03 |Topeng

55 10 2
                                    

"Jimin" Gumam Yoora

Jimin dengan terpaksa mendobrak pintu rumah yoora, dia tahu bahwa yoora ada di dalam.

"Yak! Shin Yoora, apa kau baik-baik saja?, aku melihat berita dan tertulis nama adikmu disana." ucap jimin namun Yoora tak menggubrisnya

"Kemarin..." belum sempat jimin menyelesaikan ucapannya Yoora sudah terlebih dulu memotongnya

"Aku ingin kerumah sakit jim, kau bisa pulang setelah ini, terimakasih sudah mengkhawatirkanku."ucap yoora

Yoora bangkit dari posisinya dan melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Bisakah kau tak memasang tembok itu lagi?"ucap jimin tiba-tiba. "Tembok yang menjadi benteng untukmu, bisakah kau hancurkan itu secara perlahan, untukku Shin Yoora?." sambung jimin lagi

Yoora terpaku dan diam sejenak sebelum akhirnya menghembuskan napasnya dengan kasar dan berujar. "Aku tak pernah memasang tembok untuk siapapun park, pulanglah jika kau sudah selesai aku akan pergi kerumah sakit sekarang."

"Biar aku temani." ucap jimin

Yoora tak menjawab pertanyaan jimin dan lebih memilih Meninggalkan jimin di ruang tamu.

****

PLAK

Suara tamparan yang sangat keras menggema di sepanjang lorong rumah sakit. Ya siapa lagi kalau bukan Yoora dia menjadi korban tamparan ayahnya sendiri.

"Seharusnya aku tak mengizinkan Junho tinggal bersamamu, kau memang selalu membawa sial untuk keluarga kita!." teriak sang ayah murka

"Lihat sekarang Junho sudah tak berdaya di dalam sana, seharusnya kemarin aku menunggu Junho dan membawanya bersamaku." ucap bibi choi memanfaatkan suasana

"Cih! Topeng yang sangat bagus sialan!." Gumam Yoora dalam hati

"Bibi menyalahkanku juga?, jelas-jelas ini semua adalah kecelakaan, kenapa kalian semua menyalahkanku?." ucap Yoora tak terima

"Kecelakaan katamu! Kau yang menyebabkan semua kecelakaan ini, kau! Jika saja kau tidak bersama Junho, mungkin junho tak akan seperti ini." ucap sang ayah

"Seharusnya kau tahu ayah! Kenapa junho lebih memilih bersamaku ketimbang bersama orang tuanya sendiri, dia juga merasakan muak sama sepertiku, muak dengan perdebatan yang tak ada habisnya antara kau dan ibu!." ucap Yoora

"Dasar! Kau, anak tak tahu di untung" ucap sang ayah dengan satu tangannya yang mengantung di udara siap untuk menampar yoora kapan saja

"Apa? Kau mau menaparku?, tampar saja, tampar" ucap Yoora seraya menyodorkan pipinya dan menunjuk-nunjuk pipinya sendiri

Namun sang ayah mengurungkan niatnya dan lebih memilih mengepalkan tanganya sendiri

"Cih!, aku anggap kau menyalahkan semua ini padaku sebagai rasa bersalahmu dan juga sebagai penyesalan karena telah menelantarkan junho selama ini."ucap yoora sedikit angkuh.

"Dasar kau memang anak tak tahu di untung" ucap bibi Choi

"Dan untuk kau bibi Choi, aku muak dengan sikapmu yang selalu berubah-ubah kau saudaraku, tapi jika disaat seperti ini kau seperti musuhku kau seolah memakai topeng, baik sekejap dan juga jahat sekejap." ucap yoora seraya melihat kearah bibi choi

Tanpa Yoora sadari Jimin masih ada bersamanya saat ini.

Yoora merasakan tangannya di genggam oleh seseorang. Ya siapa lagi kalau bukan Jimin, Jimin menggenggam tangan Yoora dan mengajaknya pergi dari hadapan ayah dan bibinya tanpa berpamitan

"Yak! Kenapa kau membawaku kemari Park Jimin?" ucap yoora kesal

"Aku hanya ingin kau menenangkan fikiranmu, kau tahu Junho pasti melihatmu sekarang, dan dia pasti sangat sedih jika tahu kakanya terus bertengkar dengan ayahmu."

"Tapi ini semua bukan urusanmu park" ucap Yoora

"Ini akan menjadi urusanku sekarang Shin Yoora"

Yoora menaikan satu alisnya bingung. "Menjadi urusanmu?, kau bukan siapa-siapa ku lagi park, jadi jangan ikut campur dalam kehidupanku."

"Sepertinya memang kau tak pernah menyesal dulu mengakhiri hubungan kita."

"Jangan membawa masalah yang lalu park." ucap Yoora

"Tampaknya kau lebih suka memanggilku park ketimbang Jimin, aku suka itu." ucap jimin seraya tersenyum

"Jangan ngaco Park Jimin"

"Sepertinya disini aku yang menyesal ra, aku menyesal kenapa dulu aku selalu memperlakukanmu sesuka hatiku , banyak wanita yang aku temui dan aku dekati tapi tak ada rasa yang spesial saat aku mendekatimu dulu." ucap jimin

"Cukup jim" ucap Yoora seraya matap mata Jimin menelisik kebohongan dari setiap kalimat yang dia bicarakan, namun nihil Yoora tak menemukan kebohongan sedikitpun dari Jimin

"Bisakah kita memulai semua ini dari awal?, dan bisakah kau hancurkan tembok hatimu itu ra."ucap jimin

Yoora terdiam tubuhnya merasa kaku dan kakinya menjadi berat, Yoora terus menatap kearah Jimin, setelah itu dia tersenyum dan berujar. "aku tak pernah memasang tembok untuk siapapun, tapi maaf untuk permintaanmu yang kedua aku tidak bisa Jim."

Yoora meninggalkan Jimin yang masih terpaku pada tempatnya, disela langkah kakinya Yoora mendengar teriakan dari Jimin namun dia tidak menghiraukannya

"Aku akan membuatmu kembali padaku Shin Yoora, kau boleh menolakku sekarang. Tapi tidak dengan nanti" ucap jimin setengah berteriak.

Kau tahu ada beberapa hal yang kau harus kau ketahui dari orang terdekat, tentang ketulusan mereka berada di dekat kalian, berbagai macam orang akan berbeda sifat dan sikapnya, terkadang ada beberapa yang memang tulus, tapi ada diantara mereka yang memakai topeng, semua tidak sama dan sebagian orang akan memanipulasi keadaan untuk menarik simpatik dari banyak orang. Tuluslah dengan semua orang berbuat baiklah dengan semua orang, masalah mereka akan baik pada kita atau tidak itu urusan mereka.
-Shin Yoora-

Light : Your My Lights
02-11-2019

LIGHT : Your My LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang