EPILOG

1.2K 210 161
                                    


Few years later ...

"Mama? Mama dimanaa?"

"Mama lagi pergi dulu sebentar ya, Dek. Adek udah makan belum?"

"Udah, Ma. Papa dimana, Ma??"

"Halo Dek~ udah kangen Papa yaaa?"

"Papa! Papa pergi juga???"

"Iya, Papa nganterin Mama. Besok kita pulang kok. Adek jangan nakal ya di rumah, okee?"

"Oke, Paaa!"

"Adek kiss bye dulu dong kiss bye."

"Muah! Ai lofyuuu."

"We love you too, sayaang."

Video call singkat itu berakhir, membuat si mama senyam-senyum. Padahal baru pergi sehari, tapi Daryan sudah membuatnya rindu.

Daryan di rumah bersama nenek dan kakeknya alias ayah dan bunda Daru.

Orang tua Yirena tidak kunjung ditemukan dan penyelidik telah menutup kasus terkait 2 tahun lalu. Maka secara hukum, Daru dan Darla sudah resmi mengadopsi Daryan sebagai anak mereka.

"Kamu mau minum apa? Cocktail? Mocktail?"

"Yang gak ada alkoholnya."

"Yakin?"

Daru terkekeh sambil kembali merangkul Darla, menyisipkan satu kecupan di pundak istrinya yang terekspos angin malam.

"Kamu mau nanti seret-seret aku sampai hotel? Gak, kan?"

"Siapa bilang aku bakal repot seret kamu? Gak lah." Darla hendak bangkit untuk memesan. "Aku tinggalin kamu di sini biar dimakan lobster."

"Auuw mama-mama cantik tapi kejam."

Dua gelas mocktail, purnama, deburan ombak, pasir halus, musik yang kian larut kian kalut temponya.

Sejak awal mereka sepakat untuk memilih lokasi bulan madu di sekitar pantai, sebab Darla pecinta sunrise dan sunset, sementara Daru pecinta istrinya, jadi dia nurut saja.

"Ru, dansa yuk?"

Daru yang sedang susah payah menyendok biji lemon di dalam minumannya langsung melotot.

"Dansa???"

"Itu tuh kayak mereka." Darla menunjuk pasangan-pasangan yang tengah berdansa mengikuti vibes live music yang menemani mereka.

Bersama hawa dingin menusuk, jemari kaki yang terpaksa diterpa basah, Darla mulai menari dari etika paling anggun hingga bikin malu ampun-ampun.

Jangan tanya berapa banyak orang di sana yang bersiul-siul melihat tingkah mereka berdua saking lucunya.

Sekalipun Daru sibuk sendiri menutupi wajahnya dan menutupi tubuh Darla dengan syal, tapi dia tetap setia menemani wanitanya sampai puas berdansa.

Tiba saatnya akustik nan romantis berkumandang, Daru akhirnya bisa bernapas tenang.

"Pulang yuk." Darla menenteng sandal pantainya dan menarik tangan sang partner. Namun bukannya diikuti, justru Darla ditarik kembali ke posisi semula dia berdiri.

Beauty And The Boo [DAY6 Dowoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang