26

86.1K 4.3K 302
                                    


****

Cih, menjijikkam kamu Inne. Hatimu sangat lemah! Hardik Inne sinis pada dirinya sendiri.

Inne melirik kearah kedua telapak tangannya secara bergantian. Sial! Tangannya jadi kotor karena menyentuh lantai untuk tumpuan tubuhnya yang sedikit oleng tadi.

Dengan tatapan marah, marah pada hati, dan dirinya yang lemah. Inne bangkit dengan kasar dari dudukan menyedihkannya diatas lantai.

Najis Inne. Kamu mengotori bajumu, hanya karena kelakuan, dan kata-kata omong kosong laki-laki itu? Laki-laki sampah yang sudah membuat hidupmu yang hancur di masa lalu semakin hancur saat ini.

Inne melirik kearah buah yang sudah bungkus rapi oleh plastik, tergelatak menyedihkan, dan berhamburan di sekiatarnya.

"Buah untuk Sabira?"Sinis Inne, dan menendang marah buah-buah itu, membuat buah malang itu terlempar lumayan jauh darinya.

Padahal buah itu untuk dirinya, untuk Inne yang di pilih, dan di beli Athar setelah laki-laki memilih buah segar untuk Sabira.

Athar adil bukan?

Inne terlihat merogoh ponsel dalam sakunya. Bibirnya yang merah tipis menyunggingkan senyum misterius. Jari-jarinya dengan lincah, mengetik kata demi kata dalam layar andoroidnya.

Senyum  Inne semakin lebar di saat kata-kata demi kata yang ia tulis, dan rangkai sudah terkirim, dan di baca cepat oleh orang di seberang sana.

Bajingan

Transfer uang 1 M hari ini juga! Pukul 4 sore uang itu sudah harus ada dalam rekeningku. Kalau kamu tidak menstransfernya hari ini, anak yang aku kandung saat ini akan di ketahui oleh dunia, siapa ayah bejatnya. Terutama  kedua orang tuamu, dan Sabira yang akan aku  guncang, dan beritahu terlebih dahulu tentang anak ini!

Membaca penggalan kata yang berisi ancaman diatas. Orang di seberang sana, langsung mengetik, dan membalas cepat pesannya.

Inne mematikan ponselnya secepat mungkin. Akan Inne aktifkan ponselnya di saat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore di mana uang akan masuk atau tidak ke dalam rekeningnya.

Ancaman di atas bukan ancaman main-main. Inne butuh uang banyak untuk menyingkir jauh dari hidup Athar. Untuk membesarkan anaknya, untuk masa depan dirinya, dan masa depan cerah anaknya. Walau tanpa ada sosok suami yang berada di samping, dan hidupnya.

Cukup Inne, dan anaknya saja dengan kehidupan yang berkucupan.

Tidak salahkah, Inne? Karena sudah memeras Athar? Ayah anaknya untuk kehidupan baik, dan sejahetra anaknya di masa depan.

Apakah Inne berdosa?

Tbc !

Tripel up? Nunggu aja, insya Allah.
15 - 12- 2019 -10:40

DIA ANAKKU! RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang