31

87.1K 4.2K 174
                                    

Akbar menyeka darah yang masih keluar dari kedua lubang hidungnya. Kepalanya di dongakkan keatas berharap darah segar bisa segera berhenti keluar dari sana. Berhasil, walau sepenuhnya tidak berhenti sepenuhnya, tetapi setidaknya darah segar berwarna merah pekat itu sudah banyak berkurang di sana.

Inne yang ingin menolongnya, Akbar malah menghindar seakan takut untuk di sentuh Inne.

"Kita ke rumah sakit."Inne melangkah mendekat ingin meraih tubuh Akbar untuk di papahnya.

Tapi, Akbar menghindar, dan menggelengkan kepalanya kuat.

"Masuk ke dalam rumah, Mbak."desis Akbar dengan nada yang sangat dingin, membuat Inne membeku di tempatnya.

Seperti bukan Akbar yang ia lihat beberapa menit yang lalu. Akbar yang berdiri di depannya saat ini terlihat dingin, dan tak tersentuh.

Wajahnya terlihat menyeramkan. Lebih menyeramkan dari raut wajah Athar di saat Athar marah.

Inne menggelengkan kepalanya kuat. Tak sudi, nama laki-laki itu melintas di pikirannya. Laki-laki itu, Athar sudah berlalu tanpa kata setelah mulut kejinya mengeluarkan kata hina, dan tuduhan menjijikkan untuk dirinya.

Inne tak peduli apapun perkataan Athar pada dirinya. Hatinya sudah mati rasa untuk laki-laki itu.

"Masuk ke dalam! Jaga kandunganmu! Jaga kesehatanmu! Lupakan laki-laki bodoh, dan brengsek tadi! Anak yang kau kandung akan menjadi perisaimu! Yang memberi warna untuk hidupmu di masa depan!"Bentak Akbar kuat membuat Inne berjengkit kaget di tempatnya, menatap Akbar dengan tatapan shock, dan tak percaya.

"Kamu...?"Gumam Inne pelan. Telunjuknya menunjuk gemetar pada wajah merah, dan marah Akbar di depannya.

"Minta tambahan finansial untuk kehidupanmu, dan anakmu di laki-laki itu! Jangan menjadi wanita bodoh terus! Lalu pergi'lah sejauh mungkin dengan uang ayah anakmu."Ucap Akbar keras dengan kedua mata yang melotot marah.

Dan Akbar melangkah pergi tanpa pamit, meninggalkan Inne yang terlihat membeku di tempatnya.

Inne bertanya-tanya dalam hati.

Apakah ia bodoh? Hahah sepertinya ia sangat bodoh!

Kalau ia nggak bodoh! Sudah dari dulu ia menjauh dari laki-laki bajingan itu!

Dengan tawa getir, Inne mengambil ponselnya yang ada dalam tas kulit kecil anti air. Diman ponselnya berada di sana.

Ya, akan Inne lakukan apa yang Akbar teriakan pada dirinya tadi.

Inne akan menagih, dan meminta uang tambahan pada Athar. Memintanya sebanyak mungkin!

Menggertak agar Athar membawa, dan memberi uang itu besok ya, besok pada dirinya.

Besok malam, karena besok malam juga Inne akan meninggalkan dengan berat hati rumah kedua orang tuanya.

Setelah ia mendapatkan uang banyak dari Athar.

1 Miliar?

2 Miliiar?

3 Milliar?

Atau

5 Milliar?

Athar keluarganya kaya'kan?

"Terimah kasih, Akbar."Gumam Inne pelan, dan mengelus sayang peurtnya di balik bajunya yang bahkan sudah mengering dengan sendirinya saat ini.

Tbc !

20-12-2019-12:02

DIA ANAKKU! RepostWhere stories live. Discover now