Caution warning!
tag : adegan bawangJangan lupa sedia paseo sebelum banjir ya guys, bab ini masih ada sisa pedes dari bab sebelumnya.
Better persiapkan diri dan tempat ternyaman dulu. Bisa sambil nyemil kalau lapar pas dibaca siang-siang. Kalau bacanya pagi ya sambil sarapan, tapi kalau baca malem bisa peluk guling sambil nginget-nginet wajah Paduka Jeonghan yang tamvan xixixi
Ah, satu lagi, jangan lupa diputer ya lagu yang ada di media. Kalau ribet, bisa open sepotipai atau j00x lalu play & repeat Nadin Amizah - Mendarah.
Karena lagu itu akan jadi soundtrack untuk bab ini 😉
Happy reading!
__________🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
TIDAK pernah dalam seumur hidup, langkah kaki Arutala bisa seringan dan seleluasa ini. Di hari pertama setelah sebulan bersembunyi, setelah melalui perdebatan alot dan cukup panjang mengiris hati, akhirnya Arutala putuskan untuk mendatangi makam Anda.
Entah atas dorongan apa, tapi sejak Gatra yang selama tiga hari menemaninya, ada banyak pintu yang di awal tertutup rapat menjeblak terbuka. Membiarkan seberkas cahaya yang Arutala sebut dengan harapan mengisi hatinya. Luarbiasa memang, Gatra yang dengan sabar melapangkan juga meyakinkan keraguan berhasil menyelamatkannya. Arutala yang terlanjur pesimis bahkan hampir menyerah dengan hidup, seusai mendengar kalimat Gatra seperti diberikan seberkas harapan yang sudah lama dinantikannya. Akhirnya, Arutala pun kembali memercayai kalimat yang diucapkan manusia setelah beberapa waktu sebelumnya memusuhi mereka.
Betapa unik makhluk ciptaan Tuhan yang diberikan akal pikiran ini, padahal tidak mudah bagi Arutala kembali seperti sedia kala. Bahkan mungkin dia bisa berakhir menjadi pesakitan yang terus menyalahkan diri sendiri, tapi kedatangan Gatra berhasil mengangkat semangatnya. Hanya dengan kalimat sederhana yang mengatakan jika Joanda Semesta tidaklah pergi ke mana-mana, di mana kenangannya akan selalu hidup di dalam hati serta pikiran mereka. Yang membuat rumit justru Arutala karena meyakini jika perpisahan adalah akhir dari segalanya.
Termasuk keberanian yang sempat ciut, kini malah digantikan semangat yang berhasil mengisi hati Arutala untuk segera melihat tempat peristirahatan terakhir Anda. Bayangkan saja, sudah lebih dari satu bulan dia tidak melihat dunia luar, apalagi sepulang dari rumah sakit Arutala langsung mengunci diri di kamar, sudah pasti kunjungan untuk pertama kalinya terasa begitu berbeda. Karena Arutala sampai butuh waktu cukup lama untuk menguatkan mental berhadapan langsung dengan nisan kekasihnya.
Saking semangatnya, begitu Arutala memesan bunga di toko sengaja meminta agar buket disusun persis buket pengantin. Orang mana memang yang seniat Arutala sampai membawakan sebuket lili putih seperti hendak menghadiri acara pernikahan? Tapi, setelah mencari tau artinya, bunga lili putih ternyata melambangkan kemurnian dan kesucian. Semurni jiwa Anda yang sudah lebih dulu pergi meninggalkannya, sesuci ketulusan Anda saat mencintai Arutala.
YOU ARE READING
[✔] Celah Peron
Fanfiction[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘛𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘓𝘦𝘯𝘵𝘦𝘳𝘢 𝘈𝘳𝘶𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘯𝘦𝘵𝘳𝘢 𝘴𝘰𝘴𝘰𝘬 𝘱𝘦𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘤𝘰𝘬𝘦𝘭𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘰𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘦𝘵𝘢. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘎𝘢𝘵𝘳𝘢 𝘒𝘢𝘯𝘪𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪...