Trial Run | 8

101 14 0
                                    

1 Hari kemudian...

Pagi ini Marlos, Anthony dan Reon sudah kembali bertugas. Pipa pembuangan yang bocor telah diatasi. Padahal, seharian penuh kemarin Reon berdoa agar pipa itu sulit di perbaiki sehingga mereka tidak perlu bertugas kembali. Agak konyol memang, apalagi mengingat aktivitas mereka kemarin. Seharian kemarin mereka tidak melakukan aktivitas berarti apapun kecuali bermain catur, karambol, kartu uno, dan monopoli. Bagaimana tidak, saat Reon mendatangi satpam penjaga laboratorium karena alasan bosan di dorm kontainer, mereka memberikan mainan-main itu untuk menghabiskan waktu menganggur. Beruntungnya sang satpam sangat pengertian.

Sedangkan, mengenai kejadian diikatnya 4 orang ditiang malam itu. Marlos, Anthony dan Reon mereka memutuskan untuk menyusup ke dalam laboratorium. Keganjilan yang diucapkan Anthony kemarin, berhasil membuat Marlos menekatkan diri untuk mengetahui lebih jauh tentang keanehan yang terjadi.

"Ah, bisa saja mereka memang terlihat baik-baik saja, tapi sebenarnya mereka terinfeksi dan orang-orang laborat ini semacam memastikan hal itu. Jika benar mereka terinfeksi, mereka akan berubah menjadi layaknya zombie yang diikat ditiang-tiang. Jika tidak, mereka akan tetap normal. Bukan begitu? Atau infeksi ini mungkin memiliki waktu tertentu sebelum efeknya menjadi semakin parah." Seru Reon menyangkal ide Anthony dan Marlos.

"Kau akan bergabung denganku kan, Marlos?" Meski ragu, Marlos tetap menganggukkan kepalanya dan membuat Reon kesal. Jika begini ia tidak mungkin tidak ikut.

***

"Jangan sampai setelah ini kau sengaja membuang ampas makanan ke saluran pembuangan." seru Pak Ron saat berpapasan dengan Marlos di gudang barang. Marlos menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya mengangguk takluk. Sedang Anthony dan Reon berusaha menahan tawanya. Hari ini kegiatan sudah kembali seperti semula. Marlos, Anthony dan Reon harus bertugas membersihkan sel lagi.

"Pak Ron," seru Anthony tiba-tiba. Pak Ron pun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Anthony.

"Bagaimana kondisi kelompok sel 6 sampai 10?" tanya Anthony yang membuat Pak Ron mengerutkan alisnya seolah menatap curiga.

"Maksud kami, bukankah orang-orang terjangkit itu dikelompokkan berdasar tenaga dan kekuatannya? Kami sudah cukup kewalahan menangani kelompok sel 5, mereka bertubuh gagah dan tenaganya kuat sekali." jelas Reon lalu tertawa ringan diakhir kalimatnya. Pak Ron pun mengangguk ringan sebelum menjawab,

"Yang pasti, mereka juga tidak mudah untuk dihadapi." setelahnya Pak Ron pun langsung pergi. Begitupun Marlos, Anthony dan Reon yang segera mengambil peralatan yang dibutuhkan, lalu berjalan menghampiri mimpi buruk mereka selama ini mereka alami.

***

Buk!

Tiga orang remaja laki-laki langsung membuat Reon jatuh tersungkur. Mereka bahkan membentur-benturkan kepalanya pada helm anti pecah Reon. Melihat itu, Anthony segera menarik salah satunya dan mendorongnya sekuat tenaga kedalam balok kaca. Begitupun untuk dua orang lainnya. Setelah semua beres, Marlos melangkahkan kakinya kedalam. Mengulurkan tangan kepada Reon yang masih terbaring di lantai. Bahkan helmya pun berembun.

"Thanks," seru Reon kemudian keluar untuk memberi Marlos mengerjakan tugasnya.

Membosankan sekali, selama tiga bulan mereka melakukan hal-hal serupa berulang-ulang. Bangun pagi, sarapan, membersihkan sel, makan siang, membersihkan sel, makan malam, tidur. Begitu seterusnya. Omong-omong, soal makan, Marlos, Anthony dan Reon masih harus memakan bubur khas panti jompo setiap sarapan. Beberapa laborat mengatakan jika bubur-bubur itu sudah dibuat sedemikian rupa dengan takaran gizi yang disesuaikan. Tujuannya untuk membuat badan lebih bertenaga. Padahal, menurut Marlos sendiri, jika mereka sarapan bubur, maka rasa lapar akan lebih cepat datang. Tapi, apa boleh buat, Mereka hanya bisa menerima tanpa bisa protes. Kabar baiknya, saat makan siang, makanan yang disediakan akan menjadi normal. Kari ayam, sup iga, salmon, dan masih banyak lagi. Terkadang baik Marlos, Anthony atau Reon lebih memilih tidak sarapan. Jadi, saat makan siang tiba, mereka akan meminta porsi lebih. Sedang untuk makan malam, akan selalu ada maid yang mengantar ke kontainer mereka. Menunya sederhana. Kadang hanya roti lapis atau daging sapi panggang. Kalau kurang kenyang, Marlos dan yang lain akan memilih makan sereal atau merebus mie instan.

Trial Run (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang