12 - Pertemuan Keluarga

1.1K 131 3
                                    

Tiga belas hari berlalu, sudah satu Minggu lebih Yerin maupun Eun Bi tidak mengabari satu sama lain. Biasanya Eun Bi yang berkata bosan dengan keluarganya akan mengatakan jika ia akan menginap di rumah milik Yerin, namun sepertinya seminggu belakangan ini Eun Bi tidak terlihat jejaknya sama sekali. Setelah makan siang di rumahnya saat itu, itu merupakan hari terakhir mereka bersama. Saat malamnya Eun Bi hanya mengirimkan pesan singkat kepada Yerin jika gadis itu bersedia mendengarkan seluruh keluh-kesah Yerin saat Yerin siap untuk bercerita.

Namun, saat ini rasanya perasaan Yerin sedang tidak enak. Banyak sekali pikiran buruk mendatanginya, hingga ia tidak terlalu fokus pada perkerjaanya. Terlebih memikirkan Eun Bi yang mungkin nekat melarikan diri dari rumah, dan lebih buruknya lagi menceburkan diri dari atas jembatan sungai Han. Oke, mungkin Yerin sudah terlalu buruk dalam berpikir. Namun ia menjadi rindu saat gadis itu merengek meminta masakkan Yerin, ataupun di bangunkan saat pagi jika ia tidak bangun dengan alaram miliknya. Atau bercerita sampai larut malam, menonton dan tidak mandi seharian. Tiba-tiba saja Yerin merindukan gadis setengah jiwanya lelaki itu.

Sudah telepon ke tiga, namun Eun Bi tidak mengangkat sama sekali. Yerin mengetuk layar ponselnya dua kali, memikirkan apa baiknya Yerin yang berkunjung di sana. Tidak perlu pikir panjang, gadis itu segera meraih mantel coklat miliknya kemudian menyambar kunci mobil yang tergeletak di atas televisi, berlari menuruni tangga menemui sang Ibu yang sekarang menatap ke arahnya penuh selidik. Dengan apron dan sumpit di tangganya Ibu Yerin bertanya. "Mau kemana?"

"Kerumah Eun Bi, gadis itu sangat sombong akhir-akhir ini tidak mau main lagi bersamaku." Kata Yerin kesal, membuat sang Ibu melepas apron miliknya. Mendekat ke arah Yerin dengan tatapan serius, membuat Yerin bertanya-tanya. Biasanya ibunya tidak pernah menatapnya seperti ini, terlebih jika tentang Eun Bi pasti Ibunya akan bertanya kenapa Eun Bi tidak datang, namun, sepertinya ia kurang memperhatikan keadaan akhir-akhir ini sebelum sang Ibu menyebutkan berberapa kalimat yang membuatnya membulat tidak percaya.

"Jangan berteman lagi dengan Eun Bi, dia gadis yang tidak benar."

"I-ibu kenapa bicara seperti itu?" Tanya Yerin sedikit kecewa, membuat sang Ibu menghembus nafas pelan. "Berberapa waktu yang lalu Ibunya menelepon ke sini, menanyakan Eun Bi ada di sini atau tidak. Gadis itu menghilang bersama pria yang membuatnya hamil."

"I-ibu." Yerin menatap tidak percaya, membuat Ibu mengusap bahu Yerin pelan. "Yerin, manusia itu beragam. Terlebih jika menyangkut hal yang sangat sensitif untuk di ceritakan, mau sedekat apapun hubunganmu. Tetap saja, seseorang punya ruang tersendiri untuk lukanya yang tidak harus di ketahui orang terdekatnya. Ada kalanya ia simpan, untuk dirinya sendiri. Dan beragam juga alasanya mungkin ia tidak ingin membebankan orang lain, ataupun yang lebih parah untuk menutupi rahasia yang bisa menghancurkan dirinya lebih dan lebih."

"Eun Bi tidak seperti itu Ibu, dan Ibu tidak seharusnya mendengar cerita dari mulut orang lain." Banyak Yerin tidak setuju, gadis itu masih saja mengelak. Bagaimana masalah berdatangan secara beruntun seperti ini, tanpa ia ketahui.

"Apa maksutmu, Ibunya orang lain bagimu? Bagaikan Ibu denganmu. Apakah Ibu bagaikan sosok yang lain bagimu Yerin?" Yerin menggeleng, tak terasa air matanya jatuh bergitu saja. "Bukan bergitu maksutku Ibu, Ibu tahu sendirikan jika Eun Bi itu orang yang selalu menyalahkan dirinya atas segala masalah yang ada. Eun Bi pergi ada alasan, semua rasa sakit juga punya alasan. Keluarganya bergitu jahat kepada Eun Bi, aku hanya mendengar Eun Bi mengeluh ingin mengakhiri diri, jika ia tidak sanggup menjalani hari demi hari. Semua masalah di bebankan kepanya, gadis itu sampai tidak tidur hanya untuk mencari nafkah agar keluarganya baik-baik saja, hidup dengan tenang tumbuh dengan sehat. Tapi kenapa Ibu menilainya begitu rendah karena mendengar cerita yang belum jelas asal-usulnya."

"Yerin, kenapa kau sering membantah seperti ini. Kau sudah kurang ajar kepada Ibu, apa Eun Bi yang mengajarimu berlaku seperti ini?" Dapat Yerin lihat jika Ibu menatapnya penuh rasa kecewa, sebenarnya Yerin tidak bermaksud seperti itu. Tetapi ini menyangkut soal sahabatnya, yang Yerin jelas lebih tahu masalahnya di banding sang Ibu. Yerin mengerti jika Ibu khawatir, tapi Yerin lebih khawatir lagi kepada Eun Bi yang mungkin benar-benar akan mengakhiri diri.

Restricted ✓Where stories live. Discover now