O5. Sungguh untuk Singgah

2.3K 384 245
                                    

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

MEGA KUNINGAN jam setengah sembilan malam.

Sunyi di satu sisi, namun di sisi lain terasa ramai mengingat beberapa kantor masih ada yang terjaga lantaran harus selalu online selama 24 jam. Jangan ditanya lagi deh ya, sebab sudah pasti jawabannya adalah kantor di mana Arutala mengabdikan status kebucinannya pada cuan. Istilah pagi jadi malam dan malam jadi siang benar-benar menjadi separuh kehidupan Arutala yang sampai detik ini masih nyaman hidup membujang.

Duduk rebah di atas bean bag dengan posisi menghadap jendela, tubuh yang lelah lantaran bekerja selama 8 jam sibuk menatap jauh di mana terpapar kota Jakarta yang perlahan tebarkan ketenangan. Kerlip lampu dari gedung pencakar langit melebur bersama hamparan bumantara yang sedikit keunguan. Ditambah lagu yang didengar sejak tiga puluh menit menjadi lullaby yang nyaris membuat ketiduran. Beruntung, sebuah tepuk halus di bahu datang dan Arutala buru-buru mengumpulkan kesadaran.

“Arutala...? Lo belum pulang?”

“Galah?” Arutala mengusap wajah yang kuyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Galah?” Arutala mengusap wajah yang kuyu. Sedikit kaget ketika disapa oleh sesosok pemuda yang selalu membuatnya ambyar itu. “Belom nih, gue lagi nunggu Bang Prasta.”

“Loh, emang dia duty hari ini?”

“Kemaren sih bilangnya tulib sama Bang Johny, makanya hari ini masuk S13.”

Galah mengangguk. Tanpa ragu menarik bean bag satunya lagi agar bisa duduk persis di samping Arutala. Memang saat kebagian duty malam, kondisi kantor termasuk launge tempat mereka habiskan waktu dengan duduk-santai-semi-rebah menjadi lebih sepi dan didominasi oleh karyawan berbatang.

Meski banyak beredar kabar jika saat malam akan terasa dua kali lipat lebih horor dan mencekam. Bagi Arutala yang cuek akibat terlanjur kecapean, launge pun menjadi kamar ketiga selain kostan Raskal untuk menumpang tidur minimal satu jam sebelum pulang. Ya, itu terjadi di zaman dulu ketika masih diberlakukan S16 yang berakhir setiap jam 1 pagi. Sehingga giliran Arutala kebagian duty, opsi tidur colongan lebih dipilih daripada harus menyiksa diri dengan memaksa pulang melawan angin dini hari.

[✔] Celah PeronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang