16 - Pembohongan yang manis

1.1K 135 7
                                    

"Terus saja bersandiwara Jeon, lakukan sesukamu. Aku menyerah."

Dua puluh menit lamanya Eun Bi memilih untuk menenangkan diri di Kafetaria Apartemen yang di miliki Jungkook, setelah berkata demikian. Eun Bi memilih untuk menghabiskan waktu di luar, dari pada bertemu dengan Jungkook yang melihatnya saja sudah membuatnya emosi bukan main. Terlebih, lelaki itu tidak berkata apapun semenjak Eun Bi meninggalkan Apartemen. bahkan biasanya Jungkook akan melarang ini dan itu, semenjak Eun Bi membanting keras pintu lelaki itu tidak bereaksi sama sekali. Bahkan untuk sekedar menahannya agar tidak pergi pun sama sekali tidak.

Mereka butuh menenangkan diri sejenak, begitu pikir Eun Bi.

Tiga puluh menit lagi mereka berangkat, namun nampaknya Jungkook sama sekali tidak ada niatan untuk menemui dan mengajaknya. Eun Bi memilih untuk menyesap kembali Kopi hitam miliknya sesekali melihat pukul berapa di jam miliknya, sedangkan Apartemen yang mereka tempati jauh dari bandara. Jika di hitung dengan batas normal, jika lalu lintas tidak macet itu bisa di tempuh dengan waktu lima belas menit, bahkan jam sudah menyisakan dua puluh menit untuk mereka berangkat. Namun sosok Jungkook sama sekali tidak muncul batang hidungnya.

Eun Bi mengendus kesal. "Menyusahkan sekali, sih." Memilih untuk meninggalkan tempat, dan berjalan ke arah lift menekan angka dua belas, berharap ia bisa menemukan lelaki itu segera dan bergegas meninggalkan Jepang.

Dari depan lorong, Apartemen milik Jungkook berada di sudut paling ujung nampak tidak tergerak sama sekali, membuat Eun Bi mempercepat langkahnya kemudian menekan pin dengan kata sandi yang sudah ia hapal di luar kepala, menemukan Apartemen milik lelaki itu kosong, jantung Eun Bi rasanya turun ke bawah. Ia kecewa teramat dalam, berlari menuju kamar milik lelaki itu-----atau sekarang milik mereka berdua. Bergegas membuka engsel berharap menemukan Jungkook di sana, namun nihil ia tidak menemukan keberadaan lelaki itu sama sekali.

Lututnya lemas bukan main, pikiran negatif mulai mengambang satu demi satu. Jungkook pembohong, penipu selalu terlontar di setiap makian yang ia keluarkan, bahkan seperti tidak terjadi apapun di antara mereka, lantas apa makna dari lelaki itu mengucapkan kata ambigu yang membuat Eun Bi kebinggungan setengah mati, yang ia tahu Jungkook hanyalah suka bersandiwara terhadap segala hal.

Namun kali ini, rasanya dada Eun Bi sesak bukan main. Bagaimana Jungkook meninggalkannya tanpa sepatah-kata sedikitpun, lalu bagaimana kehidupan Eun Bi seterusnya.

Gadis itu memilih untuk memasuki kamar mandi, yang tidak di kunci sama sekali. Gadis itu baru membuka setengah pintu, rasanya ada yang mengganjal. Lantaran ia hanya memasukan kepalanya ke dalam, melihat apa sesuatu yang mengganjal membuat pintu itu susah untuk di buka.

Matanya membulat seketika, menemukan Jungkook dengan pakaian yang sama, dengan tubuh basah sebagian. Tergeletak di dekat pintu, wajah lelaki itu pucat nampak tidak sadarkan diri. Buru-buru Eun Bi mencoba masuk tanpa menjepit lengan milik Jungkook yang menyentuh pintu. Tanggannya bergetar bukan main, saat menyentuh kulit wajah lelaki itu yang sudah mendingin.

"J-jung!" Eun Bi berteriak, sesekali menampar wajah lelaki itu berharap lelaki itu sadar. Namun dalam tepukan ketiga, hasilnya nihil lelaki itu tetap tidak sadar. Eun Bi teringat akan Moon Bin, buru-buru gadis itu mengambil benda persegi panjang di saku celana miliknya. Memulai panggilan, berharap lelaki di seberang sana segera menjawab.

"Halo?"

"Bin-a, J-jungkook pingsan. A-aku tidak tahu, B-bagaimana ini." Bibir Eun Bi bergetar takut, sesekali gadis itu melirik Jungkook masih dengan posisi yang sama.

"Sudah berapa lama?"

"T-tidak tahu, aku menemukan ia di kamar mandi dengan wajah pucat pasi dan mendingin. bisa kau cepat ke sini. Aku sangat butuh bantuanmu sekarang."

Restricted ✓Where stories live. Discover now