I | ANDROMEDA

3.9K 451 269
                                    


Peek a boo?
Pick your boo!

"Udah pasang GPS, kan?" Saya mengencangkan sabuk pengaman meskipun duduk di deret belakang.

"Udah kok nih." Navigasi ponselnya telah menunjukan titik koordinat destinasi.

"Yakin kamu mau nyetir?" Melihat tangan pemuda itu gemetaran hebat, saya jadi mencemaskan nyawa saya dan juga masa depan si kecil.

"Y-Ya-Yakin."

Helaan napas gusar mengudara lagi, entah sudah kali keberapa di pagi ini. "Daripada kita kenapa-kenapa, mending saya aja yang bawa mobil, oke?"

"T-Tapiㅡ"

Tanpa berbasa-basi, saya kontan pindah ke posisi supir. Namun supir sebelumnya enggan bergeser, sekalipun tatapan saya sudah gencar mengintimidasi. Biasanya dia langsung angkat tangan saat saya berubah ke mode garang.

"Daru,"

"S-Sebenernya, aku gak yakin kalo kita bisa bawa mobil ke sana ..."

"HAH?!" Lengkingan saya spontan membuat pemuda itu terpelonjak dari kursi. Si kecil sampai tertawa geli menyaksikannya, mungkin dia kira kami sedang bercanda.

"Gak bisa pakai mobil gimana maksud kamu?! Memangnya sejauh itu???"

"B-Bukan gitu ... cuman jalan masuknya aja yang agak sempit."

Sumpah, seumur hidup saya belum pernah frustasi sampai level ini.

"Yaudah kita coba aja dulu. Sekarang kamu pindah ke belakang, aku yang bawa."

Dia masih mematung di tempat sambil menatap saya ketakutan.

"BURUAN!"

"IYA IYA MAAF, NYONYA."

Mari kita anggap perkara satu ini selesai. Akan ada tiga-empat-bahkan puluhan masalah yang siap bertamu setelahnya. Tapi, mari kita stay chill dan jalani satu per satu.

Masih menjadi misteri tentang mengapa kehidupan 'baik' saya dari skala 100 tiba-tiba terjun bebas ke angka -100 dalam hitungan hari. Segala konspirasi semesta seolah disimpan sejak lama dan ditumpahkan secara serempak untuk mengecoh perjalanan mulus saya. Ya, memang hidup tidak selamanya akan baik-baik saja. Tapi bagaimana caranya saya bisa mengantisipasi 'jurang' di tengah jalan tol?

Analogi saya keren-keren, kan? MUAHAHAHA! Semuanya berkat koleksi literatur picisan di rak rahasia milik seseorangㅡyang telah meninggalkan saya. Mereka menjadi bacaan saya belakangan ini.

Saya memantau situasi dari pantulan spion tengah, ternyata dua mahluk menggemaskan di belakang sana sudah tertidur pulas setelah asyik bermain-main beberapa saat lalu.

Tanpa sadar saya tersenyum, well actually saya orangnya memang baik hati dan murah senyum, tapi 'senyum' ini hanya untuk mereka.

Kalian akan mengerti perbedaannya, ketika seseorang yang biasa menorehkan senyum untuk kita tiba-tiba pergi, 'senyum' itu pun akan dirampas bersamanya. Itulah kenapa, sekali tersakiti, kita tidak akan bisa tersenyum seperti dulu lagi.

Aih, ternyata saya bakat jadi pujangga.

Menurut GPS, kami sedikit lagi akan tiba di tujuan. Dan benar kata si pemuda, jalur yang harus kami lalui cukup sempit, tapi tentu saja saya tetap bisa melewatinya.

Tiada satu rintangan pun yang mampu menghalangi seorang Darla Naruwi. Camkan itu baik-baik, OKE?

"Ru, Daru, bangun deh. Dari sini kita harus kemana lagi??"

Beauty And The Boo [DAY6 Dowoon]Where stories live. Discover now