14 - Ji Yeon

1K 134 6
                                    

Angin berhembus menusuk tubuh hingga ke tulang, mata itu masih menatap ke arah hamparan luas kota dari atas hotel ternama yang sedang mereka tempati. Udara terlampau dingin, namun gadis itu tetap pada tempatnya berdiri lurus menatap ke depan tampak memandang kosong arah kemerlap lampu kota. Moon Bin berdiri tidak jauh di belakangnya, menatap Eun Bi dengan perasaan lelah. Fisiknya belum sehat sempurna, pertempuran lisan siang tadi masih terngiang di kepala lelaki itu, mencoba memandang pada sudut pandang Eun Bi, yang mungkin sekarang hancur berantakan.

"Cepat masuk, sudah tengah malam. Udaranya sudah tidak baik untuk tubuh." Lelaki itu berkata di belakang Eun Bi, gadis itu sempat mengerjap pelan sebelum berbalik menemukan Moon Bin yang masih berbalut pakaian siang tadi. Lelaki itu kembali berkata, selagi helaan nafas beriringan dengan asap putih dingin dari kedua belah bibirnya. "Masih ada waktu dua hari lagi, baru kita pulang ke Korea."

Eun Bi hanya tersenyum pelan, kemudian mengganguk. Menunduk pelan, selagi berjalan menuju ke arah Moon Bin. Lelaki itu menanti Eun Bi untuk berjalan mendekat ke arahnya, setelah gadis itu berada di hadapanya dapat ia lihat sisa air mata masih tanggal di sana, hidung gadis itu memerah. Sebenarnya itu sangat manis, hanya saja sedih melihat ia sehancur ini. Eun Bi kembali tersenyum, namun hanya senyum menyakitkan yang di keluarkan gadis itu.

"Aku takut." Kata gadis itu.

Moon Bin menghela nafas berat, sebelum itu menarik dagu Eun Bi yang sempat tertunduk menatap di mana kakinya menapak, mengarahkannya untuk menghadap ke arahnya. "Itu resiko tentang apa yang sudah kau lakukan, salah sendiri memiliki pikiran pendek. Sudah tahu Jungkook itu mantan narapidana, tentu jika ia telah masuk ke sana berarti ia melakukan kejahatan kriminal. Jangan tertipu dengan cover dan perkataan manis, sekarang kau tahu sendiri akibatnya."

"B-bagaimana jika ia menemukanku, dan membunuhku." Tanya Eun Bi, gurat ketakukan dan kecemasan tergambar jelas di wajah gadis itu membuat Moon Bin hanya menggeleng pelan, tampak percaya diri sekali jika Eun Bi tidak akan luka sedikitpun. Malah membuat Eun Bi semakin takut, bahkan Moon Bin tidak pernah berkata datanglah di saat kau merasa takut, berlindunglah di saat kau terancam atau pergi kepadanya saat merasa sesuatu yang salah. Lelaki itu tidak pernah berkata demikian, selain menyalahkan Eun Bi menyadarkan Eun Bi, tanpa melakukan hal menyenangkan Eun Bi. Lelaki itu terlalu adil dalam berbagai hal.

Namun bagi Moon Bin, Jungkook tidak mungkin melukai Eun Bi. Terlihat bagaimana redup marahnya saat melihat Eun Bi merengkuh tubuhnya di banding kembali pada Jungkook, tubuh yang bergetar takut melihat sosok Jungkook dan sedikit terlihat sepercik kecewa lelaki bermata bulat itu saat Moon Bin merasa ia lah yang memenangkan pilihan Eun Bi untuk kembali ke Korea, memilih untuk meninggalkan Jungkook.

***

Di langit yang sama lelaki itu memilih untuk duduk di pinggiran ranjang, menatap pantulan dirinya pada kaca rias yang pagi tadi di tempati Eun Bi. Kepalanya belum sembuh sempurna dari pukulan Hels milik gadis itu, namun entah kenapa rasanya malam ini sepi sekali tanpa ocehan gadis itu. Biasanya Eun Bi akan mengomel jika Jungkook mengetuk pintu kamar mandi kelewat kuat di saat ia sedang mandi, menonton tv sesekali lelaki itu mencuri pandang ke arah Eun Bi yang melototinya kesal, atau melempar bantal ke arah muka lelaki itu dan berkata jika lelaki itu terlalu mesum.

Pagi tadi ia menemukan ruam-ruam merah kebiruan pada sekitar leher dan atas dada milik gadis itu, sempat tidak percaya jika itu hasil yang ia buat sendiri. Terlebih sebelum gadis itu meninggalkan rumah, berkata jika ia masih saja di hantui bayangan Eun Hee. Lelaki itu juga sempat binggung, jujur saja yang ia ingat semalam hanya ia yang terlalu banyak mengonsumsi alkohol dan terbangun di pagi harinya dengan kepala pusing bukan main.

Lelaki itu berdiri, setelah terdengar suara dentingan bel. Raut lelaki itu nampak binggung namun tetap membuka pintu, jika saja itu Eun Bi yang memencet bel. Sangat berharap sekali pikirnya.

Restricted ✓Where stories live. Discover now