Chapter 16 - Bandit

149 31 7
                                    

Ai menghentikan kereta kudanya di dalam semak-semak yang berada tidak jauh dari sumber asap itu.

"Tuan, sepertinya sedang terjadi sesuatu di depan sana. Sebaiknya kita berjalan dari sini, sekalian melihat apa yang sedang terjadi di depan sana."

"Ide bagus, Ai. Kalau begitu, ayo kita lihat dulu. Sebenarnya ada apa ini."

Aku, Arisa, Ai, Noel, juga Yuka dan Yuki. Mengintip dari semak belukar yang ada di hadapan kami, untuk melihat ke arah asap itu berasal.

Dan di situ, aku melihat puluhan kereta kuda yang sedang membawa barang dan orang di dalamnya. Dihentikan oleh sekelompok orang berbadan kekar dengan berbagai macam senjata di tangan mereka.

Eh? Apa ini? Rampok?

"Sepertinya para bandit itu sedang mencoba untuk merampok para pengungsi yang ada di sana." Ujar Arisa.

Bandit? Ohh … penjahat kelas teri ternyata. Tapi ngomong-ngomong, pengungsi? Sedang mengungsi dari apa mereka?

Intinya, ini tidak bisa dibiarkan.

Aku langsung berdiri dan keluar dari semak-semak itu. Aku berjalan dengan santai ke arah mereka.

"Arisa, Noel. Tolong bantu aku."

"Ha! Baik, Tuan." Balas mereka meresponi perkataanku

"Ai, tolong jaga Yuka dan Yuki ya."

"Umm ... baik, Tuan."

Aku, Arisa dan juga Noel, berjalan menuju ke arah para pengungsi yang sedang dikepung oleh para bandit itu. Tentunya, dengan santai.

Kerja kenapa, kerja! Banyak kerjaan yang bisa dilakukan oleh orang-orang seperti kalian. Ini malah ngerampok, cemen amat.

Saat kami mendekati mereka, aku menyapanya.

"Yo. Sedang apa kalian?"

Seketika, seluruh bandit itu menoleh ke arahku. Dengan cepat, aku langsung melihat perlengkapan mereka untuk memeriksa situasi.

Sepuluh orang dengan serangan jarak dekat, tujuh jarak jauh dan lima penyihir yang mampu menggunakan sihir tingkat tiga ... ya?

Dan sepertinya, asap tadi berasal dari sihir ledakan yang dilakukan oleh salah satu penyihir yang ada di sana.

"Siapa kau? Nyari mati ya? Ha?!" Teriak salah seorang bandit yang ada di hadapanku.

Huft ... kalimat yang sering muncul dari karakter ampas di film-film. Ternyata, kalau mendengar secara langsung rasanya malah jadi aneh. Kesannya, nanti alurnya akan jadi seperti apa sudah ketebak.

"Namaku Jun, Sakamaki Jun. Kalian sedang apa?"

" ... eh? ... SA-SAKAMAKI JUN?!!" Teriak seluruh bandit itu dengan wajah mereka yang sangat amat terkejut bukan main. 

Diikuti dengan para pengungsi yang juga terheran-heran dan kebingungan setelah aku menyebutkan namaku.

"Sakamaki Jun?"
"Apa benar orang itu Sakamaki Jun?"
"Mustahil!"
"Tidak mungkin, sulit dipercaya."
"Eh? Orang yang rumornya mengalahkan Raja Arcadia itu? Apa iya?"
"Hanya orang-orang yang tinggal di Arcadia saja yang mengetahui sosoknya. Apa iya dia orangnya?"

Meski aku tidak dapat mendengarnya dengan jelas. Aku tahu, bahwa saat ini, mereka semua sedang bergumam mengenai namaku.

"Umm … itu namaku, memangnya ada apa?" Aku pun jadi ikut kebingungan dan bertanya-tanya pada diriku sendiri.

Mereka ini kenapa ya? Kok sampai kaget begitu? Memangnya namaku seaneh itu ya? Ya maap.

"Bohong! Kau hanya menggertak!" Teriak salah seorang bandit itu.

Tensei Shitara Kami ni Natta?!Where stories live. Discover now