11

3.6K 243 158
                                    

lagu atas enak bgt didengerin pas malming..
bole diputer sambil baca


.




.
Malam itu benar-benar buruk. Setelah insiden CCTV itu ketahuan, Taehyung menghindari Seokjin. Kewaspadaan, resah sekaligus kecewa melebur jadi satu.

Perang dingin itu berlangsung beberapa hari. Sikap Taehyung masih saja dingin, membuat ranjang mereka pun membeku.

Setiap kali Seokjin mengajaknya bicara, lelaki itu menolak. Taehyung akan marah besar lalu memecahkan barang.

Lukanya belum sembuh.

Siapapun pasti akan merasa murka. Hal ini jelas membuktikan bahwa Seokjin pun tak jauh lebih baik, dia tak percaya bahkan memasang CCTV pengintai?

Oh, brengsek.

Mulut Taehyung bak pintu yang kehilangan kunci. Tertutup rapat dan tak bisa dibuka. Dia begitu kuat tutup mulut.
Seokjin menderita tentu saja. Ternyata cinta bisa menyiksanya seperti ini.

.

.

Taehyung ingin lekas tidur, matanya mengantuk ditambah kondisinya drop belakangan. Ada yang tak beres. Mungkin tertular demam tinggi Seokjin tempo hari.

Ditambah, selama masa pertengkaran ini Taehyung tidur di lantai semalaman tanpa alas. Wajar jika badannya jadi tak enak.

Mau tak mau, Taehyung harus tidur di ranjang kali ini. Berharap Seokjin sudah terlelap duluan, sayang harapannya tidak terkabul. Seokjin terjaga sambil menyatukan dua tangan di belakang kepala.

Tanpa suara, Taehyung berbaring di ranjang, menarik selimut lalu membelakangi Seokjin. Sepertinya Taehyung salah bila berharap Seokjin diam saja.

"Berdiam begini bukanlah solusi."

Suara deep Seokjin melolong di heningnya kamar.

Taehyung mengejang, sontak dia terbawa api. "Kau mau aku melakukan apa?"

"Selesaikan ini baik-baik."

"Selesaikan? Kau sudah menyutujui untuk bercerai sekarang?"

Giliran Seokjin yang emosi, nadanya tinggi. "Tidak membahas soal itu, Taehyung! Yang kubicarakan adalah inti pertengkaran ini."

"Kau masih bertanya? Jelas kau menguntitku dan aku sangat marah, Kim Seokjin-ssi!"

Bentakan itu sukses membungkam Seokjin.

"Soal itu,--" jedanya lambat, "Aku hanya penasaran akan aktivitas keseharianmu di rumah."

"Lihat.. lihat.. kau ini paling pintar bicara. Telingamu pasti berubah merah saat kau berbohong."

Sekejap diraba cuping telinganya, apa semerah itu sampai kelihatan?

"Ya. Kuakui itu. Kita berdua memang sama munafiknya, Taehyung." cerca Seokjin mencelos.

"Menikah pun karena dilandaskan satu misi, aku yang ingin menepati janji Soyeon sementara kau penuh dendam. Apa nanti kita bakalan masuk awards TV?" sarka Seokjin menerawang.

"Mwo?" taut Taehyung memanas.

"Apa kau siap mendengar kisah lamaku, Taehyung? Bersama Soyeon, tentang adikku dan juga putriku. Mungkin sedikit lama."

Detik itu.

Taehyung ditantang untuk mempersiapkan mental, menahan diri pada sejeret fakta tragis yang hendak menyapa.

Dia diseret paksa ke poros itu, dalam poros masa lalu. Tentang hal-hal yang tak harusnya ia ketahui.

Kejujuran itu seperti membuahkan luka. Dan kebohongan adalah penghibur duka yang ajaib.

Kiss Then Kill | JinVTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon