21 - Masa Lalu Jungkook

1.3K 157 25
                                    

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?"

Eun Bi menyilangkan tanganya di depan dada, menatap angkuh lawan bicaranya. Sesekali gadis itu melihat penampilan seseorang yang berada di hadapanya hanya menghela pelan----tidak habis pikir dengan sikap dingin Eun Bi yang sekarang masih saja menatapnya angkuh dan terlihat sangat tidak menyukai pertemuan yang ia buat.

"Apa kau selalu bersikap dingin seperti ini?" Tanya Eun Ha, gadis itu mendesis tidak percaya. Eun Bi mendengar itu hanya menaikan satu alisnya merasa sedikit tersinggung dengan perkataan gadis di hadapanya, menurutnya ini bukan hal yang harus di pertanyakan kendati sudah sifat alami manusia unruk mempunyai watak masing-masing, entah itu antagonis, protagonis, ataupun orang yang hanya suka menampakan raut sebaik mungkin agar bisa menarik hati seseorang. Mengambil kopi hitam di atas meja yang telah tinggal setengah, di sesapnya sesekali menatap ke arah luar jendela. "Apa kau selalu mempermasalahkan setiap watak seseorang?"

"Lagipula." Eun Bi meletakkan kembali cangkir yang sebelumnya ia sesap isinya. Melirik ke arah Eun Ha angkuh. "Aku hanya menepati janjiku untuk bertemu, apa etika milikku juga menjadi bahasan untukmu dalam pertemuan ini?"

Eun Ha menghela tidak percaya, malas sekali dengan sifat terlalu dingin milik Eun Bi. Ia juga tidak tahu kenapa Jungkook bisa mendapat gadis angkuh di hadapanya ini, mengingat ada satu hal yang ingin ia berikan kepada Eun Bi gadis itu menrongoh tas miliknya, mengeluarkan berberapa berkas-------sekitar tiga lembar halaman. Eun Ha mendudukanya di atas meja, membuat Eun Bi melirik ke arah kertas itu.

Jadwal kontrol terapi major depresive disorder (MDD

Eun Bi menarik kertas itu untuk berada di tangganya, jika saja tidak ada nama yang di tujukan di sana. Eun Bi memilih untuk masa bodo-----teringat akan percakapan antara Jungkook dan Eun Ha kemarin sore tentang jadwal kontrol. Melirik ke arah Eun Ha yang juga menatap ke arahnya. "Maksutmu Jungkook mengalami depresi? Dan ini jadwal untuk ia kontrol?"

Eun Ha mengganguk, menghela pelan. "Aku cukup terkejut ia ingin melakukan hal ini setelah aku paksa mati-matian berberapa tahun terakhir." Tersenyum miring ke arah Eun Bi. "Kau tahu kenapa ia ingin sekali sembuh?"

Eun Bi mengganguk dengan percaya diri, tertawa berberapa saat. "Karena Eun Hee bukan?"

Eun Ha menggeleng, membuat Eun Bi mengerutkan dahinya. Merasa binggung juga penasaran, Eun Ha melirik Eun Bi dari ujung rambut sampai kaki di mana gadis itu masih saja menatap dingin ke arahnya. Menghela nafas pelan, selagi tertawa yang sama sekali tidak lucu. "Aku binggung, kenapa Jungkook ingin melakukanya ketika kau datang di kehidupannya. Mengingat Eun Hee yang dulunya sangat berharga baginya bahkan tidak mampu membuat lelaki itu untuk menyembuhkan dirinya sendiri, tapi dengan mudahnya ia berkata ingin menyembuhkan dirinya sembari tersenyum ke arahmu."

Sungguh Eun Bi merasa bangga, jarang sekali seseorang ingin berubah karena dirinya. Terlebih ia yang selalu mencoba berubah menjadi terbaik di depan orang tuanya, ingin sekali Eun Bi bertanya hal apa yang membuat lelaki depresi sampai tidak mau di obati. Namun belum menjawab, Eun Ha lebih dulu membuka suara yang membuat sambungan cerita ia dengar sedikit demi sedikit muncul kepermukaan.

"Orang tuanya bercerai, setelah itu ia bertemu dengan Eun Hee dan menjadi saudara tiri. Hubungan mereka tidak baik, Jungkook terlalu terobsesi pada Eun Hee sampai pada tahap ia menghamili kakak tirinya sendiri." Eun Ha menjeda perkataanya, saat melihat raut milik Eun Bi yang mulai serius terbawa oleh arus pembicaraannya. Ia melihat tatapan itu, tatapan Jungkook saat lelaki itu menatap Eun Bi yang sedang tertidur ataupun tersenyum melihat presensi Eun Bi di sekitarnya sangat tulus, hangat dan penuh kasih sayang. Berbeda saat ia melihat Jungkook berada di sisi Eun Hee-------liar, egois dan obsesi yang meludak-ludak. "Aku yakin, sebelum ia mengenal Eun Hee. Perceraian yang di lakukan kedua orang tuanya sudah menggangu kesehatan mental miliknya, aku bisa merasakan semua itu-----mereka bercerai, meninggalkan, menghianati dan dengan mudahnya mendapatkan keluarga baru bersama kebahagian baru dengan taruhan melupakan kebahagian lalu."

Restricted ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang