1

5.1K 340 88
                                    

-Jika kita sewaktu-waktu dapat mati dalam satu detik, kenapa tidak kulakukan?-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Jika kita sewaktu-waktu dapat mati dalam satu detik, kenapa tidak kulakukan?-

.



.



.

lagunya boleh diputer







Pernah rasanya terjebak dalam rantai kepalsuan dan kepura-puraan ?

Istilah ini umum. Membuat kita musti membiasakan diri dengan tameng palsu yang kita kenakan.

Bahkan dengan adanya sosok baru imajinasi ini, kita tidak mampu mengenali siapa jati diri kita yang sebenarnya.

Entah lebih nyaman tinggal dalam jiwa yang selalu berduka dan terpuruk, atau pada sosok lain yang memaksakan diri harus tersenyum.

Rasanya hidup, tapi tidak hidup. Dibilang mati pun rasanya kurang cocok karena napas masih melekat.

Kosong.

Yang dirasakan oleh Kim Taehyung.

Hari demi hari dihabiskan untuk bersedekam di balik kamar.

Meringkuk diri, membiarkan bantalnya basah oleh air mata.

Menyangkal kebodohannya dan segala peristiwa tragis tiga tahun lalu.

"Kim Seokjin."

Sepenggal petunjuk nama terakhir yang sempat terucap dari bibir biru mendiang istri dan anaknya.

Dan, sosok ini bukanlah penyelamat. Dia adalah orang yang merusak dan merampas kasihnya.

Sekali lagi kutekankan, hidup Taehyung yang sekarang hanyalah kemunafikan.

Membunuh. Benci. Dendam. Sesak. Perih. Hampa. Luka.

Tidak lebih dari itu.

.

.

.

Taehyung mengisi waktu siang di kedai ayam seoltang bersama adik sepupunya di Gwangju, Jung Hoseok.

Lelaki seumuran dengannya, yang bernasib apes. Gagal mengadu nasib di ibukota, uang modal pinjaman untuk berbisnis senilai 90 jt won ludes.

Usaha argo tiket Jung Hoseok pailit, kalah saing dengan yang senior. 

Berujung jadi preman kampung di kios belanja 6 bulan terakhir.

Kiss Then Kill | JinVWhere stories live. Discover now