02 | Cahaya

58 10 4
                                    

Biarkan aku menjadi cahaya kecil yang selalu menerangimu saat gelap tiba, aku hanya setitik cahaya yang tak akan pernah kau lihat, aku kecil dan tak terlihat. Tapi kau harus tahu aku akan selalu ada untukmu, walau kau akan mendapat cahaya yang lebih  terang dan bersinar suatu saat nanti.

***

Cuaca pagi ini sangat bersahabat. Yoora memulai paginya dengan senyum cerah yang terpancar dari raut wajahnya dan sinar matanya. Tak seperti biasanya

"Junho-ya"teriak yoora dari arah luar kamar. "Cepat bersiap dan sarapan" sambungnya lagi setelah itu pergi meninggalkan pintu kamar junho

Junhopun menyahut dari dalam kamar dengan nada berteriak "ya noona, aku akan segera kebawah"

Keadaan jauh lebih baik sekarang, tak ada lagi perdebatan tak ada lagi tekanan dari kedua orang tuanya. Ya yoora dan junho kini sudah mengambil jalan masing-masing dengan kedua orang tuanya, setelah beberapa bulan lalu Yoora lulus dan mendapat pekerjaan dia lebih memilih angkat kaki dari rumah yang di anggapnya sebagai neraka selama ini.

"Noona, kau tahu bibi choi kemarin datang kesini."ucap junho dari arah belakang

"Benarkah?, mau apa dia kemari?"

"Aku tak tahi, tapi tak seperti biasanya bibi choi datang berkunjung."

"Mungkin dia rindu padamu junho"

"Masa iya?, aku meragukan hal itu noona"

"Sudah jangan terlalu dipikirkan, sekarang cepat makan." ucap yoora menghentikan pembicaraan

"Jimin hyung, aku bertemu dengannya kemarin, tapi sepertinya dengan wanita yang berbeda" ucapan junho seketika membuat yoora tersedak

"Aku sudah tidak perduli lagi padanya, jangan bahas dia lagi dan cepat selesaikan sarapannya" ucap yoora yang di balas anggukan kepala dari junho

Flashback

"Yak! Park jimin!" ucap yoora dari arah belakang

"Kenapa? Ada apa lagi?" ucap jimin ketus

"Ayo putus"

Semua siswa yang menyaksikan terkejut dan saling berbisik

"Woah jinjja?, park jimin *dating dengan shin yoora" ucap salah satu siswa
(*kencan)

"Ya, aku sudah lama berkencan dengan si sialan ini" ucap yoora seraya menunjuk ke arah jimin

"Mwo? Kau bilang aku sialan?, ck dasar perempuan tak tahu malu."

"Yak! Park jimin, apa katamu? Aku tak punya malu?, bukankah kau yang tak punya malu hah?, dasar pecundang kelas kakap"

"Hey! Jalang sialan! Jaga bicaramu." ucap jimin kesal

"Aku? Jalang?, hah sayang sekali aku bukan jalang park jimin, sekarang aku mengerti kenapa kau mau berpacaran denganku, kau berharap bisa tidur denganku begitu bukan?, tapi sayangnya aku tak bisa di sentuh atau di bodohi olehmu." ucap yoora to the point

Jimin diam seribu bahasa "kau tahu park jimin, awalnya aku menyukaimu tulus, tapi semakin lama aku menjadi semakin muak dengan tingkahmu yang kasar dan arogan." ucap yoora menghampiri jimin

"Kau mau putus denganku?, yakin kau tak akan menyesal?"ucap jimin

"Kita lihat nanti siapa yang menyesal park jimin."

Yoora meninggalkan park jimin begitu saja tanpa menoleh ke belakang dan tanpa menggubris teriakan dari park jimin

"Yak! Shin Yoora, kau hebat bisa mempermalukan si brengsek itu"ucap junae

"Bagaimana tak bisa, aku sudah muak dengan sikapnya selama ini."

"Woah kau hebat, seperti ini dong, baru ini yoora yang aku kenal"

"Aku seperti ini karna junho masih membutuhkanku, mungkin kalau junho tidak ada, aku tidak akan kembali seperti Yoora yang kau kenal"

"Junho penyelamat segalanya, aku harus berterimakasih padanya" ucap Junae lantas pergi berlari meninggalkan Yoora sendiri

"Yak! Gong Junae" teriak Yoora seraya mengejar Junae

Flashback end

"Noona aku berangkat, sampai nanti" teriak junho dari arah luar

"Yak! Shin Junho, hati-hati jangan mengebut" teriak yoora seraya melambaikan tangannya

Sepeninggal Junho Yoora kembali masuk kedalam rumah dan mengecek beberapa bahan dapur

"Huh, sepertinya aku harus belanja beberapa bahan lagi." ucap Yoora seraya bersiap.

Beberapa jam berlalu, Yoora sudah selesai dengan Kegiatan berbelanjanya dan sekarang dia sudah berada dirumah untuk menyiapkan makan malam untuknya dan Junho

"Kenapa junho belum pulang, tak seperti biasanya" keluh Yoora

Yoora mencoba menyingkirkan beberapa fikiran buruknya yang tertuju untuk junho. Namun belum sempat dia menelpon junho dan menanyakan kabarnya, ponselnya sudah lebih dulu berdering.

"Ne yeoboseyo?"ucap yoora. "Ya betul saya kaka dari Shin Junho." , "apa? Rumah sakit?" , "maksudmu junho menjadi salah satu korban kecelakaan beruntun?" belum sempat seseorang di sebrang sana meneruskan pembicarannya, justru Yoora sudah menangis karena syok dan tak percaya.

"Junho-ya, kalau aku tahu tadi pagi adalah, pagi terakhir untuk kita, aku tak akan bersikap terlalu kasar padamu." ucap Yoora seraya menangis sejadi-jadinya.

"Kau menyuruhku untuk hidup lebih lama, dan memintaku untuk menjadi cahayamu, tapi nyatanya kau yang lebih dulu meninggalkanku." Ucap yoora masih dengan posisi yang sama

"Yak! Shin Yoora, apa kau di dalam?" teriak seorang pria dari arah luar."Shin Yoora! Ini aku Park Jimin, jawab aku kalau kau ada di dalam"

"Jimin" gumam Yoora

TBC

Light : Your My Lights
01-11-2019

LIGHT : Your My LightWhere stories live. Discover now