah ia lupa jika beberapa hari yang lalu ia membawa seorang gadis cantik.Ya..'gadis kecil berlubang sempit' .

Marquez terkekeh pelan saat pikiran kotor mencoba menguasai otak jeniusnya.Beraninya gadis itu mengganggu aktivitasnya.Selama ia berkencan dengan wanita secantik apapun keesokan harinya pasti ia sudah lupa.Tetapi gadis kecil itu ...bisa-bisanya ia mengganggu pikiran sang mafia terkuat di Amerika.Tanpa sadar bagian dari bawah celananya mengetat, terlihat jelas karena milik Marquez memang besar.

" Ah, fuck! " Marquez mengumpat dengan kasar.

Pria itu buru-buru kembali ke kamarnya, berniat membersihkan diri yang penuh dengan keringat dan tentunya mendinginkan tubuhnya yang panas sekarang ini .Shower dengan air yang dingin membasahi seluruh tubuh Marquez yang tidak tertutup sehelai benang pun.

Marquez berdiri dibawah kucuran air sementara kedua tangan nya mengusap usap wajahnya pelan.Mandi membuat pikirannya relaks sejenak, namun ia tetap memikirkan tentang tujuannya untuk pergi ke Mumbai - BERBURU

Ya.. memburu orang yang berani mengusik kehidupannya dan membuat hidupnya berantakan dulu.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya Marquez keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggang, menebarkan aroma harum maskulin walaupun tanpa adanya parfume yang menyemai di tubuhnya.Arah jarum jam yang mengarah ke angka 12, menandakan malam semakin larut entah apa yang merasuki Marquez hingga kini ia sudah berada tepat di depan kamar Cassandra.

Mungkin dia sudah tidur. Aku akan masuk dan melihatnya sebentar.

Pertama kali Marquez membuka kenop pintu dengan keadaan ruangan yang begitu gelap, tidak ada lampu yang menyala satu pun bahkan lampu tidur pun mati.Hanya ada sumber cahaya temaram yang berasal dari luar jendela.Marquez berjalan menuju kasur king size milik gadisnya
tanpa berniat untuk menyalakan lampu.

Ada yang tidak beres disini.

Marquez cepat-cepat menyibak bed cover yang menutupi kasur itu dan yang ia temukan hanya dua pasang guling disana.Lalu meremas bed cover yang ada di genggamannya dengan kuat hingga otot-otot ditangan timbul seperti ingin keluar dari persembunyiannya.Suasana berubah menjadi hening dan yang terdengar setelahnya adalah suara nyaring yang menggelegar hingga ke penjuru mansion.

"CASSANDRA !!!!!!"

.
.
.
tbc :)

next aku update kalo udah 300 votes dan 50 komen ya .nunggu lama gapapa deh hehehe

Beauty Trapped By The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang