SATU ( repost)

315K 7.2K 54
                                    

Akan di repost sampai tamat sekali lagi. Jangan sampai ketinggalan lagi hehehe

******

Maaf banyak typo !!!!

"Kamu sakit, Va? Wajahmu pucat sekali
"

Kata-kata diatas mengiang di pikiran seorang perempuan bertubuh mungil yang tengah menatap, dan meneliti setiap garis, dan gurat wajahnya yang baby face di depan cermin yang berada dalam toilet kantor tempatnya bekerja. Wajahnya mungil, dan menggemaskan dengan kedua bibir tipis yang terbelah menggoda . Tapi, kedua belah bibirnya yang tipis, terlihat pucat, dan kering saat ini. Padahal tadi pagi, sudah wanita itu olesi dengan lipstik warna merah secara tipis.

Bukan bibirnya saja yang terlihat pucat saat ini, wajahnya juga terlihat pucat pasih dengan keringat dingin yang membasahi hampir seluruh wajahnya, di keningnya yang paling banyak. Perutnya juga bergejolak melilit, seakan ingin muntah, mengeluarkan apapun yang ada di dalam perutnya, tapi sayang. Sudah ia coba berkali-kali memuntahkan nasi dengan telur mata sapi yang ia makan tadi pagi, tapi hanya lendir putih yang keluar dari mulutnya. Meninggalkan hawa tak sedap di langit-langit mulutnya, dan nafasnya juga terasa bau, membuat perempuan itu semakin lemas, dan terjatuh dengan perlahan diatas lantai.

Tubuhnya dengan susah payah mengesot untuk menyandar ke tembok. Berhasil, dengan nafas tersengal, dan keringat yang semakin banyak mengalir bahkan kini, bajunya terasa basah di bagian punggungnya, basah oleh keringatnya. Keringat dingin karena takut, dan rasa sakit yang tengah menikam raganya saat ini.

"Semoga tidak. Jangan dulu."bisik wanita itu lirih, kedua tangannya reflek memeluk erat perutnya yang rata setelah ia mengingat kesehatannya yang payah selama seminggu belakangan ini.

Mual, muntah, sakit kepala, ingin tidur terus bawaannya setiap pagi, bahkan setiap saat, ingin makan ini, dan itu. Seperti orang yang tengah hamil muda saja, dan sedang mengidam.

"Ku mohon, Tuhan. Jangan dulu. Kasihanilah aku. Ampuni aku. Jangan dulu, jangan dulu menghadirkan sosoknya di dalam diriku. Jangan dulu."lirihnya dengan kedua bibir yang bergetar kecil. Air mata tak mampu di bendung oleh wanita itu lagi. Air matanya meluncur dengan mulus bahkan jatuh membasahi lututnya.

Perempuan mungil itu duduk dengan memeluk kedua lututnya erat. Bahkan seluruh tubuhnya bergetar kecil. Menahan isakan kuat yang ingin pecah, tapi di tahannya sebisa mungkin. Ini area kantor. Tidak mungkin ia membuat kerusuhan dengan menangis membuat orang-orang bertanya-tanya kenapa ia menangis, dan mungkin akan marah padanya karena berisik menggangu orang-orang yang sedang fokus bekerja dengan jeritannya.

Dengan pelan, lemas, dan rasa takut yang mendominasi, wanita itu mengangkat pelan kepalanya, membawa tanga kirinya di atas lututnya.

Jantungnya berdetak dengan menggila di dalam sana. Kedua matanya di pejam erat sesaat sebelum ia melihat jam tangan hitam yang melingkar indah di pergelangan tangannya yang putih mulus.

Jam 9 lewat 10 menit.

Manik coklat terangnya melirik keatas wadah kecil yang sudah di isi olehnya testpack di sana. Sudah lima menit pas ia mencelupkan testpack di dalam air seninya.

Dengan pelan, takut-takut, dan jantung yang berdebar semakin menggila diiringi rasa sakit, dan sesak yang menyiksa di dalam sana, wanita itu bangkit dari dudukannya, dan meraih dengan tangan gemetar wadah kecil yang akan menentukan nasib hidup, dan hubungannya dengan sang kekasih.

"Ku mohon..."bisiknya tanpa suara.

Dengan kedua mata yang di pejam erat, wanita itu mengambil testpacknya, mendekapnya kuat di depan dada, berdoa dalam hati kecil, semoga, dan semoga belum ada sesosok janin yang tumbuh di dalam dirinya, rahimnya saat ini.

Prakk!

Sepertinya apa yang di harapkan, oleh wanita itu, tidak di kabulkan oleh Tuhannya. Testpack yang di pegangnya jatuh tergelatak di atas lantai.

Garis dua berwarna merah. Ya, testpack itu bergaris dua. Ia hamil.

Perlahan tapi pasti, kembali tubuh mungil itu terduduk dengan wajah yang semakin pucat pias di lantai.

Terngiang ucapan memelas sang kekasih dua bulan lalu pada dirinya.

Kita menikah tahun depan. Tapi kita main aman, ya. Jangan dulu hamil ya, Sayang.

Tbc !

03-12-2019-21:00

DIA ANAKKU! RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang