10

2.6K 238 104
                                    

Hidup di dunia ini tak berguna. Kesia-siaan belaka, umur panjang hanya jalur untuk menumpuk dosa.

Buat apa kita makan jika nanti merasa lapar?

Buat apa menyapu rumah jika musim gugur datang daun akan menyesaki halaman?

Buat apa mempercantik diri dengan operasi plastik, tanam benang kalau ujung-ujungnya akan menua?

Buat apa bertemu, kalau perpisahan itu nyata adanya?

Jika semua manusia berpikiran pendek begitu, apa artinya kita hidup? Buat apa harus meninggali tempat penuh dosa ini?

Mendingan membusuk sekalian!

Buat apa dilahirkan?

Sekali lagi. Untuk apa hidup tapi yang menunggu di garis finish adalah kematian?

Stigma mengenai ini relatable, sering terjadi dan menimpa siapapun.

Pikiran seperti ini sesat, tak boleh dibiarkan tertanam dalam hati.

Maka itu Kim Seokjin tumbuh sebagai pribadi sesat, dan tak bisa mengejar bahagianya sendiri.

Bahagia Seokjin itu adalah melihat orang mati di genggamannya, merasa berjasa.

Seolah jadi tangan kanan Tuhan untuk membantu para pengecut itu lolos dari kesulitan duniawi.

Semuanya kepura-puraan. Kim Seokjin tidak mencintai siapapun di dunia ini, dia hanya mencintai dirinya sendiri.

Mencintai obsesifnya, yakni melenyapkan orang.

'

.


.



.

"Ini hadiah darimu di hari ulang tahunku?" Seokjin membeku, undangan putih berplastik itu ada di genggaman.

Mencetak kaligrafi nama yang sangat indah sekaligus perih, Kim Taehyung dan Lee Soyeon.

"Kau betul akan menikahi lelaki lain, Soyeon?"

"Ya. Dengan begitulah kau bisa menepati janjimu padaku."

Seokjin berguncang, hati dan rasa yang ia punya dibanting, diremukkan lalu patah tanpa sisa yang bisa disusun kembali.

Diambit tangan kurus wanita itu menyentuh pipinya, "Soyeon-ah.. aku hanya meminta agar putri kita kelak tidak mengetahui identitas ayahnya yang pendosa ini. Bukan dengan cara bodoh seperti ini.."

Soyeon mengangguk satu kali, pertanda dia telah melepas jalinan cinta terlarang ini.

Dalam agamanya, jelas dia dilarang untuk mengasihi seorang pembunuh bahkan sampai mengandung.

Soyeon adalah satu-satunya orang yang mengetahui celah baik--buruknya seorang Kim Seokjin. Pendosa berjaya karena bekerja atas haramnya bau amis darah.

"Kim Taehyung. Mulai sekarang, dia yang akan menggantikan posisimu. Aku sudah bertemu dengannya, dia pria baik."

"Kau akan melepaskanku, Soyeon? Aku sudah berjanji bulan Juli adalah nama terakhir orang yang akan kubunuh. Tidak bisa kau menungguku?"

Soyeon tersenyum tipis. Senyuman yang menjawab segalanya. Senyum perih yang memilih hubungan itu kandas.

Setidaknya walau Soyeon dicap pendosa karena menyembunyikan kejahatan Seokjin, wanita itu lega. Dia berhasil menarik lelaki iblis itu lepas dari dunia gelap itu.

Meski harus mengorbankan cinta mereka sendiri.

.

.

Kiss Then Kill | JinVDonde viven las historias. Descúbrelo ahora