20 - Calon Mertua

1.1K 126 4
                                    

Indra penghidunya mendadak terasa penuh dengan aroma lemon segar yang sekarang menusuknya terus menerus sampai pada si penidur terbangun dari tidur yang bisa di bilang tidak terlalu nyenyak, tenggorokannya kering bukan main, di buka matanya perlahan, menemukan sosok Eun Bi yang sekarang tengah membuka pintu jendela kamar lebar-lebar. Rambut gadis itu basah, nampak segar sehabis mandi. Wajahnya lembab, dan bibir merah itu nampak berkilau di kala gadis itu berbalik menemukan presensi Jungkook tengah menatapnya sesekali menggerakkan tangganya untuk menutupi wajahnya dari silau sinar mentari.

Tangan milik Eun Bi melesat pada dahi milik lelaki itu. Kemudian tersenyum, sembari membenarkan kembali letak kain yang sekarang merosot ke leher lelaki itu agak sedikit kering. "Sudah agak menurun." Jungkook melirik lagi Eun Bi yang hari ini kembali banyak tersenyum dari sebelumnya, lelaki itu binggung mendapati sikap gadis itu yang berubah total. Bertanya-tanya, apa ada sesuatu yang gadis itu rencanakan atau satu hal yang di lakukan gadis itu hanya kepura-puraan semata.

"Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Eun Bi, gadis itu berbalik menghadap Jungkook dengan tanggan yang penuh dengan semangkuk bubur dan susu putih, lelaki itu melihat sebentar menu yang di bawakan gadis itu. "Kau yang buat?"

Gadis itu memutar bola matanya malas. "Tidak, ibuku yang memasak. Moon Bin juga ke sini tadi sebentar, mengecek keadaanmu. Sepertinya kita harus kembali ke rumah sakit saat demammu sudah agak mendingan." Kemudian gadis itu sibuk menyendok bubur, dan mengarahkan ujung sendok yang penuh dengan bubur itu ke depan bibir kering milik Jungkook. Eun Bi menaikan satu alisnya untuk lelaki itu membuka mulutnya, tetapi Jungkook menggeleng. "Aku tidak nafsu makan."

"Setidaknya isilah perutmu sedikit, jangan mencari penyakit Jung." Eun Bi mengaduk-aduk buburnya, membuat Jungkook menghela pelan. Jujur saja, perubahan sikap Eun Bi dari semalam sangat membingungkan ya.

"Aku nampak menyedihkan bukan, oleh sebab itu kau bersikap seperti ini kepadaku? Kau aneh Bi-a." Eun Bi menghela pelan, kemudian membenarkan kembali letak kain yang menempel pada dahi milik lelaki itu yang sedikit bergeser. "Aku hanya melakukan apa yang kata hatiku inginkan, memang sedikit aneh. Tapi seperti inilah hatiku inginkan Jung, jadi simpan pikiranmu jika kau berpikir aku bersikap seperti ini hanya karena merasa kasihan kepadamu."

Lelaki itu menatap mata milik Eun Bi yang sekarang juga menatapnya. "Mataku tidak bergetar takut bukan, aku tidak berbohong, aku tulus." Kemudian Eun Bi menghentikan kontak mata lebih dulu, memilih untuk menyendok kembali bubur dan mengarahkannya pada bibir milik Jungkook yang masih saja bungkam. Eun Bi merasa lelah saat lelaki itu tak kunjung membuka mulutnya, Jungkook melihat itu menunjuk bibirnya. "Cium aku."

"Kau gila! Semalam kau sudah menciumiku sampai sesak nafas, kau lagi sakit, apa kau berniat menularkan sakitmu kepadaku?" Decak Eun Bi kesal, membuat Jungkook hanya terkekeh gemas kemudian membuka mulutnya dan dengan cepat Eun Bi memasukan sendok berisi bubur itu kedalam mulut milik Jungkook. Kemudian mengambil satu tangan milik Eun Bi yang menggangur, menggenggamnya sembari menyelipkan jemarinya pada ruas jari milik Eun Bi. Mengelus punggung tanganya lembut, sesekali tersenyum saat menatap Eun Bi yang kembali menyendokan bubur ke arah bibirnya. Sebelum memakannya kembali, lelaki itu lebih dulu berucap. "Terima kasih, telah mencoba mencintaiku. Bi-a."

***

"Berhenti di samping sini saja."

Moon Bin menurunkan kedua kakinya ke aspal, guna menyanggah beban motor saat ini sedang menepi di bahu jalan, Eun Bi memukul bahu miliknya dengan tidak sabaran di belakang sana. Gadis itu memilih untuk turun, sesekali melepaskan helm yang melekat kepada kepalanya, berkaca sebentar membenarkan anak-anak rambut yang menutupi dahi. Melirik ke arah Moon Bin selagi memegangi helm. "Terima Kasih tumpangannya."

Restricted ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu