Trial Run | 13

64 12 0
                                    

"Jadi maksudmu, itu adalah sebuah konspirasi. Begitu?" tanya Marlos dengan raut muka serius.

Sedangkan Grizelle, gadis itu masih mondar-mandir dengan alis bertaut. Berusaha menyusun segala teka-teki yang ada dikepalanya.

Seseorang yang mengaku agen FBI datang tiba-tiba dan mengatakan semua yang terlibat dengan virus ini adalah konspirasi yang dirancang Mariana dan Mariana belum meninggal. Tidak ada hal lain lagi yang membuat Grizelle berpikir sekeras ini. Semuanya menjadi abu-abu bagi Grizelle. Ia sangat percaya dengan Mariana. Namun ucapan Christof terdengar masuk akal. Apalagi dengan cerita Marlos belakangan ini.

"Tapi, bagaimana bisa kau mengenalku? Kenapa kau tau markasku? Kenapa kau tiba-tiba datang dan mengatakan soal konspirasi Mariana....." cerca Grizelle kalut.

"Ok, pelan-pelan, Aku tau ini terlalu mendadak, tapi aku benar-benar harus menemuimu secepatnya dan mengatakan hal ini. Aku tau kau adalah orang kepercayaan Mariana dan begitupun sebaliknya. Tapi, apa kau akan tetap membela Mariana jika ia terbukti menjadi dalang dibalik semua ini?" ucap Christof.

Grizelle menggelengkan kepalanya keras.

"Diam!" seru Marlos tiba-tiba yang membuat Grizelle menatapnya begitupun Christof. Terdengar beberapa gesekan semak diluar. Entah bagaimana, tapi Marlos yakin ada sesuatu diluar sana. Saat Christof dan Grizelle diam, suara itu pergi.

"Sebelum kami disini, apa kau berada disini?" tanya Marlos pada Christof.

"Apa? Tentu saja tidak. Aku baru sampai saat kalian, entahlah. Sibuk mencari sesuatu?" jawab Christof.

"Lalu? Ini apa?" seru Grizelle mengangkat tinggi-tinggi kertas bercap jejak kaki tadi.

Seolah mengerti, dengan sigap Christof mengeluarkan sebuah pistol dan bersiaga. Melihat itu, Grizelle langsung membuka salah satu laci dekatnya. Mengeluarkan pistol dan menodongkannya kearah luar.

Marlos pun bangkit dari duduknya dan berjalan keluar diikuti Grizelle dan Christof.

Keadaan diluar nampak gelap dan sepi. Tentu saja hari sudah malam, siapa juga yang akan datang malam-malam di tengah hutan. Namun, baru saja Marlos melangkahkan kaki beberapa kali, suara tembakan justru terdengar jelas. Sontak saja Marlos menunduk, sedangkan Christof dan Grizelle langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari dari mana asal tembakan itu.

Dorr!

Tembakan kedua terdengar, dan seolah waktu berjalan cepat, Grizelle, Marlos dan Christof sudah berlari-lari dihutan menghindari serangan yang tiba-tiba itu. Beberapa kali Christof membalas tembakan itu, sedang Grizelle berjalan didepan seraya menodongkan senjata membuka jalan.

Bunyi tembakan terus terdengar memekakkan telinga. Keringat Grizelle mulai bercucuran, entah karena ia lelah berlari atau ketakutan. Suara-suara itu mulai mengingatkannya pada kejadian 3 tahun yang lalu di lab. Tak urung membuat siluet rekan-rekan kerja labnya yang bersimbah darah menguar ke dalam ingatannya.

Tepat pada belokan terakhir, seorang pria berseragam serba hitam muncul seraya menodongkan senjata kearah Grizelle. Grizelle menguatkan pegangan pada pistol di tangannya. Namun, semakin dekat, tangannya semakin gemetar.

"Tembak dia, Griz!!" seru Marlos yang berlari di belakang Grizelle.

Grizelle mulai mengeluarkan air mata, ini akan menjadi pertama kalinya ia menembak seseorang. Ia akan membunuh seseorang. Grizelle memejamkan matanya dan memaksa jarinya untuk menekan pelatuknya. Namun gagal, jari-jarinya lemas, bahkan Grizelle nampak akan menjatuhkan tangannya menyerah.

Sebelum itu terjadi, Marlos sudah terlebih dahulu merengkuh Grizelle dari belakang dan mengangkat tangan Grizelle, mengarahkan pistol kearah seseorang berpakaian serba hitam itu dan menarik pelatuknya.

Trial Run (Hiatus)Where stories live. Discover now