Yaya Yah and The Seven BoBoiBoys

2K 91 10
                                    

"Yaya Yah and The Seven BoBoiBoys"

A BoBoiBoy collab-fanfiction by Fanlady, IntonPutri Ice Diamond, Adiaz Rue, and Syifa589 (it's me, before use penname as Cuzhae)

Disclaimer : BoBoiBoy © Monsta. Tidak ada keuntungan material apapun yang diambil dari fakfiksi ini.

Warning(s) : fantasy!AU, snow white!AU, Yaya x all elemental BoBoiBoy, kurcaci!elemental, super OOC. Terinspirasi dari film Snow White and The Seven Dwarves © Disney

Selamat membaca~!

.

.

.

Gadis berkerudung merah jambu terlihat tengah menyapu dengan begitu telaten. Rumah sederhana yang terbuat dari kayu dan di depannya ditanami berbagai bunga warna-warni cantik menjadi latar belakang sosoknya yang terlihat anggun. Sesekali bibirnya menyenandungkan nada-nada merdu, membuat para burung di pohon tak tahan untuk tak ikut berkicau bersamanya.

Sosok seorang bocah lelaki yang sedari tadi mengamatinya mengerutkan dahi dan berkata, "Nona Yaya tidak capek?"

Mendengar perkataan bocah tesebut, gadis yang dipanggil Yaya itu menghentikan kegiatan menyapunya sejenak dan tersenyum. "Tidak apa-apa. Aku hanya ingin melakukannya."

"Kenapa Nona terlihat begitu senang saat mengerjakan semua hal? Tidakkah Nona merasa lelah?" Kembali sosok mungil itu bertanya penuh rasa ingin tahu.

Yaya tersenyum lembut, menatap bocah manis di depannya dengan hangat. "Tentu saja aku tidak lelah. Aku justru menganggapnya hal yang menyenangkan."

"Huh?" Bocah itu melenguh, semakin bingung. "Senang? Bagaimana bersih-bersih bisa membuatmu senang? Apa kau terbiasa melakukan hal ini di rumahmu yang dulu, Nona Yaya?"

"Yah, tidak juga ..." Yaya bergumam setelah berpikir beberapa saat. "Aku hanya menyukainya karena dengan ini aku bisa merasa senang dan melepas sejenak masalah hidup," Yaya tersenyum, kemudian kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

"Bagaimana mungkin melakukan hal membosankan seperti ini membuatmu bisa melepas masalah?" sosok mungil itu mengerutkan kening tak mengerti.

Dihentikannya gerakan menyapunya, Yaya berkacak pinggang menatap sang bocah. "Membosankan? Dari mana kau tahu kegiatan ini membosankan?"

Bocah mungil itu membusungkan dada, terlihat teramat bangga. "Tentu saja aku tahu! Aku yang mengurus rumah! Aku membuat semuanya bersih, yang lain cuma meracau!" Pipi bocah itu mengembung, membuat Yaya tertawa.

"Daripada kau terus mengoceh, bagaimana kalau kau membantuku saja?" Kini Yaya menatap manik keemasan bocah tersebut. Terlihat sekali bagaimana ia sebenarnya lelah menjadi tumpuan diantara mereka semua.

"Bukankah tadi Nona bilang menyukainya? Kenapa tidak dikerjakan sendiri saja kalau begitu?" Sosok kecil itu tersenyum jahil. Manik emasnya menyipit saat ia memandang gadis merah jambu di hadapannya.

Dahi Yaya berkedut kesal. Sosok pendek di depannya ini terkadang bisa membuat dirinya naik darah. "Haduh... terserah Gempa saja kalau begitu. Tapi, jangan harap ada makanan enak nanti malam lho, ya."

"Eh? Kenapa begitu? Ba-baiklah, aku akan bantu! Kemarikan sapunya, Nona!"

Yaya terkikik, ia berikan sapu seukuran bocah itu kepadanya. "Bantu sampai bersih, ya?"

Bocah yang dipanggil Gempa itu mengangguk, walau sedikit menggerutu. Yaya mau tak mau tersenyum geli. Ia senang tentu saja, karena di sini semuanya selalu bersedia untuk membantunya. Walau tak semuanya melakukan dengan senang hati.

Finally, You Find Me!Where stories live. Discover now