Chapter 20 - Pedang Suci Empress

206 23 13
                                    

...

Di dalam alam bawah sadarku.

Setelah aku tertusuk, seluruh pandanganku langsung berubah. Sepanjang mataku memandang, aku hanya melihat warna putih.

Ini? Alam bawah sadarku? Atau ... ini adalah dimensi ruang yang diciptakan oleh Empress di dalam alam bawah sadarku?

Saat aku sedang berpikir keras, aku mendengar suara yang memanggilku dari belakang.

"Manusia, kemarilah."

Aku langsung berbalik ke arah suara itu.

Di sana, terlihat seorang gadis yang berdiri menghadap ke arahku. Gadis berambut ungu, dengan mata merahnya yang menatapku.

"Kamu? Empress?"

"Ah ... kemarilah, manusia."

*Ctak!*

Sembari mengajakku dia menjentikkan jarinya. Bersamaan dengan jentikkan jari itu, muncul dua buah kursi dan sebuah meja tepat di hadapannya.

Dia langsung menduduki kursi itu.

Aku berjalan mendekatinya.

"Duduklah."

Aku menganggukkan kepalaku, lalu duduk berhadapan dengannya.

"Ini di mana? Apa ini di dalam alam bawah sadarku?" Untuk memastikan, akhirnya aku memutuskan untuk menanyakannya secara langsung.

Dia tersenyum dengan arogan. "Hmph, tepat. Ini adalah dimensi ruang yang kuciptakan di dalam alam bawah sadarmu."

"Aku tidak ingin berlama-lama, tadi kau bilang, kau ingin menjalin kontrak denganku bukan? Manusia."

Ahh ... ternyata benar dugaanku. Ini dimensi ruang yang dia ciptakan, untuk menciptakan serta mempertahankan ini dibutuhkan energi sihir yang luar biasa banyak dan stabil. Kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi.

"Ya, aku ingin menjalin kontrak denganmu. Empress."

Gadis itu terus menatap tajam mataku, setelah beberapa saat, dia tersenyum.

"Hee ... baik, sesuai perkataanku sebelumnya. Akan kuberikan kau satu kesempatan, jangan mengecewakanku, manusia."

"Ahh, aku berjanji Empress. Akan aku tunjukkan, bahwa aku layak untuk memilikimu."

Gadis itu mengulurkan tangannya ke arahku, "Kemarikan tangan kananmu."

Tanpa ragu, aku langsung menaruh tangan kananku di atas tangan kanan Empress yang berada di hadapanku.

Dia menyatukan jari tangannya dengan jari tanganku. Tangan kami saling menggenggam satu sama lain.

"Alirkan sihirmu padaku, manusia."

"Umm, baiklah."

Aku berkonsentrasi dan mengalirkan sihirku secara perlahan ke dalam tubuh Empress sesuai permintaannya.

Aura sihir yang keluar dari tanganku, mengalir ke dalam tubuh Empress melalui tangannya.

...

Empress POV - Point Of View. (Sudut pandang Empress.)

Hmm? Manusia ini, dia tidak memiliki rasa tamak dan kerakusan di dalam sihirnya. Bahkan, dia bisa bertahan di dalam dimensi ruang yang kuciptakan ini.

Yang di mana, biasanya manusia biasa akan langsung kesulitan bernafas dan akhirnya mati.

Menarik.

"Cukup, manusia."

Mendengarku, dia langsung menghentikan aliran sihirnya. Responnya cepat, bagus.

Tensei Shitara Kami ni Natta?!Kde žijí příběhy. Začni objevovat