Chapter 10 - Langkah Awal

422 63 2
                                    

...

Sakamaki Jun POV - Point Of View. (Sudut pandang Sakamaki Jun.)

Untuk mengambil alih satu kerajaan besar itu tidak mudah, maka dari itu aku memutuskan untuk memperkuat kekuatan tempur yang kumiliki saat ini. Yaitu dengan cara mengambil alih wilayah-wilayah yang dimiliki oleh suatu ras, seperti Desa Setengah Manusia contohnya, yang dihuni oleh ras setengah manusia.

Di dunia ini, mahkluk selain ras manusia tinggal terpisah dengan manusia. Seperti elf, yang tinggal di Hutan Elf, mahkluk setengah manusia yang tinggal di Desa Setengah Manusia, iblis yang tinggal di Alam Iblis dan masih banyak lagi.

Memang, bukan hal yang sulit bagiku untuk merebut suatu kerajaan, mau itu besar atau pun kecil. Tapi, untuk melakukan itu, aku harus menggunakan sebagian besar kekuatan yang kumiliki, aku tidak mau itu. Itu melelahkan.

Ya, selama aku turun ke Minase sejak aku menjadi Tuhan, satu kali pun aku belum pernah memakai kekuatan ilahi Tuhan yang kumiliki ini. Kenapa aku tidak menggunakannya? Karena, jika aku ingin menggunakan kekuatan ilahi itu, aku harus membuka pembatas sihir ilahi yang sudah kutahan di dalam tubuhku ini. Dan jika aku membukanya, maka hentakan energi sihir suci yang sangat amat kuat akan muncul disertai dengan kemunculan Halo ring bercahaya putih tepat di atas kepalaku.

Coba kalian pikir, jika aku membuka pembatas sihir ilahiku di depan banyak orang? Sudah kebayang bukan? Bagus.

Sebagai langkah awal, aku ingin merebut Hutan Elf. Kemampuan dan kekuatan sihir yang dimiliki oleh ras elf itu sudah tidak perlu diragukan lagi, mereka yang paling hebat. Mereka bisa menjadi kekuatan tempur yang bagus.

Kemarin, setelah aku mengadakan pertemuan dengan Arisa, Ai, Noel dan Lauren. Kami sudah sepakat untuk melakukan rencana pengambil alihan Hutan Elf pada pagi hari ini.

...

Pagi hari, di depan Hutan Elf.

"Arisa, Ai, Noel, Lauren, apa kalian sudah siap?" Tanyaku.

""Siap, Tuan!"" Jawab mereka dengan penuh semangat.

"Bagus, mari kita jalankan sesuai dengan rencana ya. Ai ... tolong ya."

"Baik, Tuan." Balas Ai. Ai, berjalan mendekati hutan itu, lalu ia mengarahkan tangan kanannya tepat ke arah hutan itu.

Hutan Elf itu dilindungi dengan sihir pelindung yang sangat amat kuat, pada umumnya untuk menemukan lokasi Hutan Elf saja itu sudah mustahil, apalagi untuk merusak dan menembusnya? Mustahil? Tidak! Bila Ai yang melakukannya!

Tadinya, di hadapan kami hanya terlihat sebuah hutan usang dengan pepohonannya yang sangat lebat tapi ...

*Suara kaca pecah.*

Pelindung Hutan Elf itu perlahan retak, lalu pecah berkeping-keping.

"Sudah selesai, Tuan." Ujar Ai.

Tepat setelah Ai menghancurkan sihir pelindung yang dimiliki oleh ras elf, terlihat sebuah gerbang besar yang terbuka lebar di hadapan kami. Di depan gerbang itu terdapat dua penjaga yang sedang berjaga di sana.

"Ai, apa kamu menghancurkan pelindung sihir tadi sesuai dengan cara yang kuberitahu padamu sebelumnya?" Tanyaku.

"Tentu, Tuan. Aku sudah melakukannya sesuai dengan cara yang Tuan beritahu padaku jadi, mereka tidak akan mengetahui bahwa pelindung mereka sudah dirusak dari luar." Balas Ai.

"Kerja bagus, terimakasih ya, Ai. Kalau begitu ... operasi perebutan Hutan Elf, dimulai." Ujarku.

Arisa, Ai, Noel, dan Lauren sedikit menundukkan kepalanya, "Baik, Tuan. Percayakanlah semuanya kepada kami, kami berjanji tidak akan mengecewakanmu Tuan." Ujar Noel.

Tensei Shitara Kami ni Natta?!Where stories live. Discover now