14. Seperti Rumah

1.6K 299 206
                                    

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

MATAHARI semakin meninggi, bahkan selimut yang membungkus tubuh sudah lama tersingkir sejak Shubuh tadi.

Mengabaikan dering alarm yang memekik lebih dari tiga kali, Gatra malah kembali meringkuk di kasur dan tenggelam dalam mimpi. Sama sekali tak terganggu dengan adanya bebunyian apapun itu hingga tak lama tubuh bongsor Gatra tiba-tiba bangkit persis prajurit perang yang rela mati ketika teringat jadwal hari ini adalah kelas pagi.

“ANJING, GUE TELAT!!”

Jelas terlambat. Kelas pagi bahkan dimulai pukul 8 sedangkan Gatra baru mengumpulkan nyawa dan berlarian heboh di kamar yang mana jam dinding menunjuk angka 7 dengan jarum panjang di angka 3. Sudahlah, mana sempat mengejar kereta jika biasanya Gatra sudah harus sampai di stasiun saat itu juga. Belum ritual mandi yang bisa habiskan waktu setengah jam sendiri. Belum pula perjalanan ke Pondok Ranji yang apabila ngebut pun belum tentu menghabiskan 10 menit durasi.

Tapi anehnya, Gatra masih saja berharap akan ada keajaiban dengan buru-buru membersihkan diri. Menyapa Mommy Yuri yang baru selesai masak di dapur kesayangannya. Jangan tanya ada di mana sosok Joanda Semesta, sudah pasti lebih dulu menjadi pemburu kereta. Karena memang mereka sekarang jarang berangkat bersama lantaran Gatra yang tak sanggup bangun sepagi sepupunya.

Ini saja tidak menyangka akan bangun kesiangan. Seolah penghuni rumah amnesia jika ada manusia bernama Gatra Kanigara yang sangat membutuhkan bantuan agar tidak tidur kebablasan.

“Pagi Gaga sayang. Nah loh, udah Mommy bangunin dari tadi padahal, tapi bilangnya lima menit terus. Kesiangan kan sekarang.”

“Kok aku gak denger suara Mommy sih? Jangan-jangan cuma bisik-bisik doang ya banguninnya?”

“Tidur kamu tuh kayak mayat ya. Tadinya kalo gak bangun juga mau Mommy siram pake air segayung. Tapi Mommy lupa, malah keasyikan masak. Eh, mending kita sarapan bareng yuk?”

Gatra manyun, bisa-bisanya diajak sarapan dulu dong sedangkan tadi saat mandi saja sampai lupa tak sempat sabunan saking paniknya.

Skip dulu deh sarapannya, mending Mommy siapin aku bekal aja. Ini udah bener-bener telat soalnya.”

“Oke deh anak ganteng. Mas Anda kasian ih gak sempet Mommy siapin bekal. Masih gelap udah berangkat aja.”

Iya deh ya, terserah Mas Anda aja pokoknya. Saat ini di kepala Gatra udah gak ada ruang lagi untuk memikirkan hal lain karena dipenuhi banyak instruksi sampai bingung hendak melakukan apa di waktu yang super terbatas. Saking terburu-buru, dia sembarang memilih tas. Tak peduli apakah buku yang ada di dalam masih ada hubungannya dengan mata kuliah hari ini. Fokus Gatra hanya satu, bagaimana caranya agar bisa sampai di stasiun dalam waktu tidak lebih dari 5 menit?

Terbang, kah? Teleportasi, kah? Atau dengan sekali bersin agar bisa sampai di depan gerbang kampusnya?

Ah, Kangkung suka ngelucu deh. Memang Gatra siapa? Iron Man? Mana ada, Cupu Man kali ya maksudnya.

[✔] Celah PeronWhere stories live. Discover now