{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.}
Jeritan pilu itu, tragedi pait, dan raungan melolong yang menghantuinya, sekalipun tidak akan pernah lolos dari ingatannya.
Malam itu, segala keb...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
terinspirasi dari lagu Solo BTS yang menurut aku luar biasa banget. EPIPHANY-Kim Seokjin.
.
.
.
"Kau tidak siap-siap dulu sebelum dia kesinj?" Hoseok kebagian tugas untuk mengemasi koper baju sepupunya.
Kim Taehyung masih memakai piyama tidur, berdiri lusuh menghadap jendela. Pandangnya sendu, menembus isi kaca yang buram.
Rasanya cepat sekali sampai tak berasa 3 hari terlewati begitu saja. Kini tiba bagi Taehyung untuk kembali ke Neraka itu.
Klakson mobil cardy Toyota Silver itu memasuki pekarangan keluarga Jung. Seperti yang diucapkannya, Seokjin akan menjemput di pukul 11 siang jelang istirahat kantor.
Seseorang menekan klakson berkali-kali.
Berharap penghuni rumah kayu itu lekas menunjukkan batang hidung.
Yang dikatai justru memilih tidak beranjak dan sibuk berbenah, apalagi membukakan pintunya.
Taehyung terdiam di bibir jendela, mengintai seberapa lama Seokjin akan menunggunya keluar.
Dering ponsel Taehyung berdering ribut di atas meja tivi yang sedang di-charger.
Hoseok mengecek, "Ck, pasti dia nih. Hah. hayoloh, dia nelpon kamu lagi Tae. Angkat gak?"
Rasa sedih yang merong-rong benak itu. Tidak ada lagi tangis marak yang keluar. Dalam waktu yang cukup lama, Taehyung kehilangan minat untuk menangis.
"Biarin aja. Tunggu sampai batinku siap, Seok." lirih Taehyung serak dan pelan sekali membuat siapapun yang mendengar ikut merasa sedih yang setara.
Hoseok membuang napas berat. Jika paham inj terlalu sulit bagi hati dan pikirannya, kenapa permainan peran ini masih dilanjutkan?
Akhir seperti apa lagi yang diharapkan oleh sepupunya setelah ketiban duka berat 3 tahun lalu?
Sampai detik ini, pikiran Taehyung tidak pernah bisa terbaca olehnya. Sifat bajik dan dewasa sang sepupu seakan banting setir. Hoseok bak mengenal dua orang dengan sisi berbeda di dalam satu tubuh Taehyung.
Mereka menderita dan saling tersiksa dalam pandangan Hoseok, si juru kunci.
Saat dimana Taehyung yang dipaksa mencintai musuhnya, dan Seokjin yang sebenarnya dicintai oleh pendendam.
