06 - Kepergian

1.2K 152 2
                                    

Kejadian itu sudah satu Minggu lamanya, namun setiap mengingat kejadian itu rasanya bisa saja membuat jantungnya berdetak tenang. Selama satu Minggu itu juga Jungkook lebih sering mengriminya pesan, tidak terlalu sering karena mereka sama-sama sibuk. Bahkan pesannya bisa di hitung dalam satu hari, palingan ia mengirim pagi dan Eun Bi bakal membalasnya siang. Sudah di katakan jika perkerjaan menuntut Eun Bi untuk menjadi kelalawar yang berkerja saat malam dan tidur saat pagi.

"Hei, mau ikut aku tidak?" Tanya Yerin di seberang telpon sana, menampilkan layanan Video Call di sana nampak Eun Bi sedang sibuk mengetik sesuatu di layar komputer miliknya hanya mendesah malas. Akibat terlalu sibuk dengan perkerjaanya, bisa Yerin lihat jika Eun Bi sedang mengalami stress berat. Yerin sebagai sahabat hanya menatapnya khawatir, bagaimana Eun Bi tidur dengan tidak teratur tidak keluar menyentuh matahari, bahkan kerjaannya hanya menatap layar komputer sesekali berguling-guling malas.

"Kau nampak seperti mayat hidup Bi, jangan terlalu keras pada dirimu." Kata Yerin, ah. Bahkan tidak gadis itu katakan ia akan melakukanya, hanya saja keadaan sedang menghimpitnya saat ini. Jika ia tidak berkerja tidak mendapatkan uang, bagaimana nasib keluarganya. Sedangkan adiknya membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan setiap bulanya. Belum lagi obatnya, rasanya Eun Bi benar-benar muak menjadi anak pertama. Ya, anak pertama itu bahunya harus sekuat baja. Dan hatinya pun harus setegar karang, ia sudah terbiasa menjadi yang paling di cinta sebelum menjadi tidak bersisa. Orang tuanya tentu memanjakan sang bungsu, dan seakan lupa bahwa yang pertama juga membutuhkan perhatian di saat lelah.

"Ck, anak ini. Lama-lama kau mungkin akan gila jika melamun terus seperti itu."

Decakan Yerin menggema, tapi Eun Bi lebih memilih tidak menghiraukannya. Sesekali memijat pelipisnya yang mungkin sekarang mati rasa. Wah, sepertinya apa yang di katakan Yerin benar kepalanya rasanya nyaris hilang. Bahkan, mungkin ia akan gila sebentar lagi.

"Kau mau kemana?" Tanya Eun Bi, saat melihat Yerin tengah mengunci kamar dengan masih menyambungkan saluran telepon bersama Eun Bi, gadis itu melirik ke bawah sesekali meniti anak tangga tanpa menoleh gadis itu berkata yang mungkin membuat isi kepala Eun Bi semakin pecah. "Menjemputmu apa lagi, kau itu nampak dari hari ke hari seperti mau mati saja."

"Sialan, jangan macam-macam kau. Kerjaanku belum kelar. Aku juga malas untuk keluar." Emosi Eun Bi, Yerin melirik ke arah ponselnya sejenak dan menampilkan wajah anehnya. "Ya, aku tau. Kau selalu berkata seperti itu, jika tidak di paksa kau tidak akan mau. Jadi ya, Eun Bi sebaiknya kau bersiap-siap sebelum aku menyeretmu pergi dengan wajah buruk rupamu seperti itu."

Kemudian sambungan telepon terputus, sebelum itu ia lihat jika Yerin menyebutkan nama Taehyung di sana. Ah sialan, gadis itu selalu menjadikanya obat nyamuk. Eun Bi mengerang malas berusaha mengumpulkan tenaga untuk beranjak menuju kamar mandi. Ia tidak mau jika semua orang tahu jika wajahnya sangat tidak enak di pandang akhir-akhir ini.

***

Eun Bi sebenarnya tidak tahu kemana tujuan mereka, Taehyung nampak tidak seperti biasanya lelaki itu nampak diam dan mengendarai mobil di atas rata-rata. Yerin bahkan sudah memperingatinya berulang kali, seolah tuli Taehyung mengendarai dengan membabi buta. Sementara Eun Bi di belakang mereka rasanya ingin muntah, ia belum makan apapun perutnya kosong. Mungkin ia sedang tidak enak badan, sesekali mengumpat kepada Taehyung.

"Taehyung iblis, tidak bisa kau mengendarai mobil layaknya membawa orang tua. Aku tidak tanggung jawab jika aku memuntahkan isi makananku di jok mobilmu." Keluh Eun Bi, tidak mendapatkan jawaban. Malah lelaki itu memacu semakin kencang. Taehyung itu bebal sekali.

Mobil terhenti di pinggir jalan, karena terlalu mendadak tubuh Eun Bi terhunyung ke depan, menyembur bangku yang ada di depannya, dan kepalanya bahkan membentur kaca mobil. Ah, seharunya ia tidak ikut ke sini. Taehyung keluar lebih dulu, sebelum Yerin. Eun Bi masih mencoba untuk menyadarkan kesadaran. Nampak Yerin membuka sabuk pengaman dengan tergesa-gesa, melirik ke arah Eun Bi sejenak. "Cepat keluar, kita harus susul Taehyung."

Restricted ✓Where stories live. Discover now