09 - Penawaran

1K 146 14
                                    

"Ada masalah?"

Eun Bi melirik ke arah Moon Bin yang sekarang berdiri di samping mesin minuman kaleng, kemudian menggeleng sesekali menegak colanya hingga setengah. Moon Bin yang melihat itu hanya menghela sesekali menatap jengkel Eun Bi, masalahnya pagi-pagi sekali Ibu gadis itu mendatangi rumah Moon Bin hanya berkata jika Eun Bi mengalami pingsan saat mengalami sakit seperti di tusuk di perut, gadis itu terlalu banyak menghabiskan waktu malam tanpa tidur. Dan makan ketika perutnya terasa melilit, pantas saja gadis itu pingsan karena terlalu banyak habis energi. Dan setelah bangkit dari pingsanya, gadis itu malah berjalan mengikuti Moon Bin ke mesin minuman kaleng di Cafetaria rumah sakit. Bertingkah sebelumnya hal yang terjadi pada dirinya bukanlah apa-apa.

"Bi, jika kau ada masalah cerita saja. Kau lebih mengerikan jika hanya bengong seperti ini." Gadis itu kembali menegak minumannya hingga habis, meremat kaleng itu hingga penyok. Moon Bin tentu tidak salah mengasih suntikan yang salah pada Eun Bi, bukankah keadaan gadis itu sedikit membaik, malah menjadi berkali-kali lipat lebih baik dari sebelumnya. Apa mungkin Eun Bi setelah di suntik mendapat tenaga super akibat sifat kelalawarnya itu saat menjelang malam berkerja sampai pagi hari baru ia tidur. Gadis itu menghela nafas berat. "Bin, jika aku bekerja di sini tanpa sertifikat lulusan kuliah terbaik bisa tidak. Aku benar-benar lelah mencari uang dengan cara ini, sedangkan banyak yang harus aku bayar. Aku hanya lelah akhir-akhir ini. Tidak perlu khawatir, aku sering berfikiran aneh-aneh jika sedang lelah."

"Aku harus pulang, terima kasih Bin. Sekali lagi kau menyelamatkan nyawaku." Moon Bin hanya tersenyum, mendekat ke arah Eun Bi berdiri dua langkah di hadapan gadis itu. "Jangan sia-siakan hidupmu pada hal negatif yang sering kali kau pikirkan di saat sendiri, jika kau butuh teman berbicara aku siap mendengarkan Bi. Kita bukan kenal hanya sebentar, kita saling mengenal dari kecil jadi tidak ada yang perlu kau sembunyikan lagi. Terlebih, tentang masalah keuangan keluargamu. Aku akan mengusahakan agar adikmu mendapatkan perawatan terbaik, dan bisa kembali seperti keadaan semula."

"Rasanya aku benar-benar harus hidup bergantung padamu. Ucapan terima kasih bahkan rasanya sudah basi untuk aku ucapkan selalu." Tawa Eun Bi, Moon Bin berdecak keras kemudian tertawa merangkul bahu milik Eun Bi. "Kau ini seperti dengan siapa saja, jangan berbicara seperti itu. Kau melukai perasaanku karena kau pikir aku melakukan ini tidak tulus, aku jujur tulus menolong keluargamu Bi, terlebih adikmu itu yang selalu memanggil dan menyapaku saat aku akan pergi sekolah sampai aku berkerja sampai sekarang, rasanya sangat aneh tidak mendengar sambutan selamat pagi dari Eun Byul."

Mengingat itu rasanya Eun Bi benar-benar merindukan sang adik yang sekarang hanya terdiam di rumah dengan keadaan lemah tak berdaya, hanya bisa bergerak dengan di bantu berjalan. Di ajak berbicara dengan diam tanpa ekspresi, Eun Byul mendengar namun gadis kecil itu tidak bisa mengatakan sepatah kata karena penyakitnya telah menyebar ke saluran pita suara. Mata milik Eun Bi berkaca-kaca, harusnya yang lebih menyedihkan lagi di sini adalah adiknya. Kenapa ia merasa ia yang paling tersakiti di sini, mungkin Eun Bi terlalu egois menginginkan bahagia di atas derita.

"Kau harus kuat, jika tidak. Kau akan kalah dengan dunia yang keras ini Bi, jangan berkata kau tidak mempunyai siapa-siapa di dunia ini. Aku, dan keluargamu semua menyayangimu namun Tuhan memiliki cara yang berbeda untuk menguji umatnya. Dan Tuhan juga tidak akan menguji di luar batas kemampuan hambanya, semuanya pasti ada jalan keluarnya Bi. Namun semuanya butuh proses, yang harus kau lakukan sekarang hanya perlu berdoa yang terbaik dan mengistirahatkan sejenak dirimu di saat lelah dengan dunia." Moon Bin menepak bahu Eun Bi pelan, berusaha menyemangati gadis itu. Eun Bi menatapnya dengan pandangan berkaca-kaca, kemudian mengganguk perlahan lantas Moon Bin yang gemas meletakkan telapak tanganya pada puncak kepala gadis itu, mengacak surainya pelan. Setelah itu rasanya emosi Eun Bi memuncak kembali saat mendengar suara seseorang yang membuatnya gila dari hari ke hari akhir-akhir ini.

Restricted ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon