[✔] Celah Peron

11. Langkah Awal Pendekatan

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

“YANG, aku pulang dulu. Kamu jangan kelamaan nongkrongnya. Mendung tuh mau hujan.”

“Iyaaaaa, kamu juga hati-hati di jalan. Kabari aku kalo udah sampe, okay?”

“Sip, nanti aku video call kalo udah di kamar. Bye-bye Ayang Gatra gembulkuuu!”

“Bye-bye juga Ayang Mbeb aku yang gak kalah gembul!”

Tidak ada pemandangan paling menggelikan memang dari melihat dua bucin pamer kemesraan. Bahkan kantin kampus yang masih ramai mahasiswa makan atau jajan seperti berubah fungsi menjadi panggung di mana dua pemain sedang beradegan romantis super picisan.

Sampai rasanya Vernon dan Dean yang juga ada di sana—terpaksa menjadi saksi kebucinan sang sahabat, merasa malu dan ingin menyublim saja. Pada momen seperti ini, bukan lagi bicara perkara solidaritas, tapi etis atau tidaknya mereka pura-pura tidak mengenali Gatra yang heboh dengan tindak alaynya.

“Bang Enon, Didin malu banget. Orang-orang masih liatin ke sini gak sih?”

“Masih, Din. Yang tabah ya, gue juga aslinya malu banget, tapi gimana..., gue kudu kalem biar keliatan ganteng.”

“Kabur aja yuk?” Dean menatap Gatra yang masih melakukan kiss bye menggunakan jemarinya. “Aduh, dia yang berbuat, aku yang malu.”

“Jangan dulu. Lo lupa misi kita apaan? Walau Bang Gatra bucin gak ada obat, tapi dia juga lebih dari sekadar sahabat!”

Begitu sepeninggal Grahita yang sudah ditunggu ojol, benar saja wajah Gatra langsung kembali muram seperti sebelumnya. Hal itu yang membuat Vernon dan Dean memutuskan untuk membawa ke kantin dengan maksud bertanya. Namun, belum juga mendapat jawaban, kekasih bucin oknum Gatra Kanigara yang tiba-tiba datang merusak obrolan penting mereka. Yang anehnya, ekspresi si bongsor bagaikan tombol switch on dan off sebab langsung berubah detik itu juga.

Tentu bagi mereka menjadi sebuah pertanyaan besar, apalagi di sini Gatra sangat jarang bermuram durja. Ah, kecuali karena kasus yang terjadi beberapa waktu belakangan yang menyeretnya terlibat dengan admin Lentera Arutala.