Part 14. Crumpled Heart

997 191 109
                                    

Yang satu tanpa sengaja menyakiti, sedangkan lainnya melengkapi dengan senang hati menerima kesakitan itu.

❄❄❄

Situasi ruang kafe mendadak tegang, beberapa pengunjung pun sempat bertanya-tanya atas keributan yang sedang berlangsung. Tak terkecuali para pegawai Bitter & Sweet, mereka semua tercengang saat mendapati sosok mantan istri pemilik tempat itu. Bahkan Seoli sendiri mengira hubungan di masa lalu Hyungi itu telah usai, tapi kenyataan berkata lain.

Netra Hyungi tertancap pada seorang wanita bernama Lee Yewon yang namanya baru saja pria itu gumamkan tanpa sadar. Seolah tersihir tak berkedip saat langkah kecil sang mantan istri semakin mendekatinya lalu memeluk tubuh membeku tersebut.

"Oppa, kumohon ma-maafkan aku," lirih Yewon beserta isakan tangis pilunya, melingkarkan kedua tangan pada sisi pinggang Hyungi. "Ternyata pergi darimu adalah hal paling bodoh yang pernah aku lakukan. Ternyata sakit di di hatiku tak ada apa-apanya dibanding berada jauh darimu. Aku sangat menderita, Oppa."

Pria itu sempat menatap kosong pada langit-langit ruangan kafe, masih tidak percaya akan keberadaan wanita yang sempat ia cintai sepenuh hati itu kembali ke pelukannya. Tangan-tangan Hyungi pun mengepal kuat sampai bergetar kecil menahan semua gejolak dirinya sendiri, mati-matian menahan diri agar tak menyakiti wanita itu dengan melemparkan entakan kosong tangannya ke samping menjauhi tubuh Yewon. "Kau pikir aku tidak?"

"Hyungi Oppa, kau masih mencintaiku. Aku tahu itu...." Maka tak menunggu lama, pria itu menarik salah satu tangan Yewon lalu membawanya ke kamar pribadinya di lantai atas.

Mendadak Seoli merasakan lututnya lemas tak berdaya. Hampir saja ia terhantam menyerah pada gravitasi jika saja salah satu pegawainya luput menahan bahu-bahu miliknya. Wajah manis sederhana itu tak lagi dapat memancarkan keceriaan serta kehangatan, berubah seketika menyerupai arti namanya, sedingin embun salju. Setelah kedua orang tadi menghilang, sayup-sayup suasana kafe kembali normal tanpa adanya perhatian yang tersita pada adegan memuakkan menurut Seoli barusan.

"Aku akan pergi ke kafe mall sebentar. Tolong sampaikan Tuan Min, biar aku saja yang mengurus coffe truck pesanan untuk lokasi syuting besok siang di Itaewon." Seoli tersenyum miring, sedikit nyeri --- mungkin terasa sangat banyak sampai tak disadari, tapi bukan masalah untuknya sebab ini bukan kali pertama--- di dadanya saat menyadari sejak tadi Hyungi tak menganggapnya ada.

***

Beberapa hari setelahnya, Seoli selalu memilih datang subuh-subuh demi menyelesaikan kue-kuenya lalu beralih pada Bitter & Sweet di pusat perbelanjaan milik keluarga Min. Lagi-lagi gadis itu hanya bisa tersenyum getir saat mendapati tak ada satupun notifikasi dari tuannya. Tidakkah Min Hyungi sadar? Jika ia benar-benar beruntung memiliki si mahir dan cekatan Seoli sebagai manajer kafe yang kini sudah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan naik daun itu?

Gadis itu menatap sesaat pada anak tangga yang tersusun ke lantai atas, tapi tak cukup berani untuk menghampiri ruangan penuh privasi itu. Pikiran Seoli mengatakan kemungkinan besar ia akan memergoki pergumulan antara Hyungi dan wanitanya. Melarikan diri bersembunyi di back office ke cabang lainnya merupakan jalan terbaik sementara entah sampai kapan.

"Aku mau caramel coffee latte lima, cappucino lima cup dan devilish cake satu utuh berdiameter."

Di tengah kegiatan mencocokkan neraca kas, Seoli terganggu oleh suatu kegaduhan di arah meja bar. Telinganya masih berfungsi dengan baik menyadari jika pelanggan barusan tidak mau membayar atas semua pesanannya. Sedikit berang, ia tergesa menampakkan diri untuk melindungi karyawan yang wajahnya sudah memucat itu.

Snowy Miracle (✔) [PROSES PENERBITAN]Where stories live. Discover now