Alasan [Api n Air]

538 31 1
                                    

Aku ada di sini. Mampu melihatmu, bahkan sering bercengkerama bersama. Bagiku ini adalah sesuatu yang menggembirakan. Namun, sebuah kenyataan menamparku keras. Kenyataan bahwa ... kau adalah arwah yang kesepian.

Tak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Misalnya sebuah kehidupan tetapi berbeda dimensi dengam kita. Sebagaimana Air percaya terhadap hal seperti itu. Awalnya dia tidak mengerti mengapa orang-orang melihatnya dalam pandangan aneh. Seperti berbicara sendiri, karena yang sebenarnya terjadi ialah Air tengah berbicara dengan Api, sahabat barunya. Air tidak tahu semua itu, sampai ia mengerti.

"Uhh ... Air, jangan diamin aku terus, dong!" rengek Api.

Air menoleh padanya, "Ada yang ingin kutanyakan, aku harap kaujawab dengan jujur."

Api mendengkus seraya memutar bola matanya malas. "Katakan saja."

"Apa benar ... kau itu adalah arwah? Lalu apa urusanmu di sini? Denganku?" tanya Airr pelan.

Oh, Api sudah menduganya. Karena cepat atau lambat Air pasti akan menyadarinya. Keganjilan-keganjilan terjadi pada dirinya.

"Benar. Aku pun tak tahu mengapa aku masih di sini, terjebak di dunia ini dan bahkan aku jadi arwah kesepian. Perlu kau tahu Air, beberapa kali aku berusaha untuk pergi ke Nirwana ...," Api menjeda sebentar kemudian menyambungnya, " ... seolah Nirwana menolakku. Pada saat aku bertemu denganmu, seolah ada yang berbisik kaulah jawabannya."

"Jadi maksudmu, kau di sini karena terikat olehku?"

"Bisa jadi. Tidak kah kau merasa aneh dengan wajah kita yang sama, terkadang aku berpikir kalau kita ini kembar. Konyol bukan?" ucap Api sendu. Dan coba bayangkan Api yang selalu bersikap kekanakan mampu berbicara seperti ini.

"Mungkin saja benar. Aku sering mencuri dengar bahwa aku mempunyai saudara kembar, karena aku kecelakaan yang mengakibatkan lupa ingatan ini, aku jadi ragu. Namun, karena kecelakaan itu pula aku bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain," jelas Air menambahkan.

"Hmm ... Ah! Sepertinya waktuku sudah habis. Aku harus pergi. Terima kasih telah menemaniku selama ini," pamit Api ketika tubuhnya sedikit demi sedikit mengabur menjadi serpihan cahaya.

"Sama-sama. Sampai juga lagi ... Kak Api," balas Air bersamaan dengan setetes air mata yang jatuh dan terbawa angin.

Finally, You Find Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang