Trial Run | 10

83 14 0
                                    

Grizelle menyodorkan segelas air putih kepada Marlos. Ia memahami betul jika tenggorokan pria itu kering karena telah bercerita selama lebih dari 1 jam.

"Sejujurnya aku tidak terlalu yakin dengan vaksin yang kubuat ini. Semoga saja ini bekerja." ucap Grizelle yang membuat Anthony semakin menekan luka bekas suntikan dilengannya.

"Bagaimana kau bisa tau virus ini?" tanya Reon seraya menatap intens kearah Grizelle. Bagaimana tidak? ia baru saja bertemu gadis itu dan sekarang mengaku mengerti tentang virus yang bahkan penduduk lokal tidak tau jika laboratorium wilayah mereka berisi beratus-ratus manusia terjangkit.

"Virus ini berkembang setiap kelipatan 3 jam dari reaksi pertama, dan 15 menit lagi terhitung 3 jam dari awal kita terpapar virus melalui isi perut manusia terjangkit di bengkel Tuan Rogers tadi. Jadi kita akan segera mengetahui seberapa berpengaruh vaksin ini" ucap Grizelle mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan Reon.

"Itu sama sekali tidak menjawab pertanyaanku, nona." ucap Reon yang tanpa sengaja meninggikan nada bicaranya.

"Jika vaksin ini nantinya tidak bekerja, itu artinya kita memiliki waktu 6 jam untuk meramu vaksin selanjutnya sebelum perkembangan tahap dua virus ini, bukan begitu?" seru Marlos lagi-lagi membuat ucapan Reon mengambang di udara.

"Tepat sekali. Tapi aku tidak tau apa kita bisa melakukannya, sebab jika itu terjadi, maka kondisi kita akan sama seperti orang tadi. Kita akan kehilangan keseimbangan dan sulit untuk fokus. Aku tidak yakin bisa meramu kembali vaksin dengan kondisi seperti itu." jelas Grizelle.

"Jadi maksudmu, tahap awal virus ini tidak memberikan efek berarti, seperti yang kita alami sekarang, lalu di tahap kedua kita akan mirip seperti orang yang kami bawa tadi, kehilangan fokus dan sempoyongan. Lalu, bagaimana dengan tahap tiga? Ada berapa tahapan lagi hingga kita bisa menjadi zombie hidup seperti di sel yang diceritakan Marlos?" seru Anthony yang membuat Reon tanpa sengaja meneguk ludahnya keras-keras. Sungguh ia tidak mau berada di posisi ini. Yang sungguh ia inginkan hanyalah menyelesaikan tugas ini tanpa hambatan, bergabung dengan kemiliteran, dan menikahi pacarnya.

"Aku tidak tau pasti soal itu. Tapi, ada kemungkinan diantara kita ada yang tidak terjangkit, aku tidak terlalu paham bagaimana virus ini menular. Berdasar cerita Marlos, kontak langsung dengan orang terjangkit bisa jadi sangat berbahaya. Akan lebih baik bagi kita untuk saling menjaga jarak" timpal Grizelle. Anthony dan Reon saling bertatapan sebelum keduanya sama-sama menjauh, mengingat keduanya duduk berdampingan dengan bahu yang saling menempel.

"Oke, siapa disini yang mau makan mie instan?" tawar Grizelle seraya beranjak dari duduknya dan mengacungkan tangan.

Marlos, Anthony dan Tuan Rogers nampak langsung mengacungkan tanganya. Sedang Reon hanya menatapi keempat orang itu dengan mulut menganga.

"Kita tidak akan diizinkan memakan makanan seperti itu di markas kemiliteran." seru Reon menentang.

"Kita sedang tidak berada di markas kemiliteran," jawab Marlos.

"Turunkan tanganmu, Anthony!" sahut Reon menatap Anthony.

"Kalaupun setelah ini aku menjadi zombie, aku ingin menjadi zombie dengan perut kenyang." ucap Anthony.

***

Lima mangkuk mie instan tersaji hangat di meja, lengkap dengan secangkir kopi panas dengan krim diatasnya. Tuan Rogers menyeruput kopinya terburu-buru hingga membuat krim putih menempel pada kumis tebalnya. Sedangkan Marlos dan Anthony memilih menikmati mie instannya terlebih dahulu.

Di sisi lain, Reon menatap canggung kearah Grizelle yang menyodorkan semangkuk mie dan secangkir kopi kearahnya. Grizelle hanya menaikkan alisnya seolah berkata 'makan saja itu atau kau akan mati kelaparan', maka Reon pun tidak punya pilihan lain selain menarik mangkuk dihadapannya agar lebih dekat dan mulai memakan mie.

Trial Run (Hiatus)Where stories live. Discover now