28

84.6K 4.1K 143
                                    

Aku lagi di luar kota, makanya absen upnya kemarin. Besok baru updte banyak2 krna hari ini pulang kampung😊

Happy reading!

Inne menegang, di saat Inne merasa ada seseorang yang tiba-tiba mendekap tubuhnya kuat dari belakang.

Dapat Inne rasakan juga. Tubuh seorang yang memiliki tubuh postur tinggi melebihi tingginya, bajunya juga  dalam keadaan basah. Sama seperti dirinya. Hujan'pun masih mengguyur bumi, dan membuat tubuhnya yang sudah basah kuyup semakin merasa dingin.

"Mbak Inne..."bisik suara itu lembut, dan pelan.

Inne sekali lagi menegang dengan tubuh semakin kaku di tempatnya,  dengan posisi tubuh masih di dekap kuat dari belakang oleh orang asing itu.

Ya, orang asing. Dari suaranya, Inne tidak menganalinya sama sekali. Tapi, barusan orang asing yang lancang memeluk tubuhnya dengan kuat, dan erat saat ini tau namanya. Dia memanggil namanya barusan. Mbak Ine...Inne nggak  salah dengar.

Kenapa dia bisa tau namanya?

"Siapa kamu?"desis Inne serak.

Bersamaan dengan terlepas tubuhhnya dari kukungan tangan yang lebih banyak tulang itu. Laki-laki yang mendekapnya sepertinya sangat kurus.

Inne mebalikkan tubuhnya cepat. Penasaran  dengan laki-laki yang memeluk tubuhnya  dengan lumayan kancang barusan.

Inne tidak dapat melihat wajahnya. Laki-laki itu sedang menjongkok untuk mengambil payung ukuran sedang yang berada tepat di depan kakinya.

Tapi, dari postur tubuh laki-laki itu. Sangat di kenali oleh Inne, sepertinya. Tubuhnya yang tinggi, kurus, dan baju yang di pakainya adalah baju yang pernah Inne lihat.

"Kamu yang menolongku dulu."pekik Inne senang.

Seakan rasa sedih tak pernah menyapa dirinya beberapa menit yang lalu. Ah, Inne tidak meneteskan air matanya untuk perlakuan Athar, dan Sabira tadi. Hanya sedikit rasa sesak yang melanda uluh hatinya, itu saja. Haram hukumnya, air matanya menetes untuk model laki-laki seperti Arhar lagi.

"Mbak..."Panggil laki-laki tinggi kurus itu lembut.

Inne tersenyum lebar, dan menubruk tubuh laki-laki itu dengan kuat.

"Terimah kasih banyak."Bisik Inne tulus dengan nada yang sangat lembut sekali.

Laki-laki tinggi kurus itu, dengan ragu membalas dengan takut-takut pelukan  erat, da  kuat Inne.

Laki-laki itu juga memberanikan dirinya, mengelus lembut penuh kasih puncak kepala Inne.

"Nanti Mbak kedinginan. Ayo kita pulang."bisik laki-laki asing itu lembut, dan mencoba melepaskan dengan lembut pelukannya dari tubuh Inne.

Inne melepaskan dengan berat hati pelukan mereka.

"Tidak ada taksi. Hujan masih mengguyur bumi dengan sangat deras."Ucap Inne sambil menghapus bulir-bulir air hujan yang menggangu pengelihatan, dan mulutnya karena kemasukan air.

"Ada...itu ada angkot. Angkot yang aku panggil untuk Mbak dengan sedikit paksaan, dan bayaran lebih."Laki-laki asing itu menunjuk kearah angkot warna biru yang supirnya sedang melambaikan tangannya saat ini kearah mereka.

"Terimah kasih..."bisik Inne terharu.

Laki-laki ini adalah orang asing. Kenapa baik sekali pada dirinya?

"Jangan berterimah kasih sama aku, Mbak."

"Aku minta maaf."lanjut laki-laki asing utu dengan nada lirih, dan bersalahnya.

Inne menatap bingung. Minta maaf untuk apa?

"Ayok, Mbak. Kasian calon anak mbak." Ucap laki-laki asing itu lagi dengan jari telunjuk yang bergetar hebat,  menunjuk kearah perut Inne.

Dari mana laki-laki asing ini tahu, pertama namanya?

Kedua, laki-laki asing ini juga tau perihal dirinya yang tengah berbadan dua saat ini.

Siapa dia?

Bingung Inne.

Tbc

Lanjut cepat? Wkw

15-12-2019-14:32

DIA ANAKKU! RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang