DUA

155K 5.6K 27
                                    

"Selamat, anda hamil enam minggu. Janin ibu sehat, sangat sehat. Tapi, tetap harus hati-hati dalam beraktifitas ya, Bu. Makan makanan bergizi, dan teratur, dan  vitaminnya juga di minum, ya Bu."

Kata-kata  panjang seorang dokter parubaya tadi di atas, masih mengiang-ngiang di telinganya bahkan hati kecilnya saat ini.

Membuat seluruh saraf di tubuhnya lemah, bahkan untuk tetep membuka kedua matanya saat ini sulit untuk di lakukan Inne. Kepalanya terasa pusing bagai di tusuk-tusuk benda tajam,  tapi di tahan Inne sebisa mungkin.

Dan salah satu cara agar ia tetap  sadar, dan tak kehilangan kesadaran di pinggir jalan besar, Inne istrahat  dengan duduk  di atas trotoar bagai pengemis dengan kedua kaki yang selonjoran, dan kepala yang menunduk dalam untuk menghalau sinar matahari terik yang menusuk kulit wajah, dan menyilaukan kedua matanya.

Rambut panjang sebahunya yang tebal berwarna hitam, di tiup-tiup oleh angin yang berhembus dengan lumayan kencang siang ini. Membuat seluruh wajahnya hampir di tutupi oleh rambutnya, dan Inne  membiarkan rambut menutupi wajahnya. Ia lemas, sangat lemas saat ini. Sakit yang menyiksa masih menyerang kepala bagian belakanganya. Belum lagi rasa mual juga ikut  menyerang perut Inne saat ini.

Sudah puluhan pasang mata, mungkin,  yang menatap Inne dengan tatapan penasaran.  Tapi, enggan untuk sekedar menghentikan  laju kendaraan mereka lalu turun untuk sekedar bertanya tentang keadaan Inne, mereka hanya menatap sambil lalu, dan tak peduli. Paling cuman pengemis, tapi baju, sepatu, dan tas yang di pakai Inne saat ini tidak menggambarkan  kalau Inne adalah seorang pengemis.

Tapi, dari sekian puluhan atau mungkin ratusan kendaraan yang melaju melewati Inne, selama hampir enam menit Inne duduk dengan posisi menyedihkan seperti ini, ada satu mobil  keluaran terbaru berwarna silver  silau yang berhenti tepat di depan Inne.

Seorang laki-laki tinggi tegap, tanpa Inne sadari keluar dengan terburu dari dalam mobilnya, bahkan pintu mobil tak sempat di tutup oleh laki-laki itu.

Sepertinya laki-laki tinggi tegap itu, mengenali Inne. Dan Inne sedikit'pun belum menydari  kalau sudah ada seorang laki-laki tinggi tegap dengan setelan kerja  mahal yang membalut indah tubuh atletisnya, berdiri menjulang di depannya.

Raut wajahnya yang tampan, dan menawan terlihat merah. Sangat merah, seperti menahan amarah yang besar.

"Inne..."panggil laki-laki itu dengan suara beratnya.

Tapi, Inne sepertinya tidak mendengar panggilan laki-laki tersebut.

Kedua telinga Inne seakan tuli saat ini  bahkan kedua matanya seperti tidak bisa melihat dengan jelas, buram, karena Inne memejam begitu kuat, dan erat kedua matanya.

Rasa sakit di kepalanya semakin menyiksa dirinya. Bahkan perutnya juga ikut menyiksa dirinya, bukan hanya rasa mual saja yang di rasakan Inne saat ini, tapi rasa sakit bagai di tusuk jarum juga menyapa telak perutnya. Ah, ini pasti karena Inne tidak memakan sebutir nasi'pun sedari pagi. Hanya segelas air putih, dan satu lembar roti tawar yang di makan Inne, bahkan selembar roti tawar itu tidak di makan habis oleh Inne pagi tadi.

"Sakit..."lirih Ine dengan kedua tangan yang sudah menekan sedikit kuat perutnya.

Lirihan pelan Inne di dengar oleh laki-laki tinggi tegap itu, bahkan kedua tangan laki-laki itu kini terlihat mengepal erat, bahkan seluruh buku jari-jarinya memutih saat ini, saking keras, dan kuatnya laki-laki itu mengepal kedua tangannya. Menahan amarah. Amarah yang terlihat meluap-luap, tergambar jelas dari kedua sinar matanya yang bermanik hitam kelam.

Dengan elegan, laki-laki itu akhirnya menjongkok di depan Inne. Mengangkat dengan sedikit kasar dagu Inne dengan tangan kekar, dan lebarnya.

Shit! Benar, wanita yang ia lihat dari jarak 15 meter di dalam mobil tadi memang benar Inne. Rambut hitam sebahu lebat Inne, dan gestur belakang tubuh Inne sudah di hapal mati olehnya.

Apa yang terjadi dengan Inne? Bahkan kedua mata Inne masih memejam walau sudah ia rangkum dengan sedikit kuat dagu mungilnya.

"Inne...."desisnnya pelan, tepat di depan kedua bibir Inne yang terlihat bergetar kecil, sontak membuat Inne membuka kedua matanya kaget. Inne sangat mengenali suara dengan geraman tertahan yang baru saja menyapa indera pendengar.

Dan benar saja....suara itu adalah suara....

Tbc !

03-12-2019-22:04

DIA ANAKKU! RepostWhere stories live. Discover now