33. Memulai Lembar Baru

1.4K 270 244
                                    

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

“KAK Aru datang ya, Mas? Akhirnya....”

Senyum Gatra terkembang ketika menemukan sebuket lili putih yang bersandar di nisan sepupunya. Masih terlihat segar meski warnanya sedikit kekuningan lantaran sudah lama terjemur, namun Gatra bisa menebak jika kunjungan Arutala tidak begitu jauh dari kunjungannya. Barangkali hari kemarin? Mengingat dalam sepekan ini, dia pun sudah datang ke makam Anda hampir tiga kali.

Entahlah, selalu ada kerinduan yang membuatnya lebih sering habiskan waktu dengan membersihkan rumput di sekitar nisan Anda maupun almarhum Ayahnya yang juga bersebelahan. Sejak kepergian sang sepupu, Gatra memang jauh lebih ikhlas malah mendapat dampak positif karena bisa dibilang dulu jarang sekali untuk nyekar ke makam Ayahnya. Tapi sekarang bisa lebih dari sekali dalam kurun waktu seminggu.

Gatra juga tidak mengerti, tapi sangat bersyukur karena bisa menjadi lebih terbuka. Terutama setiap membahas masalah kehidupan yang sedang dihadapinya. Tentang dunia perkuliahan, bahkan tentang perasaan untuk Arutala selalu Gatra curhatkan pada Anda. Setiap dia kebingungan bagaimana membawa si pemuda kucing agar bisa pulih seperti sedia kala, selalu ada nisan Anda yang secara sugesti berhasil membuat yakin dalam mengambil keputusan.

Dan dia pun bersyukur karena upaya menyelamatkan Arutala bisa dikatakan berhasil. Sebab tidak ada siapapun yang datang ke makam Anda sampai membawakan buket bunga, apalagi dihias sedemikian rupa. Sehingga Gatra yakin jika Arutala sudah mencoba berdamai dengan melepaskan duka yang membelenggunya. Ya, sudah pasti kemarin Arutala datang mengunjungi kekasih hatinya.

“Akhirnya ya, Mas. Kemarin gue sampe bingung gimana caranya biar Kak Aru bisa kembali semangat, tapi berkat lo ... setidaknya sekarang dia kembali seperti sedia kala. Lo pasti bahagia kan, Mas? Kalau lo ada di sini pasti langsung pamer sih sama gue. Sialan ah, gue bener-bener kangen berdebat sama elo. Di rumah jadi sepi sekarang, Mommy juga sibuk bikin salad buah. Dan lo harus tau, bisnis franchise pisang kekinian lo yang di BSD laku dong gara-gara gue iseng disuruh Budhe Dara buat bikinin menu baru. Terus dengan dadakannya gue dipaksa take over, katanya mereka gak bisa pulang pergi Jogja-Bintaro, jadi sekarang gue kecipratan bisnis lo. Ahelah, tanggungjawab dong Mas Anda! Gimane gue bisa fokus kuliah kalau begini ceritanyeeee?”

Meski bernada protesan, tapi sebetulnya Gatra merasa bahagia karena tau jika Joanda Semesta pasti akan menyemangatinya. Bahkan memuji kemampuan masak si sepupu yang selalu membuat takjub. Dari dulu soal talenta memang Gatra sudah diberkahi tangan dewa. Sebut dia bisa menggambar, bisa membuat kerajinan tangan, pandai memasak yang jelas enak, dan juga meracik kopi. Apapun yang tercipta dari tangan Gatra selalu bernilai lebih, namun sayangnya dalam beberapa waktu karena tuntutan untuk fokus kuliah malah membatasinya. Sehingga jika boleh dikatakan, sampai detik ini dia cukup terkejut harus dipaksa multifungsi mengurus banyak hal yang sudah Anda tinggalkan.

“Tapi anehnya Mommy gak cerewet lagi sih, Mas. Sejak lo gak ada, beliau jadi memberikan gue kebebasan mau fokus di mana. Kocak kan, giliran IPK gue di semester ini cakep dan mau fokus kuliah, segala dibebani tugas negara handle bisnis lo segala. Tapi, kasian Budhe sama Pakdhe di Jogja kalau harus pulang-pergi, toh mereka juga sama sibuknya. Jadi ya sudahlah ya, gue tantang diri gue biar gak jadi sampah masyarakat. Siapa tau gue juga bisa ajakin kencan Kak Aru ke tempat mahal. Malu banget gue tuh kalau inget-inget kisah dulu cuma bisa jajanin kopi starling yang harganye goceng doang. Kapan gue kaya rayanya sih, Mas? Apa gue nyari babi ngepet aja ya? Tapi emang sekarang babi ngepet masih laku?”

[✔] Celah PeronHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin